Sabtu, 22 Oktober 2011

PAKAR BICARA


TAK CUKUP HANYA JUALAN, JUALAN DAN JUALAN
Program wirausaha terutama wirausaha muda yang dicanangkan kembali oleh Presiden melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) awal Februari lalu, terus menggelinding. Tiap departemen terkait pemerintahan melalukan gerakan-gerakan yang mendukung kegiatan GKN ini.  Tak hanya dimotori oleh pemerintah, banyak pengusaha dan badan usaha milik swasta melakukan short course (kursus-kursus singkat) maupun seminar motivasi untuk men-support moral para calon wirausaha maupun wirausaha muda pemula agar memiliki semangat pantang menyerah dalam menjalankan usahanya.

Usaha mikro dan kecil kita hingga saat ini masih menghadapi permasalahan klasik seputar pemasaran, permodalan dan peningkatan SDM.  Mereka umumnya punya keberanian dan ide serta peluang, tetapi tidak memiliki kemampuan keuangan yang memadai. Mungkin, mereka sudah pernah menerima bantuan permodalan namun tetap masih merasa kurang, karena cash flow operasional tidak mencukupi untuk memenuhi pesanan. Bahkan banyak kasus tragis UMKM yang telah menikmati Kredit Tanpa Agunan (KTA) justru melakukan “KTA” alias Kredit Tanpa Angsuran. Kasus seperti ini cukup dilematis bagi pemberi modal dan UMKM itu sendiri. Pasalnya UMKM lain yang sudah dengan baik melakukan kewajibannya, juga terkena getahnya, kembali mendapatkan kesulitan.

Dimana sebenarnya letak permasalahannya sehingga KTA menjadi “KTA”? Selama inti permasalahannya tidak dicarikan solusinya, maka kendala klasik tersebut tak akan pernah habisnya.   Banyak UMKM yang belum mengerti dan paham, apalagi menemukan solusinya sendiri kenapa hal itu bisa mereka alami, sementara  di sisi lain mereka ingin usaha mereka berkembang dan maju.  Yang terjadi justru gali lubang yang satu dan menutup lubang lain. Demikian seterusnya hingga waktu mereka habis untuk melakukan proses tersebut, dan terhentak ketika menyadari bahwa waktu yang terlewati tidak mungkin akan diperoleh lagi.

Transaksi Keuangan
Permasalahan yang sering dihadapi, salah satunya adalah pengelolaan keuangan yang masih belum professional.  Contoh sederhana yang banyak ditemui, karena kurang disiplinnya pengusaha mikro dan kecil tersebut mencatat setiap transaksi keuangan yang mereka punya. Juga belum terpisahnya pencatatan tersebut dengan pengeluaran pribadi mereka sendiri. Mereka menganggap hal itu belum perlu dan masih bisa ditangani sendiri. Bahkan masih memandang bahwa catatan itu adalah sesuatu yang ribet, tidak praktis, buang-buang waktu dan biaya. Mereka ada yang berpandangan bahwa tanpa membuat itu semua, mereka sudah bisa maju dan berkembang.  Yang penting bagi mereka adalah jualan, jualan dan jualan dengan adanya penjualan sudah dapat uang dan bisa bayar bahan baku berarti sudah untung.  Permasalahan kembali akan terjadi jika secara tiba-tiba terjadi order yang tiba-tiba melebihi kapasitas yang biasa disediakan. Mereka perlu tambahan suntikan dana untuk membeli bahan baku dan lain sebagainya dan mereka harus meminjam dari pihak ketiga. 

Proses peminjaman dana dari pihak ketiga tidaklah semudah yang dibayangkan dan hampir semua pemberi pinjaman menuntut laporan keuangan.  Saat itulah kebanyakan dari mereka merasa terbebani dan kelimpungan.  Banyak yang merasa penjualan sudah bagus, tetapi kenapa keuangan mereka selalu kurang. Kenapa tidak ada uang kas yang mencukupi untuk operasional? Padahal sudah lebih dari 5 tahun berusaha, tetapi kok suasana masih sama seperti ketika mereka memulai usaha. Adapula yang melejit sukses hingga membuka beberapa cabang usaha dengan pesatnya, namun tak lebih dari 10 tahun berjalan, usahanya mengalami kesulitan, bahkan tak bisa dipertahankan. Tak hanya sampai di situ. Karena sesuatu hal banyak yang terpaksa harus menjual usaha beserta aset yang dimiliki, sementara tidak memiliki harga yang akurat berapa mereka harus menjual perusahaannya.

Intinya, betapa pentingnya pencatatan transaksi keuangan hingga menjadi sebuah laporan keuangan.  Jika usaha diibaratkan manusia, maka akuntansi sebagai proses pencatatan transaksi keuangan hingga terbentuknya laporan keuangan bahkan hasil analisa dari laporan keuangan tersebut sebagai rangka manusia.  Rangka manusia ada di setiap komponen badan manusia. Ada di dalam kepala, tangan, badan dan kaki.  Jika kepala manusia diibaratkan para komisaris dan top manajemen perusahaan, tangan sebagai bagian sales & marketing, kaki sebagai bagian operasional perusahaan dan badan manusia bagian HRD serta department keuangan dan akuntansi dalam perusahaan, maka boleh dikatakan bahwa proses transaksi keuangan tersebut ada dimana-mana.  Jika ini tidak dikelola dengan baik, maka badan manusia ini tidak akan dapat melakukan fungsinya secara  baik dan sempurna sehingga apa yang menjadi tujuan yang dimaksud masing-masing tidak dapat tercapai.

Proses pencatatan transaksi sehari-hari bagi perusahaan mikro dan kecil khususnya tidaklah terlalu sulit dilakukan.  Pembukuan sederhana bisa dilakukan untuk mendukung proses tersebut.  Catatan minimal yang dipunyai berupa buku kas dan bank, buku persediaan, buku catatan piutang dan hutang jika masih melakukan pembukuan  yang manual.  Dengan semakin majunya teknologi dan terjangkaunya alat-alat teknologi, proses manual tersebut bisa dimudahkan dengan computer. Bahkan usaha kecil yang sudah berkembang, bisa memanfaatkan komputer sistem.  Proses komputerisasi sudah sangat diperlukan di era Informasi Teknologi dewasa ini dan sudah menjadi kebutuhan pokok jika UMKM mau bertahan dan memenangkan kompetisi. 

Dengan mulai berbenah dalam pengelolaan keuangan, UMKM bisa lebih mengontrol penggunaan dana secara efektif dan efisien sehingga kebutuhan akan permodalan benar-benar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan dan kemajuan perusahaan, serta kesempatan dan peluang perusahaan untuk berkembang baik secara kualitas maupun kuantitas bisa dicapai.  Catatan laporan keuangan selain bermanfaat bagi pihak ketiga, bermanfaat juga bagi pemilik usaha sebagai bahan evaluasi untuk usaha mereka ke depan.

  Apakah perlu efisiensi? Biaya apa saja yang bisa diefisienkan? Apakah perlu peningkatan produksi? Berapa besar kapasistas produksi yang bisa sanggup dikerjakan? Berapa besar persediaan bahan baku yang mestinya tersimpan begitu juga apakah persediaan barang jadi terlalu banyak menumpuk sehingga perputaran arus kas jadi terganggu dan sebagainya.  Laporan Keuangan berupa laporan neraca, laporan laba rugi usaha akan memberikan gambaran umum perusahaan. Jika diibaratkan kita berada di tengah hutan belantara, maka dengan laporan keuangan akan memudahkan kita menuju jalan mana yang akan kita tempuh untuk melewati, sehingga kita bisa mencapai sasaran usaha yang dituju. Dengan terstrukturnya pengelolaan keuangan perusahaan, akan semakin mudah pula bagi pihak ketiga yang terkait dengan permodalan maupun berinvestasi.


TIPS Pengelolaan Keuangan Sederhana bagi UMKM :

1.    Pisahkan penggunaan keuangan perusahaan dengan penggunaan keuangan pribadi.
2.    Buatlah catatan setiap transaksi keuangan yang berhubungan dengan usaha dalam sebuah BUKU KAS untuk transaksi bukan kredit.
3.    Buatlah catatan setiap transaksi keuangan yang berhubungan dengan tagihan dalam BUKU PIUTANG untuk tagihan yang belum tertagih.
4.    Buatlah catatan setiap transaksi keuangan yang berhubungan dengan pembelian secara kredit dalam BUKU HUTANG
5.    Buatlah catatan atas PERSEDIAAN baik bahan baku, barang proses maupun barang jadi siap jual untuk menghindari kelebihan persediaan, yang dapat mengganggu arus perputaran kas untuk operasional.
6.    Pencatatan menggunakan komputer akan lebih memudahkan apalagi menggunakan Microsoft Excel
7.    Manfaatkan pemrograman dengan sistem komputer yang sederhana untuk menghasilkan laporan keuangan.
8.    Ikuti seminar/kursus-kursus singkat yang ada untuk lebih memahami laporan keuangan usaha.
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA