Perempuan khususnya perempuan bali, memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan. Perempuan bukan hanya berperan dalam ranah domestik, dalam perekonomian keluarga pun, perempuan memiliki peranan yang tak kalah penting. Melalui berbagai usaha yang dilakukan di samping tugas pokok sebagai ibu rumah tangga, mereka berusaha membantu perekonomian keluarga.
Sayangnya meski perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian keluarga, mereka kerap kali tidak memiliki cukup akses terutama pada modal. Usaha perempuan ini kebanyakan hanya menggunakan modal seadanya, meski usaha mereka ternyata memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang. Dampaknya tentu sudah bisa ditebak, usaha yang dimiliki kaum perempuan menjadi sulit untuk berkembang.
Kondisi ini sejatinya telah menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya oleh Koperasi Serba Usaha Srikandi, Ubung, yang beralamat di Banjar Sedana Merta, Ubung, Denpasar Utara. Dengan harapan bisa lebih membantu usaha kaum perempuan, mereka memberikan perhatian khusus pada usaha-usaha yang digeluti kaum perempuan. Bahkan sampai saat ini dari 50 orang yang menjadi anggota dari koperasi ini, sementara anggota laki-laki hanya ada 2 orang.
Luh Putu Wardani, SE., ketua sekaligus salah satu pendiri KSU Srikandi, Ubung, menceritakan pembentukan KSU Srikandi yang berawal dari bincang-bincang bersama rekan-rekan sesama perempuan. Sebagai sesama perempuan mereka merasakan kesulitanyang dihadapi yang dihadapi perempuan. Di samping memiliki tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, para perempuan khususnya perempuan bali juga bertanggung jawab terhadap perekonomian keluarga.
"Awalnya kami ingin membentuk Koperasi Perempuan (Kopwan), hanya saja karena ada beberapa pertimbangan, akhirnya koperasi ini menjadi koperasi serba usaha. Harapannya agar lebih banyak unit usaha yang bisa dibentuk nantinya. Meski tak berbentuk koperasi perempuan, koperasi ini tetap memiliki perhatian pada UMKM yang dilakoni kaum perempuan," ujarnya.
Jika kebanyakan koperasi dibentuk karena terpikat dengan berbagai bantuan dari pemerintah, hal berbeda justru terjadi pada KSU Srikandi, Ubung. Dari awal berdiri, koperasi ini hanya mengandalkan modal yang berasal dari anggota. Hanya saja hal ini justru membuat para pengurus dan staf dari koperasi yang baru mendapat badan hukum pada Juli 2011 bekerja lebih keras untuk bekerja.
Wardani menuturkan, sejatinya perempuan dengan berbagai usaha yang dilakukannya memiliki peranan besar dalam perekonomian keluarga. Hal ini tentu akan berdampak luas karena perekonomian keluarga yang bergerak, secara otomatis akan menggerakkan perekonomian masyarakat. Hanya saja sayangnya usaha kaum perempuan yang kebanyakan hanya dikerjakan sebagai usaha sampingan, tak mendapat perhatian apalagi bantuan modal yang memadai.
"Meski tak nampak dengan jelas, diakui atau tidak berbagai usaha yang dilakukan perempuan dalam keluarga memberikan sumbangan yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat. Karena inilah kami ingin memberikan perhatian yang lebih terhadap UMKM khusunya yang dilakoni oleh kaum perempuan. Kami ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa bahkan bisa lebih dari laki-laki.
Sulit Tumbuhkan Kepercayaan
Sejak awal beroperasi pada Januari 2011, KSU Srikandi Ubung mulai menunjukkan perkembangan. Jika di awal pendirian koperasi ini hanya beranggotakan 30 orang, saat ini anggotanya telah bertambah menjadi 50 orang. Diakui penambahan jumlah anggota ini memang tidak terjadi dengan cepat. Hanya saja penambahan jumlah anggota ini telah menunjukkan bahwa kehadiran KSU Srinadi bisa diterima masyarakat.
Wardani mengakui mengembangkan sebuah koperasi untuk menjadi besar bukanlah perkara mudah. Diperlukan kerja ekstra dari semua pihak yang terlibat di dalamnya. Terlebih setelah semua yang terjadi di masyarakat, koperasi seringkali terlihat hanya sebagai sebuah usaha yang dilakukan secara asal-asalan dengan tujuan mengejar bantuan dari pemerintah. Banyak koperasi yang macet dan akhirnya tak jelas juntrungnya.
"Mengajak orang untuk menjadi anggota koperasi saat ini bukanlah hal yang mudah. Banyak masyarakat yang takut menjadi anggota koperasi. Ini karena masyarakat seringkali melihat ada koperasi yang buka, tapi hanya sampai beberapa lama sudah tutup. Dana yang mereka simpan nasibnya tidak jelas. Akibatnya mereka takut sedikit dana yang mereka dapatkan dengan bekerja keras, menjadi tak tentu nasibnya," ungkap Wardani.
Diceritakan, sebagian besar anggota koperasi ini merupakan perempuan yang menjadi pedagang di pasar, penjahit dan juga pembuat makanan kecil seperti kerupuk ayam yang berada di seputaran Ubung. Mereka memiliki usaha skala rumahan dengan modal yang sangat terbatas. Inilah yang membuat usaha mereka menjadi sangat sulit untuk berkembang.
Bahkan tak jarang modal usaha mereka habis digunakan untuk membiayai keperluan rumah tangga. Terlebih setelah hari raya, para perempuan ini seringkali menggunakan semua uang yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Akibatnya mereka bisa berhenti berusaha.
"Kami memberikan modal pada para perempuan dengan harapan volume usaha mereka bisa meningkat, sehingga keuntungan yang mereka dapat bisa lebih besar. Setelah meminjam uang, mereka setiap hari menabung. Tabungan inilah yang kemudian digunakan untuk mencicil pinjaman. Jadi mereka bisa membayar pinjaman modal dan tidak terjadi kredit macet," tuturnya.
Wardani mengungkapkan di samping ingin memberikan bantuan modal kepada para perempuan pelaku UKM, sejatinya KSU Srikandi Ubung berniat memberikan pelatihan pengembangan usaha kepada para perempuan ini. Hanya saja sampai saat mereka masih terkendala waktu.
Seperti lembaga keuangan lainnya, KSU Srikandi Ubung juga mengalami masalah seperti kredit macet. Untuk mengahadapi hal ini, Wardani yang sebelumnya bekerja di bagian kredit salah satu koperasi membagi rahasianya. "Kami melakukan pendekatan secara personal kepada anggota, baik yang rajin menabung ataupun yang memiliki kredit bermasalah. Memang saat meminjam mereka sering minta cepat-cepat, tapi giliran membayar sulit. Tetapi untungnya sampai saat ini belum ada benar-benar macet di sini. Mereka selalu berupaya untuk membayar."(ayu)