Sabtu, 24 Desember 2011

Luh Putu Wardani SE BERMODAL PERCAYA (Edisi 12)

Selama ini perempuan kerapkali hanya dipandang sebelah mata. Terlebih para perempuan yang tak memiliki penghasilan, sehingga harus bergantung pada suami secara ekonomi. Padahal jika dilihat apa yang menjadi tanggung jawab perempuan dalam kehidupan, tak kalah berat jika dibandingkan dengan kaum laki-laki.
Beranjak dari kondisi ini, Luh Putu Wardani, SE., bersama beberapa rekan-rekannya sesama perempuan  bertekad melakukan upaya guna memberdayakan kaum perempuan. Salah satunya dengan membentuk koperasi yang dinamai Koperasi Serba Usaha Srikandi, Ubung. Meski tak berbentuk Koperasi Wanita (kopwan), KSU Srikandi, Ubung, tetap memiliki perhatian khusus terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan.

Wardani menceritakan perhatian besar diberikan terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan bukan tanpa alasan. Meski dalam keluarga laki-laki yang berperan sebagai kepala keluarga, akan tetapi dalam realitanya perempuan ternyata memiliki beban yang lebih berat. Bukan hanya untuk urusan domestic, dalam perekonomian keluargapun kaum perempuan memiliki tanggung jawab yang besar. Terlebih bagi perempuan Bali, dengan berbagai kegiatan adat dan agama yang harus dilakoni, membuat tanggung jawab mereka menjadi berlipat ganda.

"Perempuan Bali tanggung jawabnya tak jauh berbeda dengan laki-laki. Bahkan tak jarang mereka seolah-olah seorang kepala keluarga. Mereka bukan hanya mengatur pengeluaran rumah tangga, tetapi juga harus mencari cara untuk  menambah penghasilan keluarga. Bahkan seringkali tak disadari pengeluaran dari kaum perempuan jauh lebih besar dan mereka harus mencari akal untuk menutupi segala pengeluaran ini," ujar istri Wayan Subagia ini.

Pembentukan koperasi memang bertujuan memberdayakan perekonomi perempuan. Logikanya sederhana, jika perempuan berdaya secara ekonomi, bisa dipastikan perekonomian keluarga yang bersangkutan juga akan lebih baik. Ini dikarenakan perempuan cenderung menggunakan apa yang dimiliki untuk kebutuhan keluarga. Dengan demikian pemberdayaan ekonomi perempuan secara otomatis akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi keluarga dan masyarakat.

Dalam pemberian kredit,  Wardani menuturkan merasa lebih nyaman jika menyalurkan kredit terhadap sesama perempuan. Bahkan Wardani berani memberikan kredit tanpa agunan kepada UMKM yang dilakukan perempuan. Menurutnya, perempuan memiliki pola pikir yang berbeda dengan laki-laki. Hal ini berdampak terhadap perilaku dan juga tanggung jawab mereka setelah mendapatkan kredit.
"Kalau perempuan, mereka justru jauh lebih bertanggung jawab terhadap kredit modal yang didapatkan. Cara berpikir perempuan berbeda. Mereka jauh lebih menggunakan perasaan.  Perempuan biasanya akan malu jika mereka sampai tak membayar utang," terangnya.

Tak hanya untuk keluarga, Wardani menilai perempuan sangat penting untuk memiliki penghasilan sendiri agar tak dipandang sebelah mata baik oleh suami maupun orang lain. Karena perempuan yang berdaya secara ekonomi juga mampu menghindarkan kaum perempuan dari perlakuan tak adil.

"Sayangnya selama ini perempuan kesulitan mendapatkan akses modal. Usaha mereka yang hanya berskala rumahan seringkali tak bankable, sehingga sulit mendapatkan bantuan modal. Modal mereka kecil sehingga sulit berkembang. Sudah itu sekali saja ada hari raya, modal mereka akan habis digunakan untuk membiayai upacara. Akhirnya mereka harus memulai kembali dari awal atau bahkan mereka harus berhenti berusaha," terangnya.

Tanggung Jawab Ekstra

Tak dapat dipungkiri perempuan Bali bertanggung jawab bukan hanya untuk keperluan sehari-hari. Tanggung jawab ekstra juga dimiliki terutama terkait dengan pelaksanaan upacara keagamaan. Karena hal ini maka ia berani memberikan pinjaman lebih bagi perempuan yang akan melaksanakan upacara seperti piodalan.
“Kalau ada yang perlu dana untuk melaksanakan odalan, kami berani memberikan bantuan modal lebih besar. Mereka yang meminjam uang untuk upacara tidak mungkin tidak mengembalikan. Mana ada yang berani berlaku curang untuk keperluan upacara,” kata Wardani.

Wardani dan beberapa rekannya membentuk koperasi juga untuk membuktikan bahwa perempuan bisa berbuat sesuatu. Bukan hanya dari sisi ekonomi akan tetapi juga organisasi. Perempuan menurutnya harus dijauhkan dari kesan dan cap lemah serta selalu bergantung pada suami atau laki-laki.

“Kami ingin membuktikan bahwa perempuan bisa, bahkan bisa lebih baik dari laki-laki. Kami bisa membentuk koperasi. Kami juga bisa menghasilkan uang untuk keperluan kami dan juga membantu perekonomian keluarga.  Perempuan, khususnya perempuan Bali sangatlah ulet dan tangguh, sehingga tidak boleh dipandang sebelah mata. Siapa lagi yang bisa kita minta untuk membantu perempuan kalau bukan sesama perempuan. Karena itu di sini kami sangat fokus untuk membantu UMKM yang digeluti perempuan. Meski nama koperasi bukan kopwan, tapi fokus kami tetap pada perempuan,” ujarnya.

Meski sebelumnya Wardani telah berpengalaman bekerja di koperasi, bukan berarti ia tak menemui kendala dalam mengembangkan koperasi yang saat ini diurusnya. Di samping sulitnya menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk menjadi anggota koperasi, ia juga mengalami kesulitan untuk mengumpulkan anggota untuk diajak rapat. Akibatnya rapat dengan dihadiri seluruh anggota cukup sulit untuk dilakukan.

“Koperasi yang anggotanya banyak tentu salah satu kesulitan yang ditemui yakni bagaimana caranya menyatukan pikiran yang berbeda-beda ini. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa jadi terjadi konflik yang bisa membuat orang-orang yang ada di dalamnya merasa tidak nyaman. Pengalaman terdahulu bekerja di koperasi, saya jadikan landasan untuk mengembangkan KSU Srikandi ini. Semoga bisa berkembang dengan baik dan membantu masyarakat khusunya kaum perempuan,” imbuh perempuan yang hobi merias ini.(ayu)
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)