Jumat, 17 Februari 2012

BUAT ATAU BELI, TERGANTUNG IKHLASNYA? (Edisi II/2012)

Ritual agama Hindu di Bali sangat identik dengan bebanten. Dalam perjalanan dan perkembangan Hindu sampai di Bali, oleh “manusia” Bali, sesuatu yang awalnya sederhana mulai mendapat sentuhan kreativitas seni. Maka terwujudlah berbagai pernik sarana upacara  yang dijadikan simbol mewakili rasa terima kasih kepada Sang Pencipta. Daksina linggih misalnya, terdiri dari kelapa sebagai simbol bumi yang bulat dan unsur isi perut bumi. Oleh karena kekhasannya kala itu, maka disebutlah sebagai agama Hindu Bali.

Pekak Putu langsung teringat pada masa kecilnya ketika pernah bertanya pada kakeknya, mengapa di Bali sedemikian seringnya kita melakukan upacara? Kakek kala itu menjawab dengan sangat bijak, “Kamu paham kenapa disebut Bali? Bebali berarti bebanten; Baan enten (= karena sadar dari tidur). Jadi, banten artinya tersadar. Dengan kata lain, orang Bali melakukan upacara karena adanya kesadaran/eling, yaitu untuk kembali sadar. Semua yang kita lakukan harus dengan kesadaran, tidak karena mabuk, pamer dan sejenisnya. Dan kesadaran, pasti landasannya keikhlasan, bukan keterpaksaan.

Bicara keikhlasan, Pekak Putu mulai menimbang-nimbang artinya. Apakah yang dimaksud dengan keikhlasan? Keikhlasan untuk mempersiapkan upacara sendirikah, atau keikhlasan untuk melakukan upacara dengan biaya besar dan semua bebantennya dapat dibeli?

Dengan kondisi seperti sekarang ini, ketika dunia kerja menuntut banyak waktu, seringkali urusan upacara dan bebanten menjadi terasa sangat merepotkan. Terutama ketika rangkaian rerahinan seperti sekarang ini; Tumpek Uduh, Sugian Jawa-Bali, Galungan, Kuningan. Bagi keluarga dengan status ibu bekerja, tentu akan sangat menyita waktu mempersiapkan semua pernik bebanten untuk upacara ini. Jadi kalau bicara kepraktisan, memang lebih mudah membeli. Tapi apakah itu yang dimaksud oleh kata bebanten?

Mengenai bebanten, lontar Yadnya Prakerti menyebutkan bahwa kita mempersiapkan banten sesuai dengan desa, kala, dan patra. Yang dimaksud dengan desa adalah menggunakan bahan-bahan banten yang berasal dari lingkungan tempat tinggal kita. Kala adalah waktu yang tersedia untuk menyiapkan banten, dan patra adalah dana yang tersedia untuk membeli bahan-bahan.

Pekak Putu kembali merenung. Bila sastra agama sudah menyebutkan seperti ini, seharusnya tidak ada lagi kata merepotkan untuk mempersiapkan bebanten untuk upacara keagamaan.  Bukankah semuanya bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing personal? Ketika seluruh pernik bebantenan bisa dibeli di pasar, bahkan pejati lengkap dengan ayam betutunya juga bisa dipesan, apakah ini yang disebut keikhlasan dari arti mendalam bebanten?

Pada saat begini, Pekak Putu jadi merindukan kedatangan Bli Nyoman Coblong yang sering muncul tiba-tiba. Biasanya Bli Nyoman Coblong selalu punya ide kreatif  untuk hal-hal seperti ini? Sayangnya Bli Nyoman Coblong ternyata sedang asyik menemani istrinya ke Pasar Badung untuk membeli bahan-bahan keperluan banten Galungan. Rupanya istri Bli Nyoman memilih keikhlasan untuk membuat sendiri bebanten Galungan. Karena, menurut Bli Nyoman, bebanten, walaupun sederhana  bila dibuat dengan ketulusan hati, akan lebih metaksu. Pekak Putu tersenyum senang mendengar cerita Bli Nyoman, walaupun hanya lewat BBM.
Mungkin yang penting untuk diingat adalah sesajen atau banten yang sederhana tetapi tidak menyimpang dari sastra-sastra agama akan tetap sarat makna bila dibuat dan dipersembahkan dengan keikhlasan. Sehingga dengan demikian semua umat dapat melaksanakan upacara yadnya sesuai dengan kemampuan keuangannya masing-masing. Mau buat sendiri atau membeli….ya terserah Anda…yang penting ikhlas…hehehe
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)