Pelantikan Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Provinsi Bali tahun khidmat 2011-2015 bukan sekadar pengukuhan semata. Lebih dari itu pelantikan pengurus kali ini dijadikan momen meneguhkan semangat persaudaraan bukan hanya di kalangangan warga nahdiyin, akan tetapi semua warga masyarakat Bali.
“Ini sesuai dengan paham yang dianut oleh GP Ansor ,yakni toleransi dan menghargai keberagaman. Ini sesuai dengan semangat menyama braya yang ada di Bali. Tema dalam pelantikan kali ini yakni Meneguhkan Nyama Braya sebagai Perwujudan Aswaja dalam Membangun Kemakmuran dan Kesejahteraan Masyarakat Bali,” ungkap Ketua PW GP Ansor Provinsi Bali Wartha D. Sandy, SH.
Semangat menyama braya juga sesuai dengan empat dasar yang dianut oleh GP Ansor yakni kepemudaan, kebangsaan, keagamaan dan kemasyarakatan. Keempat dasar ini yang selalu dijadikan landasan dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Karenanya dalam berbagai kegiatan selalu disertai dengan kegiatan sosial yang mampu menumbuhkan rasa persaudaraan.
Wartha D. Sandy menilai, pemuda memiliki peranan yang penting dan strategis dalam masyarakat. Pemuda merupakan unsur yang sangat penting dalam pembangunan bangsa dan sudah semestinya bekerja dan berkontribusi terhadap bangsa. Hal inilah yang tengah diupayakan oleh GP Ansor untuk memaksimalkan peranan pemuda dalam pembangunan.
“Pemuda, termasuk pemuda Ansor, memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan. Termasuk di Bali, warga muslim merupakan penduduk kedua terbesar setelah Hindu, sampai tahun 2011 jumlahnya telah mencapai 640 ribu dimana 80% di antaranya merupakan warga nahdiyin. Dari jumlah itu lebih dari 50% merupakan pemuda. Karenanya pemuda meruapakan komponen penting dalam pembangunan,” jelas pemuda yang telah dua kali menjabat sebagai wakil ketua PW GP Ansor Bali ini.
Tak hanya pembangunan yang bersifat fisik semata. GP Ansor juga turut berperan serta dalam melestarikan kebudayaan yang menjadi kebanggaan masyarakat. Bahkan, GP Ansor Bali berkeinginan menciptakan gerakan yang khas yakni menciptakan pemuda yang bersih dan sehat. Tak hanya dalam artian fisik, menciptakan pemuda yang bersih dan sehat juga dimaknai secara luas.
“Ini sesuai dengan visi dan misi kami selaku pengurus. Kami memiliki visi menjadikan GP Ansor sebagai wadah untuk menyatukan dan memberdayakan pemuda Nahdatul Ulama dalam kemajuan bangsa. Sementara misi kami yakni mengoptimalkan GP Ansor sebagai wadah yang mempersatukan pemuda NU yang memiliki integritas, semangat kebangsaan, berbudi pekerti luhur, humanis, religius, berdaya juang, berjiwa patriot dalam mengantisipasi kompleksitas tantangan nasional dan global,” jelas pemuda yang pernah menjabat ketua Banser Korwil Bali ini.
Jaga Keharmonisan
Tak hanya sebatas dalam kegiatan yang berkaitan dengan warga Nahdiyin. Wartha menjelaskan GP Ansor juga berperan dalam menjaga kerukunan di antara warga masyarakat. Terlebih di saat konflik begitu mudah tersulut seperti beberapa waktu belakangan ini. GP Ansor telah berupaya secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan dengan organisasi kepemudaan lain untuk menjaga keharmonisan di masyarakat.
“GP Ansor selalu berupaya terlibat aktif dan menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan OKP lain. Bahkan saat ada hari besar agama lain seperti Natal, Banser juga turut terlibat untuk menjaga ketertiban sehingga umat yang ingin beribadah merasa aman dan nyaman. Ini juga merupakan bentuk upaya kami untuk menjaga kerukunan dengan menguatkan semangat persaudaraan.”
Hal senada disampaikan Wakil Ketua GP Ansor Bali, H. Deden Sayfullah. Sampai saat ini GP Ansor selalu berkolaborasi dengan OKP lain dalam menjaga ketertiban dan keharmonisan di masyarakat. GP Ansor selalu menjalin kerja sama dan menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan Bali termasuk menghindari terjadinya konflik.
“Konflik terjadi karena adanya miskomunikasi, karena itu kami selalu berusaha menjaga komunikasi dan tali silaturahmi dengan OKP lain yang ada di Bali, demi terjaganya kerukunan. Jika Bali aman, maka kamipun selaku perantauan akan mendapatkan dampak yang positif. Mustahil mencipatakan kesejahteraan jika Bali tidak aman. Sulit menciptakan kemakmuran jika terjadi konflik. Karena itu kami selalu menekankan pentingnya menghargai keanekaragaman seperti yang terkandung dalam dasar negara kita yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Diperlukan kerjasama untuk menciptakan keharmonisan yang nantinya akan menjadi dasar dalam menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran,” jelasnya.
Deden tidak memungkiri antara warga lokal dan kaum pendatang rentan terjadi kecemburuan karena cemburu merupakan sifat dasar manusia. Karena itulah menurutnya para pendatang tidak boleh bersifat eksklusif dan tetap harus menjaga etika serta menempatkan warga lokal secara proporsional.
“Pemuda Ansor selalu ditekankan untuk saling menghormati. Rasa persaudaraan harus selalu ditumbuhkan. Meskipun sebagai perantauan, jangan merasa sedang dirantau. Kami selalu berusaha terlibat aktif dalam kegiatan banjar, teruatama dalam hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan, karena yang berkaitan dengan keagamaan telah ada caranya sendiri-sendiri,” ujarnya. (ayu)
ELEGAN, PROFESSIONAL DAN INTELEKTUAL
SEBELUM dilantik, para sahabat yang akan menjadi pengurus GP Ansor Bali diberikan pembekalan tentang Kenahdatulan, Keansoran dan Aswaja. Pembekalan diberikan untuk meningkatkan kualitas calon pengurus dan memberikan pemahaman bahwa Ansor bukan hanya sekadar unjuk kekuatan.
Deden yang juga ketua panitia pelantikan menjelaskan bahwa GP Ansor merupakan wadah menciptakan kader penerus bangsa yang berkarakter dan berintegritas. Ansor tak terlibat dalam politik meski tak membatasi para anggotanya yang memiliki potensi untuk terjun dalam politik. Keberhasilan para anggota akan menjadi bukti keberhasilan dalam pengkaderan.
Pun demikian dengan Barisan Ansor serbaguna yang selama ini dikenal sebagai Banser, sebisa mungkin dihilangkan dari kesan menyeramkan. Banser yang juga difungsikan sebagai pengamanan internal, semakin aktif dalam berbagai kegiatan sosial sehingga jauh dari kesan ugal-ugalan.
“Kami tidak asal comot dalam menentukan seorang pengurus. Saat ini Ansor terdiri atas pemuda dengan berbagai latar belakang dengan tingkat pendidikan yang beragam. Kami berniat menjadikan Ansor sebagai contoh organisasi kepemudaan yang elegan, professional dan intelektual, jauh dari kesan ugal-ugalan.” (ayu)
