Jumat, 17 Februari 2012

Pestisida Nabati BIAYA MURAH, SELAMATKAN LINGKUNGAN

Biaya penanggulangan hama, selama ini menjadi salah satu pengeluaran yang memberatkan petani dalam berproduksi. Saat hama menyerang tanaman, petani tak hanya harus menanggung mahalnya harga pestisida, akan tetapi juga risiko kegagalan produksi. Dalam penanganan hama, petani lebih banyak bergantung pada pestisida sintetik yang didapat petani dengan cara membeli. Tak hanya tambahan biaya, penggunaan pestisida sintetik pun berdampak buruk bagi lingkungan.

Padahal, dengan sedikit kerja ekstra, para petani sebenarnya dapat mengurangi ketergantungan terhadap pestisida sintetik ini. Sejatinya, alam telah menyiapkan berbagai hal yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan. Berbagai tanaman bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati (organik). Selain penggunaan pestisida organik ini bersifat lebih ramah lingkungan, dari sisi pengeluaran juga lebih murah karena bisa didapat petani dari lingkungan sekitarnya.

Dekan FPMIPA IKIP PGRI Bali, Drs. I Wayan Suanda, SP, MSi., menyebut  ada beberapa jenis tanaman yang bisa dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida nabati. Mulai dari daun brotowali, sembung dilan, daun sirih, tembakau, hingga daun terap. Semua jenis tanaman ini serta beberapa jenis tanaman lain memiliki senyawa sekunder yang biasanya akan dikeluarkan jika merasa terancam atau dalam kondisi normal. Senyawa sekunder inilah yang berfungsi sebagai bahan aktif yang bisa membantu dalam membunuh hama.
Bahan aktif yang dikeluarkan oleh tanaman ini berguna membunuh jamur hingga larva yang dapat merusak tanaman, dan tidak berbahaya bagi lingkungan maupun manusia yang akan mengkonsumsi tanaman tersebut. Hanya saja, efek penggunaan pestisida sintetik memang tidak sama dengan penggunaan pestisida organik. Pestisida nabati memang memerlukan waktu yang lebih lama dan penggunaan yang lebih sering. Di sinilah perlunya petani melakukan kerja ekstra agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.
"Memang jika dibandingkan, efektivitas pestisida nabati yang organik tentu tidak seefektif pestida sintetik. Tetapi jika memang petani memiliki komitmen terhadap kesehatan lingkungan dan kesehatan konsumen, maka tidak akan menjadi masalah. Pestisida organik besifat degradeble (bisa diuraikan), karenanya tak akan meninggalkan residu yang berbahaya bagi tubuh dan lingkungan. Tetapi karena mudah terurai maka harus lebih sering diaplikasikan," jelasnya.

Sementara residu dari penggunaan pestisida sintetis akan menumpuk dalam tubuh. Dalam jumlah yang melebihi batas, akan merusak tubuh dan dapat menimbulkan penyakit seperti kanker. Sementara itu pestisida nabati karena tak akan meninggalkan residu, tak akan berbahaya bagi tubuh.

Tak itu saja. Dampak buruk penggunaan pestisida sintetik dapat membunuh mikroorganisme yang ada di tanah, yang sebenarnya berguna bagi tanaman. Ini sangat berbeda dengan pestisida nabati yang secara spesifik hanya mampu membunuh hama jenis tertentu saja.

"Satu jenis pestisida nabati hanya akan bekerja untuk satu jenis hama ataupun hama lain yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. Pun demikian dengan tanaman yang menjadi bahan pestisida. Beberapa jenis tanaman yang memiliki hubungan kekerabatan akan memiliki bahan aktif yang sejenis yang memiliki efek yang sama bagi hama. Misalnya saja daun terap dengan daun nangka dan timbul," terangnya.

Dari penelitian yang dilakukan Suanda, beberapa jenis tanaman bisa digunakan sebagai bahan pestisida. Daun brotowali efektif digunakan pada larva daun kubis, sembung dilan dapat digunakan sebagai fungisida, daun mimba (intaran) dapat digunakan untuk mengusir kutu beras, daun terap efektif untuk mengusir rayap dan sereh dapat digunakan  untuk membunuh kecoa. (ayu)


MEMBUAT PESTISIDA NABATI

PEMBUATAN pestisida organic dari tanaman terbilang cukup mudah.  Suanda menjelaskan tanaman ini cukup dijadikan ekstrak. Misalnya untuk daun brotowali cukup diambil daun yang sudah tua untuk dijadikan ekstrak. Digunakan daun yang agak tua karena kandungan airnya lebih rendah, sementara kandungan bahan aktifnya lebih banyak dibandingkan dengan daun yang muda.

“Daun yang akan digunakan terlebih dulu dikeringanginkan, bukan dengan matahari atau oven. Selanjutnya daun yang sudah kering direbus dengan air. Perbandingannya 1 bagian daun dicampur dengan 5 bagian air. Selanjutnya daun direbus hingga panasnya di bawah 40 derajat Celsius atau suam-suam kuku. Jangan sampai airnya mendidih karena akan dapat merusak bahan aktif yang terkandung di dalamnya,” jelasnya.
Jika akan disemprotkan pada tanaman, ekstrak tersebut dapat dicampur dengan sekitar setengah sendok teh detergen. Penambahan detergen dilakukan untuk menambah daya rekat dari ekstrak pada tanaman, sehingga ekstrak tidak mudah menguap dan bisa bertahan lebih lama.

Sejak pengeringanginan, setidaknya diperlukan waktu satu - dua minggu hingga ekstrak siap digunakan. Karena petisida nabati tak seefektif pestisida sintetik dan mudah menguap, maka penyemprotan harus lebih sering dilakukan. Tetapi penggunaan pestisida nabati hanya membunuh hama dalam batas terkendali dan tak berbahaya bagi tubuh dan lingkungan, sehingga sangat dianjurkan untuk digunakan. (ayu)


USIR RAYAP DAN KECOAK

SELAMA ini Anda bermasalah dengan banyaknya kecoak di rumah? Jika ya, maka sekaranga Anda bisa membuat sendiri pestisida untuk menghalau serangga yang kerap membuat rumah terkesan jorok. Sangat mudah. Cukup menggunakan ektrak daun sereh untuk membunuh serangga yang dikenal bandel ini. Ekstrak yang terbuat dari 1 bagian batang sereh, direbus dengan 5 bagian air hingga panas suam-suam kuku.
Campuran ini selanjutnya bisa digunakan untuk menyemprot kecoak. Atau bila perlu bisa juga dicampur dengan roti yang selanjutnya digunakan untuk meracuni kecoak. Jika memiliki masalah dengan rayap, Anda bisa menggunakan ekstrak daun terap. “Caranya sama seperti membuat ekstrak sereh. Ekstrak daun terap yang telah didapat selanjutnya bisa disemprotkan pada perabotan kayu. Maka tak akan ada rayap yang memakan perabotan kayu Anda. Hanya saja karena bersifat mudah menguap, harus sering menyemprotkannya,” ungkap dekan FPMIPA IKIP PGRI Bali, I Wayan Suanda. (ayu)

Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)