Siang itu cuaca cukup panas, saat kami tiba di rumah salah seorang pakar herbalis supranatural asal Aceh. Rumah sederhana yang ditempatinya itu dipakai sekaligus untuk tempat ia berpraktek, tepatnya berada di Jalan Palapa XI, Sidakarya, Denpasar. Agak terpencil memang, namun di tempat inilah Tabib Abu Husein memulai usahanya mengobati pasien yang terkena penyakit kanker dan tumor.
Percaya tidak percaya, bagi sebagian orang mungkin memilih pengobatan alternatif adalah jalan terakhir setelah berobat ke dokter dan tidak mengalami kesembuhan. Jika Anda atau saudara Anda mengidap penyakit kanker dan tumor, sebaiknya mencoba ke pakar herbalis supranatural Tabib Abu Husein.
Tabib Abu Husein merupakan pakar herbalis supranatural spesialis penyakit kanker dan tumor tanpa operasi. Awal mula ia bisa menyembuhkan penyakit ganas tersebut dimulai ketika ia mengobati salah seorang tetangganya di Aceh yang mengalami pendarahan akibat penyakit kanker rahim, akhir Agustus hingga awal September 1986. Abu Husein, saat itu menggunakan ramuan yang diraciknya sendiri, dan hanya dalam tempo satu minggu tetangganya itu sudah sehat kembali.
“Waktu itu caranya saya pakai ramuan sendiri yang saya ambil lalu saya tumbuk, terus saya kasikan. Alhamdullilah fit, darahnya itu bisa diam. Akhirnya saya kasi terus tiap hari, apalagi tetangga kan, satu minggu ternyata sudah sehat lagi,” kisahnya.
Abu Husein lalu memutuskan untuk hijrah ke Bali. Kala itu ia tinggal mengontrak di daerah Ubud. Tak mau mengontrak terus, ia pun membeli sebuah rumah di Jalan Palapa Denpasar. “Saya itu dari tahun 1987 hingga tahun 2000 di Ubud ngontrak. Karena tak mau mengontrak terus sejak tahun 2000 saya membeli rumah di Palapa, Sidakarya ini, terus saya mulai berpromosi melalui media dan beriklan,” kenangnya.
Tujuan Tabib Abu Husein hanya satu yaitu ingin menolong sesuai dengan kemampuannya. Pasiennya hingga kini tak hanya orang lokal Bali saja. Turis asing pun banyak yang datang untuk berobat padanya. “Ya… tujuan saya hanya ingin menolong semampu saya. Akhirnya banyak yang cocok, mungkin dari ramuan-ramuan yang saya kasi. Banyak yang sembuhlah dari situ, akhirnya berkembang nama saya. Pasien saya sekarang bukan hanya orang kita aja, tapi dari luar seperti Australia, Jepang, Kanada,” jelas Abu Husein.
Abu Husein mengaku memeriksa pasien dengan memakai ilmu kebatinan. Setelah itu baru ia memberi ramuan sebagai terapi. Tabib Abu Husein yakin, terapi tanpa minum obat tidak akan menjadikan sembuh. Oleh karena itu dua-duanya harus seimbang. Cara yang unik ialah ramuan untuk si pasien yang dibuatnya sendiri. Abu Husein juga tak pernah mengerti kenapa ia bisa meracik ramuan sendiri. Bahan ramuannya sendiri khusus didatangkan dari daerah asalnya Aceh, karena beberapa bahan memang tidak terdapat di Bali.
“Bentuk ramuannya macam-macam ada benalu-benalu dari pohon kopi, daun jeruk purut, kamboja, lalu semua bahan itu dijemur dulu, sesudah kering lalu digiling semua, jadi serbuk, lalu kita tuang di racik lagi,“ terang Abu Husein.
Sementara itu, untuk biaya pengobatan, Tabib Abu Husein tidak mematok harga, tapi tergantung dari jenis penyakit pasien. “Kalau memang penyakitnya nggak terlalu parah, 15 hari bisa dikenain 375 ribu rupiah, kalo parah bisa di atas 1,5 juta rupiah, bisa 2,2 juta rupiah. Ada beberapa paket macam-macam bisa 9 ramuan, nggak hanya 1 ramuan aja, yang penting orang yang berobat sembuh, sampai ke akar-akarnya,” tandasnya.
Kendala yang dihadapi Abu Husein hanya satu yakni jika pasien hanya datang sekali dan tidak datang kembali. “Sampai saat ini tidak ada pasien yang tidak sembuh,” ujarnya. Paling si pasien sekali berobat nggak mau datang lagi itu yang susah. Darimana kita tahunya sembuh, kan kita harus tahu perkembangan penyakitnya. Jadi harus kontinyu,” tambahnya.
“Jadi kadang-kadang gini. Pasien itu sudah ke dokter, namun karena nggak ada hasil larilah mereka ke pengobatan alternative. Bukan saya berpromosi, tapi yang merasakan pasien sendiri. Biar cepat merasakan kesembuhan, kan namanya orang sakit mungkin dia udah pernah kemana-kemana biasanya dia nggak ada perkembangan kesembuhan, ya larinya ke alternative. Yang namanya berobat ya harus pelan-pelan tho, kan penyakit itu nggak langsung ke kanker ke tumor, kan kelenjar dulu, udah itu tumbuh benjolan, sakit, baru mengarah ke kanker tumor,” bebernya.
“Pertama kita harus jaga pasiennya, betul-betul saya sembuhin, saya cek sampai mana kesembuhannya. Kalau kita harapkan ya yang udah kemana-mana nggak ada hasil ya coba aja siapa tahu sembuh, di sini jodohnya. Insyaallah banyak yang cocok karena ramuan saya.”
Agar hubungannya dengan pasien tetap terjaga, Abu Husein juga menjaga hubungan baik dengan si pasien yaitu melalui proses penyembuhan, karena bukan hanya ramuan sebagai obat penyembuh melainkan melalui terapi. Oleh karena itu untuk jenis penyakit parah, seperti tumor dan kanker yang merupakan jenis penyakit ganas, seperti kanker rahim yang berstadium tinggi, harus dikontrol selama 5 hari. Yang membuat sang Abu bisa tersenyum lega adalah jika dalam tempo sebelum 5 hari, pasien dinyatakan sembuh. Berkat pengalamannya itulah yang membuat Abu Husein optimis bisa menyembuhkan penyakit kanker dan tumor tanpa melalui proses operasi. (kresia)