Pekak Putu tertegun-tegun mengikuti antrian di McDonalds yang mengular. Kalo bukan menemani cucu, mungkin Pekak Putu sudah segera lari ke warung babi guling di Sesetan. Dewa ratu….yang antri kebanyakan anak muda pula dengan dandanan terkini. Sambil mengantri, Pekak Putu mulai berandai-andai, mencari alasan mengapa orang rela mengantri hanya untuk sepotong ayam goreng atau burger.
Mengingat jajaran fast food seperti McDonalds, Kentucky Fried Chicken, Burger King, Pizza Hut, dan sejenisnya, Pekak Putu tergelitik untuk mengingatnya sebagai salah satu bisnis franchise atau waralaba. Jenis bisnis yang saat ini tengah menjadi model bisnis paling populer di negeri ini. Layaknya sebuah mode, sistem bisnis franchise pun banyak dibincangkan. Seseorang yang baru mendirikan bisnis resto, terlintas untuk segera memfranchisekan bisnisnya. Begitu juga dengan pebisnis bengkel, pijat refleksi, hingga software komputer. Hampir dipastikan, semua sedang berpikir bisnis apa lagi yang dapat difranchisekan.
Sambil maju perlahan-lahan di barisan antrian, Pekak Putu masih sibuk berandai-andai. Bagaimana kalo betutu bali di franchisekan, atau babi guling Bu Oka yang juga sudah sangat terkenal itu? Pekak Putu sudah duduk menemani cucunya menikmati ayam goreng yang entah resep originalnya sesungguhnya dari mana. Ia kemudian teringat ketika mengajak cucunya ini makan di warung babi guling dan kunyahannya tidak senikmat hari ini.
Pekak Putu jadi teringat dulu Bli Nyoman Coblong pernah mengajaknya membaca buku Franchising the Most Practical and Excellent Way of Succeding : Membedah Tawaran Franchise Lokal Indonesia terbitan Gramedia Pustaka Utama tulisan Bambang N. Rachmadi, franchisee outlet McD di Indonesia. Dalam buku ini disebutkan bahwa franchise merupakan sebuah sistem bisnis atau usaha yang telah terstandar secara baku dan teruji kesuksesannya. Lalu sistem ini dijual lisensinya ke pihak lain dengan imbalan fee kepada pemilik sistem.
Waktu itu Bli Nyoman Coblong menggarisbawahi ada kalimat yang sengaja diberi penekanan, yaitu teruji kesuksesannya. Bambang N Rachmadi bahkan mendefinisikan secara khusus, bahwa sebuah bisnis difranchisekan karena memiliki kinerja unggul, didukung oleh sumberdaya berbasis pengetahuan dan orientasi kewirausahaan yang cukup tinggi dengan tata kelola yang baik, yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dengan melakukan hubungan kontraktual untuk menjalankan bisnis di bawah format bisnisnya dengan imbalan yang disepakati. Uraian tersebut jelas memberikan gambaran khusus mengapa sebuah bisnis difranchisekan, yaitu memiliki reputasi sukses, memiliki standar secara baku baik pengelolaan maupun prosedur layanannya.
Pekak Putu jadi sangat ingin tiba-tiba Bli NYoman Coblong muncul di hadapannya seperti biasanya. Bagi Pekak Putu sendiri, sesungguhnya kehadiran sistem bisnis franchise ini telah memberikan angin segar bagi tumbuhnya ekonomi baru karena adanya duplikasi sistem bisnis yang memungkinkan sebuah sistem bisnis dapat berkembang secara cepat dalam waktu yang relatif pendek. Lihatlah bagaimana McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Wendy’s. Atau brand lokal seperti RM Padang Sederhana, Bakmi Japos, Ayam Bakar Wong Solo, Es Teler 77, Alfamart, Indomart, dan ratusan merek lokal lainnya yang telah berkembang dan berbiak menjadi menggurita dengan sistem bisnis ini dalam waktu singkat ke seluruh tempat. Lantas apakah para pebisnis cukup memahami syarat-syarat tersebut dan memahami kriterianya?
Tidak disangka, ternyata Bli Nyoman Coblong memang benar-benar nongol di hadapan Pekak Putu. Ia bersama anak-anak dan keponakannya. “Pekak, tyang kira tidak akan mungkin bertemu Pekak di tempat seperti ini,” katanya dengan senyum lebar. “Kan Pekak pecinta mati produk lokal.”
“Beh..Nyoman..Kalau tidak karena cucu, ya memang tidak mungkin Pekak di sini sendirian,” jawab Pekak Putu sambil mesem. “Tapi melihat keramaian luar biasa ini, aku jadi berpikiran, apakah tidak mungkin produk lokal Bali yang coba untuk di franchisekan?”
Bli Nyoman langsung mengungkapkan argumentasinya bahwa untuk menggunakan sistem bisnis franchise pada sebuah produk atau merek harus teruji kehandalanya. Seberapa jauh keandalan dan reputasi itu, waktu yang menentukan. Bukan dua, tiga atau lima tahun, yang merupakan waktu-waktu yang pendek untuk rentang sebuah usaha disebut teruji keandalannya.
“Dan yang terpenting, Pekak. Tidakkah Pekak lihat bagaimana anak-anak muda ini begitu menikmati makanan ini? Bukankah tidak sedemikian nikmat mereka mengunyah jika dihadapkan pada masakan Bali?”
“Menurutku, Pekak,” sambung Bli Nyoman Coblong, ”tidak hanya sistem yang terstandar yang menentukan keberhasilan franchise, terutama di bidang kuliner, tetapi bagaimana pebisnis kita bisa memuaskan selera konsumen.” “Jadi, bukan tidak mungkin ya kalau produk lokal Bali di franchisekan?” Tanya Pekak Putu. “Yang penting bagaimana kemampuannya untuk memenuhi selera publik.” Pekak Putu manggut-manggut senang dengan mata berbinar memandang cucunya dengan kemasan yang sudah licin tandas isinya.
So, we just need to be friendly and keep positive thinking.. Should we?