Manusia sebagai makhluk sosial tentu tak bisa hidup tanpa orang lain. Hubungan antaranusia menjadi salah satu kebutuhan yang selalu berusaha untuk dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan ini manusia berusaha membentuk kelompok-kelompok guna saling berinteraksi dan juga membagi informasi.
Perkembangan teknologi informasi ternyata juga turut berpengaruh terhadap pola interaksi manusia. Sejak beberapa tahun terakhir, perkembangan internet turut mendorong perkembangan social media sebagai salah satu sarana manusia untuk saling berinteraksi. Bahkan dalam perkembangannya, social media (socmed) telah menjadi salah satu kebutuhan manusia modern.
Jika dulunya penggunaan internet hanya terbatas pada kelas masyarakat tertentu, kini perkembangan socmed justru mengalami hal berbeda. Saat ini termasuk di Indonesia socmed dimanfaatkan oleh orang dari berbagai kalangan tanpa batasan usia. Tujuannya pun beragam mulai dari sekadar iseng hingga tujuan lain seperti membantu bisnis dan memperkuat jaringan.
Keberadaan socmed ternyata begitu besar pengaruhnya. Di beberapa negara socmed menjadi sarana untuk mengkampanyekan reformasi dan menggalang dukungan. Bahkan tokoh semacam Barack Obama pun turut memanfaatkan socmed seperti twitter. Besarnya pengaruh socmed bahkan membuat beberapa negara melakukan filter yang sangat ketat terhadap keberadaannya.
Psikolog Drs. I Made Rustika, M.Si mengungkapkan bahwa secara psikologis berhubungan dengan manusia lain merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar dari seorang manusia. Kebutuhan ini tak pernah berubah. Hanya saja dari waktu ke waktu cara manusia untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi terus berkembang seiring dengan perkembangan kemampuan manusia.
Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain yang kemudian membuat socmed saat ini menjadi begitu lekat dengan kehidupan. Melalui socmed orang-orang dapat berinteraksi tanpa ada batasan tempat, bahkan hampir tanpa batas. Bahkan tak jarang proses interaksi ini tak memerlukan waktu khusus dan bisa dilakukan di sela-sela kegiatan lain seperti bekerja.
Hanya saja meski socmed memberikan kemudahan dalam berinteraksi, Rustika menyebutkan keberadaannya tak serta merta dapat menggantikan interaksi langsung. Bagaimanapun juga interksi yang dilakukan secara langsung tetap memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan. Antara pemanfaatan socmed dengan interaksi langsung tetap harus dilakukan secara berimbang.
"Keberadaan social media memang sangat membantu, akan tetapi bukan berarti bisa menggantikan interkasi langsung. Meski pesan yang ingin disampaikan tetap sama, tetapi nilainya akan berbeda. Jika interaksi dilakukan secara langsung, kita akan dapat melihat ekspresi wajah dan mata, intonasi dan cara pengucapan bisa kita rasakan langsung. Sejatinya ini semua memiliki arti yang sangat besar dalam setiap interaksi," ujarnya.
Jika dimanfaatkan dengan benar, keberadaan socmed memang akan memberikan dampak yang positif. Interaksi tak lagi dibatasi oleh tempat. Informasi juga bisa didapat dan disebarkan dengan lebih cepat. Apa yang terjadi di suatu tempat dapat diketahui dengan mudah oleh orang-orang yang berada di belahan dunia lain. Dengan demikian perkembangan dunia dapat diketahui dengan lebih cepat.
Hanya saja jika tak dimanfaatkan dengan bijak, socmed juga bisa berdampak negatif. Karena terlalu asyik dengan interaksi di social media, orang bisa saja lupa dengan kehidupan nyatanya. Menghabiskan terlalu banyak waktu bahkan melupakan pekerjaan dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Bahkan tak jarang aksi kejahatan juga dilakukan melalui socmed ini. Pun demikian dengan paham-paham radikalisme juga banyak disebarkan dari sini.
Karenanya diperlukan pengawasan terutama bagi anak-anak dan remaja oleh para orangtua terkait dengan penggunaan socmed ini. Jangan sampai sesuatu yang dibuat untuk mendekatkan, justru berakibat hubungan yang semakin renggang dengan orang-orang sekitar.
Pengakuan Eksistensi
Salah satu social media yang paling digandrungi saat ini yakni twitter. Pengguna twitter berlomba-lomba untuk mendapatkan follower sebanyak-banyaknya. Hal yang sama juga terjadi pada pengguna facebook. Pengguna facebook terutama para remaja kerap kali berusaha mendapatkan teman sebanyak-banyaknya.
Rustika menilai ini mencerminkan kebutuhan manusia untuk menunjukkan eksistensi diri. Semakin banyak teman ataupun follower yang dimiiki menunjukkan seseorang semakin banyak berinteraksi. Ini juga akan memberikan kebanggaan dan kepuasan pada tingkat tertentu pasa seseorang.
"Setiap orang selalu ingin dihargai oleh orang lain. Semakin banyak teman dan follower di socmed, mampu menumbulkan rasa percaya diri karena merasa diinginkan oleh orang lain. Setiap manusia juga selalu ingin menunjukkan eksistensinya dalam pergaulan. Meski bukan kebutuhan fisik, hal ini juga ternyata penting untuk dipenuhi," ujarnya. (ayu)