Saat salah satu kerabat kita meninggal dunia, ada kalanya jenazah tak langsung bisa dikubur atau dikremasi karena berbagai hal. Dalam kondisi seperti ini, keluarga yang ditinggal tak hanya berduka. Tak jarang masalah juga menyertai, terutama bagaimana menjaga jenazah bisa tetap dalam kondisi baik. Selama ini penyuntikan formalin atau penggunaan es batu sering menjadi solusi. Hanya saja hasilnya kurang maksimal dan sangat merepotkan.
Sebuah solusi baru yang memberi hasil optimal dalam pengawetan jenazah ditawarkan oleh CV Sriwijaya, dengan penggunaan dry ice atau es kering. Berbeda dengan es batu biasa yang terbuat dari air, Dry ice dibuat dengan menggunakan gas CO2 yang dipadatkan hingga menjadi balok es.
Mulyono, pemilik CV Sriwijaya mengungkapkan, jika dibandingkan dengan es batu biasa, dry ice memiliki berbagai keunggulan. Utamanya dalam proses pengawetan jenazah. Dry ice memiliki suhu yang sangat dingin berkisar -70oC sampai -80oC. Bandingkan dengan es batu biasa yang suhunya hanya 0oC sampai -15oC.
“Karena suhunya sangat dingin, dry ice dapat menghambat pembengkakan dan kerusakan pada jenazah secara maksimal. Jika menggunakan formalin, jenazah menjadi biru-biru, baunya juga sangat menyengat. Sementara kalau dengan es batu, jenazah akan bengkak. Tapi kalau menggunakan dry ice hasilnya sangat bagus terlihat seperti orang tidur. Bahkan seperti yang kami tangani setelah dua bulan disimpan dengan dry ice juga masih tetap bagus,” ujarnya.
Saking dinginnya, jenazah dalam kondisi rusak, memiliki luka terbuka, atau terus mengeluarkan cairan, juga bisa diatasi dengan dry ice in. Karena terbuat dari gas, maka proses pelepasannya juga akan langsung menjadi gas dan bukan air. Ini juga akan memudahkan karena hasilnya kering dan tidak menggenang sehingga tak perlu dibersihkan.
Di samping untuk mengawetkan jenazah, beber Mulyono, dry ice juga sangat baik digunakan untuk pengawetan dalam pengiriman daging, ikan, keju, buah, ice cream dan lainya. Meski terbuat dari CO2, Mulyono menjamin produknya ini sangat aman karena CO2-nya sendiri didapat dari alam. Keamanan produknya telah dibuktikan dengan ISO 9002 dan adanya sertifikat halal.
Memang, jika dibandingkan dengan es batu biasa, harga dry ice relatif lebih mahal. Per kilo dry ice dijual Rp 25 ribu. Hanya saja hasil yang didapat juga jauh lebih baik. Bagi pembeli yang ada di seputaran Denpasar dan Kuta, Mulyono menyediakan layanan pesan antar secara gratis. Bahkan sebelum menggunakan dry ice, konsumen juga bisa berkonsultasi yang juga diberikan secara gratis. Tak hanya itu. CV Sriwijaya juga melayani konsumen 24 jam.
Timbangan Akurat
Pengalaman mendapat pertanyaan kebenaran timbangan dari konsumen yang membeli dry ice ternyata memberikan inspirasi bagi mulyono. Ia tak hanya mengganti timbangan manualnya dengan timbangan digital, tetapi juga memutuskan untuk menyediakan timbangan digital. Timbangan manual yang selama ini relatif mudah dicurangi memang sering menimbulkan kecurigaan konsumen.
“Penggunaan timbangan digital yang tak bisa diutak-atik dengan akurasi yang lebih baik akan menumbuhkan rasa saling percaya antara penjual dan pembeli. Pembeli tak akan mempertanyakan kebenaran timbangan. Sebagai penjual juga akan diuntungkan karena kelebihan sedikit saja bisa diketahui dan dihitung secara tepat,” ujarnya.
Dari sisi kemampuan timbangan digital, memang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan manual. Mulyono menyediakan timbangan yang mampu mengukur berat 0,0001 gram hingga puluhan ton. Kemampuan ini tentu memudahkan bagi penjual dan memberi rasa aman bagi konsumen.
Teknologi yang lebih tinggi dalam teimbangan digital memang membuat harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan timbangan manual. Hanya saja Mulyono mengungkapkan jika diandingkan dengan hasil yang didapat, pengguna justru lebih diuntungkan.
“Timbangan manual sebenarnya jauh lebih cepat rusak karena lebih banyak komponennya yang bergerak. Hanya saja kalau yang manual rusak susah diketahui, kerusakan baru akan telihat jika sudah parah. Beda dengan yang digital, baru terganggu sedikit saja akan langsung diketahui sehingga harus langsung diperbaiki. Kerusakan sedikit saja kita akan langsung diperingatkan,” ungkapnya.
Hanya saja Mulyono meminta mereka yang akan membeli timbangan digital untuk lebih berhati-hati agar tidak dirugikan. Meski banyak toko yang menyediakan timbangan digital, namun tak semuanya menyediakan layanan purna jual.
“Memang banyak yang jual timbangan digital, tapi bisa saja mereka sekadar jual. Di sini kami memang ditunjuk langsung oleh perusahaan sebagai distributor. Kami juga melayani service dan juga menyediakan spare partnya. Produk yang kami jual juga bergaransi jadi tak perlu khawatir. (ayu)
ENAK TAK HARUS MAHAL
TAK dry ice dan timbangan digital, CV Sriwijaya juga menyediakan kue untuk berbagai keperluan. Dengan merk Balina, CV Sriwijaya menyediakan kue enak dengan harga yang terjangkau. Tak hanya rasa. Kepraktisan juga menjadi pertimbangan dalam penyajian produk. Produk yang dijual dalam kemasan cantik telah dipotong-potong dan bisa langsung disajikan.
Produk yang telah dijual di seluruh Bali ini memiliki harga yang jauh lebih terjangkau jika dibandingkan produk lain yang sejenis. Anda tak perlu khawatir dengan rasanya, dijamin puas. Lebih-lebih kue Balina dibuat dengan bahan-bahan yang berkualitas.
Black forest isi 25 potong bisa Anda dapatkan dengan harga di bawah Rp 30 ribu. Bahkan kue tart bisa didapatkan mulai kisaran Rp 20 ribu saja. “Kami bisa menjual dengan harga yang lebih murah karena kami melakukan produksi secara massal. Jadi yang kami lakukan efisiensi tenaga dan waktu, sementara dari sisi kualitas bahan tak perlu dipertanyakan lagi. Semua dijamin dan sesuai aturan yang berlaku. Kami tak menggunakan pengawet, karena itu produk hanya bertahan 7 hari saja setelah produksi. Ini demi keamanan dan kesehatan konsumen,” promonya.