Bulan Juli menjadi bulan yang penting bagi gerakan koperasi di Indonesia. Pada bulan ini peringatan hari koperasi dilaksanakan di seluruh Indonesia. Mulai dari pusat, provinsi hingga di tingkat kabupaten. Peringatan hari koperasi tentu tak hanya bersifat pada hal-hal seremonial semata. Lebih dari itu peringatan hari koperasi lebih bermakna pada upaya menumbuhkan rasa cinta terhadap gerakan koperasi di tengah masyarakat.
Hal ini dilakukan mengingat pentingnya keberadaan koperasi. Hingga mencapai usianya yang ke-65 tahun, gerakan koperasi terbukti telah mampu memberikan peningkatan kesejahteraan pada masyarakat. Berbeda dengan bentuk usaha lain, dimana peningkatan penghasilan dan kehidupan kerap hanya didominasi segelintir orang saja. Gerakan koperasi terbukti mampu memberikan kesejahteraan sekaligus pemerataan pada masyarakat.
Koperasi selama ini memang identik dengan masyarakat pedesaan, yang bergerak pada sektor pertanian dan juga usaha kecil lainnya seperti para perajin. Hanya saja di sinilah keunggulan koperasi yang dapat memberikan kemudahan akses permodalan pada masyarakat yang ada di pelosok. Kondisi semacam ini juga terjadi di Gianyar. Bahkan di bumi seni ini koperasi ada hingga di tingkat banjar.
Hingga 23 Juli, tepat dimana koperasi berulang tahun, Kabupaten Gianyar tetap menjadi icon koperasi di Bali. Predikat ini tak lepas dari jumlah koperasi yang dimilikinya. Hingga saat ini Gianyar merupakan kabupaten pemilik koperasi terbanyak di Bali. Dengan total 1.117 buah, atau 26 persen dari total jumlah koperasi yang ada di Bali.
Dari jumlah tersebut, 103 koperasi masuk kategori tidak aktif. Dan dari 103 tersebut, 56 di antaranya merupakan koperasi banjar. Sementara sisanya, sebanyak 1.014, tergolong koperasi aktif. “Demi keberlangsungan dan keberadaan koperasi di Kabupaten Gianyar, Pemkab Gianyar melalui Dinas Koperasi dan UKM terus berupaya melakukan berbagai langkah pembinaan. Hal ini untuk pemberdayaan koperasi tersebut,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UKM Gianyar I Wayan Sudamia, ditemui dalam acara HUT Koperasi di Balai Budaya Gianyar.
Karena berhasil dalam bidang pemberdayaan koperasi, lima tokoh koperasi di Kabupaten Gianyar mendapatkan penghargaan dari pemerintahan pusat. Di antaranya Bupati Gianyar Tjokorda Oka Sukawati menerima Satya Lencana Koperasi, Dewa Putra Suteja dan I Made Seder Risma meraih Satya Lencana Wira Karya. Dan penghargaan Bhakti Koperasi diraih oleh I Made Mudiardana dan I Nyoman Kopi.
Dalam pemberdayaan koperasi di Gianyar, beberapa yang menjadi catatan yakni selektifitas dalam pendirian koperasi, peningkatan dana KTA dan kemudahan syarat pengajuan, serta peningkatan anggaran pembinaan. Dalam setiap pendirian koperasi baru, dilakukan upaya seleksi yang cukup ketat. Meski diakui tidak mungkin dilakukan pembatasan jumlah koperasi, akan tetapi tetap dilakukan seleksi secara lebih ketat.
Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya koperasi bodong atau investasi yang berkedok koperasi seperti yang marak terjadi belakangan ini. Mereka yang akan mendirikan koperasi tak hanya cukup dengan menyetorkan salinan kartu identitas calon anggota. Bahkan mereka yang tercantum namanya sebagai anggota diharuskan untuk hadir. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat merugikan masyarakat
Sementara itu Wakil Bupati Gianyar Dewa Made Sutanaya yang hadir dalam HUT Koperasi mengatakan, jumlah koperasi yang mencapai 1.117 buah, telah berhasil menyerap anggota 176 ribu orang. Dengan total aset mencapai Rp 501 miliar lebih.
Koperasi di Kabupaten Gianyar juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 9.446 orang. Dengan prestasi tersebut, membuktikan jika koperasi di Kabupaten Gianyar tidak hanya tumbuh dari segi kuantitas, namun dibarengi juga dengan kualitas. “Saya harap, terhadap koperasi yang tidak aktif, pihak Koperasi dan UKM Gianyar dapat memberikan pembinaan, guna meningkatkan status koperasi-koperasi tersebut,” pinta Dewa Sutanaya.
Keberadaan koperasi di Kabupaten Gianyar memang sangat diperlukan. Terlebih dengan kondisi masyarakatnya dimana banyak di antara mereka berprofesi sebagai perajin. Di samping memerlukan pasar, para perajin ini juga sangat memerlukan bantuan modal. Hadirnya koperasi diharapkan mampu memberikan kemudahan akses permodalan terhadap mereka yang usahanya kebanyakan feasible namun belum bankable. (ayu)