Rabu, 29 Agustus 2012

MENIKMATI KEHIDUPAN DENGAN YOGA (Edisi VIII/2012)

Seiring dengan kemajuan yang diperoleh umat manusia, berbagai kemudahan bisa didapat saat ini. Bepergian ke suatu tempat yang dulunya memerlukan waktu sampai berhari-hari, kini bisa dilakukan hanya dalam hitungan jam. Komunikasi dengan orang yang tengah berada di belahan bumi lain bisa dilakukan dengan mudah. Tapi apakah ini menjadi jaminan manusia memiliki hidup yang berkualitas sehingga merasa bahagia?
Ternyata tak demikian adanya. Kemajuan di berbagai bidang, tak selalu sealur dan selaras dengan kesehatan dan kebahagiaan. Manusia, dewasa ini, ternyata jauh lebih rentan terhadap stress. Kehidupan yang didominasi dengan kecepatan, ternyata melahirkan persaingan yang semakin ketat bahkan liar. Manusia seringkali dihantui oleh kecemasan akan masa depan yang semakin tidak menentu. Tak hanya manusia, alam pun semakin tak bisa diprediksi.

Menghadapi kondisi semacam ini, banyak orang yang kemudian menjadikan yoga sebagai salah satu solusi menemukan kedamaian. Jika beberapa tahun silam banyak orang yang mengidentikkan yoga dengan agama tertentu, kini pandangan tersebut telah benar-benar berubah. Yoga telah menjadi milik manusia secara universal.

Praktisi Yoga, I Ketut Bandiastra mengungkapkan, yoga dewasa ini telah disadari sebagai milik manusia secara universal. Bahkan semakin hari semakin banyak orang yang menekuni yoga, sehingga yoga bisa dikatakan sebagai sebuah gaya hidup. Munculnya keinginan dari banyak orang untuk beryoga, tak lepas dari kesadaran akan berbagai manfaat positif yang didapatkan dari yoga.

Secara fisik yoga menjadikan tubuh lebih sehat. Ini dikarenakan metabolisme tubuh diperbaiki. Hasilnya seseorang akan terlihat lebih prima bahkan awet muda. Sementara secara spiritual orang yang ikut yoga akan lebih mampu mengontrol diri dan kehidupan. Tak hanya sampai di sini, dengan yoga seseorang juga diajarkan untuk lebih menikmati kehidupan yang tengah dijalaninya.

“Saat ini jarang ada manusia yang bisa menikmati kehidupan yang tengah dijalani. Saat duduk mereka tak bisa menikmati duduknya dengan tenang, saat makan mereka tak bisa menikmati makanannya. Mereka terlalu sibuk untuk memikirkan masa depannya, sehingga tak bisa menikmati apa yang ada hari ini. Karena terlalu sibuk dengan apa yang ada di kepala dan kecemasan akan masa depan, akhirnya mereka lupa dengan tubuh dan kesehatannya,” ungkap founder sekaligus guru Taman Hati Yoga and Meditation Center ini.

Bandiastra menjelaskan dalam yoga manusia diajarkan untuk menikmati apa yang tengah dimiliki hari ini. Dengan menyadari, mensyukuri serta menikmati apa yang telah didapat saat ini, maka niscaya pintu masa  depan akan terbuka dengan lebih lebar dibandingkan hanya berpikir ruwet. Kekhawatiran hanya akan menutup celah masa depan karena pikiran telah dibebani dengan hal-hal negative, sehingga tak mampu berpikir secara jernih untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih segar.

 Tak hanya diajarkan untuk menikmati apa yang ada, yoga juga mengajarkan manusia untuk lebih banyak melakukan tindakan. Bergerak dan mencoba melakukan yang positif jauh lebih baik dibandingkan hanya berpikir dan berkonsep di dalam kepala. Jadi yoga bukanlah sesuatu yang hanya diam dan merenung.
   
Seni Mengolah Kehidupan

Yoga, terang Bandiastra, merupakan seni mengolah kehidupan yang berasal dari dalam diri sendiri. Setiap manusia diajak untuk menyadari siapa dirinya dan untuk apa dia hidup. Manusia diajak menyadari keberadaannya sebagai makhluk Tuhan yang melakoni sebuah kehidupan. Konsep utama dari yoga adalah melakukan penyatuan dengan esensi yang sejati. Unsur utama dalam yoga yakni tubuh, nafas dan Tuhan.
“Yoga merupakan penyatuan dengan esensi yang sejati yakni Tuhan. Dalam yoga unsurnya hanya tubuh, nafas dan Tuhan. Tak ada embel-embel agama yang akan memblok satu sama lain. Manusia diajak menyadari keberadaannya sebagai makhluk Tuhan yang universal, tanpa melihat perbedaan antara satu dengan yang lain. Jika hal ini telah berhadil dilakukan, kesehatan tubuh dan ketenangan pikiran akan dicapai. Ini menjadikan hidup manusia lebih baik,” jelas guru yoga asal Desa Nyuh Kuning, Ubud ini.

Orang yang secara rutin melakukan yoga, dapat dilihat dari penampilannya. Selain lebih disiplin, orang yang beryoga juga memancarkan aura yang berbeda. Emosi juga lebih terkontrol karena dalam yoga seseorang diajarkan untuk memurnikan emosi yang dimilikinya. Manusia juga diajarkan untuk melihat segala sesuatunya secara lebih positif, sehingga bisa menikmatinya.

Tak hanya manusia, alam semestapun akan mendapatan dampak dari yoga. “Jika manusia beryoga, alam semesta akan lebih aman, nyaman dan damai. Tentu saja alam menjadi lebih tenang sehingga berbagai bencana yang terjadi skalanya bisa lebih kecil. Ini terjadi karena dalam yoga diyakini manusia (mikro kosmos) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta yang keberadaannya saling mempengaruhi satu sama lain,” terangnya.

“Yoga mengajarkan manusia untuk bersabat dengan alam. Dibandingkan pada hal-hal yang bersifat fisik, yoga lebih banyak menekankan pada hati, menumbuhkan pengertian, penyadaran dan pencerahan. Yoga menumbuhkan semangat hidup yang saat ini banyak hilang dari diri manusia.”

Yoga yang selalu mengajarkan manusia untuk memandang kehidupan secara positif, juga bisa menjadi solusi atas banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi belakangan ini. Bandiastra menyatakan banyaknya orang yang melakukan bunuh diri merupakan akibat hilangnya rasa percaya diri dan rasa percaya bahwa Tuhan selalu ada bersamanya, sehingga mereka sampai mengambil keputusan semacam itu. (ayu) 

Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA