Rabu, 29 Agustus 2012

SEKALI MERDEKA (HARUSNYA) TETAP MERDEKA! (Edisi VIII/2012)

Salam Merdeka!
Sudah 67 tahun berlalu, sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 silam. Sebuah kemerdekaan yang telah melalui perjuangan panjang para pahlawan kita di masa lalu. Lepas dari jajahan negara asing, benarkah Indonesia  -- khususnya Bali -- sudah merdeka secara ekonomi?

Secara kasat mata, ekonomi Bali telah mengalami perkembangan yang luar biasa pesat. Pembangunan fisik semakin meluas hingga ke pedesaan. Aktivitas ekonomi semakin bergairah.

Kegairahan ekonomi itu juga ditunjukkan oleh fakta-fakta statistik yang menyebut pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2011 mencapai angka hingga 6,49 persen di tahun 2011, atau melampaui target pemerintah yang semula 6,36 persen. Belum puas dengan pertumbuhan ekonomi di tahun lalu, Pemerintah Bali menargetkan perekonomian Bali bisa tumbuh 6,57 di tahun 2012 ini.

Dari tahun ke tahun, jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali juga terus meningkat. Selama 2011 lalu, ada sebanyak 2,7 juta wisatawan asing berkunjung ke Bali. Hotel-hotel baru pun terus bertumbuh, khususnya di wilayah Bali selatan. Menurut hasil survei PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Bali tahun 2010, sudah ada 2.260 hotel bintang dan melati dengan 56.971 kamar di seluruh Bali.  Vila-vila  -- legal maupun illegal-- juga semakin menjamur di pulau dewata. 

Namun di tengah makin membaiknya perekonomian Bali, kesenjangan ekonomi antar masyarakat Bali justru makin lebar. Data sensus penduduk BPS Bali tahun 2010 menyebutkan, hanya 20 persen penduduk Bali yang menikmati persentase pembagian kue ekonomi yang makin besar, sedangkan sisanya menerima kue ekonomi yang semakin tahun semakin mengecil. Ironisnya, 20 persen itu adalah masyarakat yang berpendapatan tinggi.
BPS mencatat saat ini ada 20%  masyarakat Bali yang berpendapatan tinggi, 40% berpendapatan sedang, dan 40% berpendapatan rendah. Sebanyak 41,73% dari pendapatan Bali dinikmati oleh hanya 20% masyarakat yang berpendapatan tinggi, sedangkan 37,52% pendapatan terdistribusi ke masyarakat berpendapatan sedang dan hanya 20,75% pendapatan terdistribusi ke masyarakat berpendapatan rendah. Artinya, pertumbuhan ekonomi Bali yang cukup tinggi lebih banyak dinikmati golongan elite.
Kemiskinan juga masih menjadi masalah yang harus dihadapi Bali. Pada Maret 2012, BPS mencatat ada 168.780 orang penduduk Bali masih hidup di bawah garis kemiskinan. Tak kalah penting, masih ada 82 desa -- dari total 706 desa yang ada di Bali --  tergolong dalam kategori desa miskin dengan lebih dari 35% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.

“Jelas sekali, secara ekonomi kita belum merdeka. Ada banyak pola-pola penjajahan baru yang kita alami, terutama secara ekonomi,” ungkap pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana I Gusti Wayan Murjana Yasa.
Seperti apa pola-pola penjajahan ekonomi yang kini menyerbu Bali?  (viani)   



Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA