Kementerian Koperasi dan UKM RI berupaya mendorong agar lebih banyak lagi koperasi yang mengelola usaha produktif di bidang pariwisata. Koperasi juga didorong untuk bisa meningkatkan daya saingnya, sehingga mampu berkompetisi di pasar global.
Asisten Deputi Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha Kementerian Koperasi Dan UKM, Victoria br. Simanungkalit, menjelaskan pihaknya siap memfasilitasi koperasi yang tertarik untuk bergerak di bidang usaha pariwisata.
“Koperasi diharapkan juga bisa bergerak di bidang jasa pariwisata. Walaupun saat ini sudah ada yang bergerak dalam bidang pariwisata, tetapi masih belum profesional,” jelas Victoria dalam acara Diklat Pengelolaan Usaha Produktif di Bidang Pariwisata, di Denpasar, September lalu.
Menurut Victoria, peluang usaha jasa pariwisata sangatlah besar sehingga sangat layak digarap koperasi. Keterlibatan koperasi dalam industri jasa ini menurutnya merupakan bentuk nyata pariwisata berbasis masyarakat. Dikatakan, melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku pariwisata, sangat penting dalam konteks paradigma baru pembangunan, yakni pembangunan berkelanjutan.
Pelatihan tersebut digelar sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas produksi koperasi dan UKM, khususnya melalui sentuhan-sentuhan teknologi. Tidak hanya teknologi produksi, tetapi juga teknologi di bidang jasa, termasuk pariwisata.
Kementerian Koperasi dan UKM sendiri telah memfasilitasi koperasi untuk menggarap usaha pariwisata sejak beberapa tahun lalu. Di antaranya melalui pemberian bantuan kapal wisata kepada sejumlah koperasi sejak tahun 2007, dan homestay sejak 2011. “Tetapi pengelolaannya masih belum seprofesional hotel. Kita ingin koperasi mempunyai posisi yang sama dengan pelaku pariwisata yang lainnya,” ujarnya.
Sejak tahun 2007, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyalurkan berbagai bentuk bantuan untuk pengelolaan kapal wisata dan pengelolaan homestay kepada sejumlah koperasi di seluruh Indonesia, seperti Bali, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan Riau. Hingga tahun ini, total dana yang sudah disalurkan melalui program ini sudah mencapai Rp 2,91 miliar.
Dengan menggelar pelatihan bagi sejumlah koperasi di Bali, kata Victoria, pihaknya berharap koperasi dapat meningkatkan kapasitasnya. “Pelatihan semacam ini akan kami selenggarakan secara berkesinambungan,” tambahnya.
Dalam pelatihan empat hari tersebut, kalangan perkoperasian Bali juga diajarkan bagaimana membuat bussines plan. “Karena selama ini, koperasi yang diberikan bantuan nggak tahu apa yang harus dikerjakan. Tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengembangkannya. Jadi sebelum masuk ke materi pariwisata, diberikan juga pelatihan tentang bussines plan,” jelasnya.
Pasca mengikuti pelatihan, koperasi koperasi tersebut selanjutnya juga diberikan kesempatan untuk mengajukan proposal bantuan dana kepada Kementerian Koperasi dan UKM. “Nantinya diharapkan mereka tidak saja mengajukan proposal kepada kami, tetapi bisa juga ke bank atau lembaga keuangan lainnya,” tegas Victoria.
Dengan diberikan pelatihan, pihak kementerian juga berharap seluruh fasilitas yang diberikan tidak akan mangkrak. Sebaliknya, bantuan itu diharapkan dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi. “Kalau ini bisa berkembang lebih baik lagi, bisa menjadi percontohan bagi yang lainnya. Karena bantuan itu tanpa sumber daya manusia yang profesional, ya akan sia-sia,” tandasnya. (viani)