Di zaman,meski serba modern ini, keberadaan therapis tradisional tidak bisa dipandang sebelah mata. Layaknya seorang ‘dokter’, tangannya dapat memberikan sentuhan ajaib bagi kesembuhan pasien mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.
Menangani pasien dewasa, tentu tidak sesulit pasien bayi dan anak-anak yang kerapkali menangis saat proses pemijatan karena tak kuat menahan rasa sakit. Hal inilah yang membutuhkan kesabaran ekstra dari therapis yang menanganinya.
Mbah Gondok dan Mbak Nur, ahli pijat tradisional khusus bayi dan wanita hamil dengan ratusan pasien dari berbagai daerah di Indonesia mengutarakan serba-serbinya. Di tengah maraknya spa baby yang dikemas dengan konsep modern, kabarnya ia tetap menjadi ahli pijat bayi paling dicari saat ini, karena begitu banyak pasien yang antri membawa bayi-bayi mereka untuk dipijat dan disembuhkan penyakitnya.
Adalah Mbah Gondok yang membuat pasien rela mengantri lebih awal bahkan sejak pukul 5 subuh saat ruang praktik Mbah Gondok belum dibuka. Dengan bayi-bayi mereka, para ibu rela antri untuk mendapat sentuhan tangan Mbah Gondok yang telah terbukti ampuh menyembuhkan sakit para pasiennya.
‘’Si Mbah tidak menerima pasien pria dewasa. Jadi khusus untuk bayi yang baru lahir, balita, anak-anak dan wanita hamil,’’ terang Mbah Gondok mengawali percakapan.
Keluhan pasien yang ditangani Mbah Gondok bermacam-macam mulai dari batita yang belum bisa berjalan, bayi terlambat bicara biasanya ditangani setiap hari khusus yaitu Jumat Legi, hingga wanita hamil yang bermasalah dengan kandungannya.
Mbah Gondok hijrah dari Jember ke Pulau Dewata sejak 1985. Dengan ilmu yang diwarisi dari sang nenek, sudah 27 tahun Mbah Gondok menekuni dunia pijat bayi di Bali yang menjadi keahliannya. Kini Mbah Gondok pun telah menurunkan keahliannya memijat kepada generasi keempat yaitu Mbak Nur, puteri pertama Mbah Gondok.
Wanita ramah ini mengaku sangat menikmati profesi yang digelutinya saat ini karena kecintaannya pada anak-anak. “Senang rasanya bisa melihat bayi-bayi yang tadinya rewel karena sakit, setelah dipijat mereka bisa tertawa lagi,’’ imbuh Mbak Nur.
Pasien pertama Mbah Gondok juga menjadi kasus terberat yang pernah ditanganinya yaitu bocah 3 tahun yang belum bisa berjalan serta terlambat bicara. Setelah ditangani Mbah Gondok, bocah itupun sembuh. Manjurnya pijatan Mbah Gondok dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut dan menjadi semacam promosi gratis bagi keberadaan Mbah Gondok selanjutnya.
Terapi pemijatan bayi Mbah Gondok menggunakan sarana berupa minyak urut yang diracik sendiri terdiri dari daun-daunan khusus didatangkan dari Jawa. Sebelum memijat biasanya Mbah Gondok dan Mbak Nur menanyakan nama pasien untuk didoakan terlebih dahulu agar proses pemijatan berjalan lancar atas restu Sang Pencipta. Rumah praktik Mbah Gondok berada di Jalan Nyanyang Sari No.205, Tuban – Kuta, Bali Telepon ( 0361 ) 765471 / 081558518230. Praktek dibuka mulai 7 pagi sampai 12 siang, kemudian dilanjutkan kembali pada 15.00 siang sampai 17.30 sore. Tidak dikenakan tarif khusus bagi pasien, hanya tergantung keikhlasan pasien saja.
Sebagai generasi penerus Mbah Gondok, Mbak Nur menyadari perjalanan masih panjang. Niat tulus ingin membantu kesembuhan pasiennya sampai ada generasi keempat dan seterusnya yang akan mewarisi usaha ini kelak. Manjurnya pijatan tradisional dengan biaya yang tidak memberatkan pasien membuat keberadaan Mbah Gondok dan Mbak Nur terasa istimewa. (winda)