Senja merambat pelan. Matahari juga mulai menutup sinar, namun Pekak Putu masih asyik duduk bersila di bale bengong andalannya ditemani Nyoman Coblong. “Blong, hari apa ini kok rasanya dari tadi aku perhatikan banyak anak remaja mondar-mandir.”
“Ini yang disebut malming Kak, alias malam minggu,” jawab Nyoman Coblong acuh.
“Hmh..., anak remaja sekarang gayanya sudah aneh-aneh, coba kamu perhatikan dari tadi yang lewat model bajunya aneh-aneh,” kata Pekak sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.
“Itu gaya terbaru Kak. Namanya ‘Gangnam Style,” jawabnya.
“Apa itu Gangnam Style Man, kayak kamu tahu aja!!” ujar Pekak Putu.
“Lhooo… baca internet dan koran-koran Kak, karena lagi mewabah itu.”
Tak lama setelah terlibat dalam pembicaraan mengenai gaya hidup generasi muda yang semakin jauh dari zaman keduanya dulu, lewatlah seorang remaja muda dengan rambut jambul seperti ombak di Pantai Kuta, menggunakan kaos warna putih bertuliskan “I’m Single and Very Happy”. Dia adalah Tulelet.
Melihat Tulelet berjalan santai, dengan iseng Nyoman Coblong menyapanya, “Let, mau kemana, sini dulu!” panggil Nyoman melambaikan tangan.
Tulelet yang sedang berjalan dengan konsentrasi penuh, kaget dan sontak menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Dengan tersenyum diapun menghampiri dua orang itu. “Gimana Pak Man, kok tumben nongkrong di sini sama Pekak?” tanya Tulelet dengan mengedipkan mata.
“Hahahaha…malam minggu galau ini Let, kamu mau kemana kok sudah rapi dan wangi?” tanya Coblong.
“Mau clubbing dong!!” Tulelet sedikit bertingkah.
Pekak Putu yang memperhatikan kedua orang itu hanya tersenyum. “Waduh, hebat kamu clubbing tiap malam minggu!!” Pekak Putu menimpali.
“Biasa Kak, anak muda harus sering-sering bergaul!!” Tulelet sekenanya.
“Memang ada apa di tempat clubbing Tu?” tanya Pekak penasaran.
“Waduh! susah diceritakan Kak, ayo ikut saja, banyak juga kok yang sebaya Pekak di sana,” jawab Tulelet seraya menghasut.
“Gimana Man, apa perlu kita tahu kehidupan remaja saat ini?” Pekak Putu menatap tajam Nyoman Coblong.
“Serius Pekak mau clubbing?” tanya Nyoman.
“Serius!!!” jawab Pekak.
Tulelet memandang Pekak Putu dengan muka heran. “Bener, Pekak mau Ikut?” tanya Tulelet.
“Benar, tapi Pekak pake baju ini saja,”
“Oh.., tidak masalah Kak.”
Mereka bertiga pun akhirnya berangkat menuju tempat hiburan malam para remaja. Dari di tempat parkir Tulelet sudah bersiap-siap memasuki tempat hiburan malam tersebut. Tulelet berjalan mendahului bermaksud memandu kedua orang yang tampak polos tersebut.
Di pintu masuk tempat clubbing itu terbaca pengumuman “Dilarang Memakai Sandal Jepit”. Dua orang bertubuh tegap berbadan besar, menghentikan langkah Pekak Putu dan Bli Nyoman Coblong.
“Maaf, bapak-bapak di situ tertulis peraturan dilarang menggunakan sandal jepit,” ucap salah satu penjaga keamanan. Ketiga orang itu pun langsung beradu pandang dan melihat ke bawah. Tanpa mereka sadari, ternyata mereka bertiga menggunakan sandal jepit. Tiba-tiba pekak tertawa kecil sambil berkata “Tua-tua clubbing memang belum jodoh! Man, kita clubbing di bale bengong saja!” ucap Pekak sambil berlau pergi dan tertawa.