Tanaman bambu selama ini dikenal sebagai tumbuhan liar yang tidak perlu dibudidayakan. Tapi tahukah Anda bahwa budidaya tanaman bambu bisa menjadi usaha yang sangat menguntungkan?
Adalah tanaman bambu jenis bambu tabah (Gigantochloa Nigrociliata), salah satu jenis bambu yang bisa jadi pilihan untuk dibudidayakan. Hanya dari produksi rebungnya saja, petani dapat meraih keuntungan hingga Rp 7 juta per bulan untuk setiap satu hektar lahan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Keuntungan itu belum termasuk dari hasil panen bambunya untuk digunakan sebagai kerajinan atau keperluan lainnya.
Peneliti bambu dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Pande Ketut Diah Kencana menjelaskan, bambu tabah adalah salah satu jenis bambu dari 35 jenis bambu yang banyak tumbuh di Bali, terutama di daerah Pupuan Tabanan Bali. Bambu tabah direkomendasikan untuk dibudidayakan karena rasa rebungnya sangat enak, lembut, crispy dan manis.
Hasil penelitian menemukan rebung bambu tabah mengandung air (92,2 %), protein (2,29 %), lemak (0,23 %), pati (1,68 %), serat (3,07 %) dan HCN 7,97 ppm. “Melihat dari komposisi kimia, rebung bambu tabah cukup tinggi nilai gizinya, sangat bagus dikembangkan untuk rebungnya,” jelas Diah.
Kenikmatan rasa rebung bambu tabah juga membuat permintaan ekspor atas rebung jenis ini sangat tinggi. Menurut Diah, Indonesia sendiri sampai saat ini belum bisa memenuhi permintaan ekspor walaupun ada permintaan rebung dari Indonesia rata-rata 4.500 ton/tahun. Negara tujuan ekspor rebung bambu tabah yakni Korsel, Jepang, Taiwan, Amerika, Kanada, Australia, Malaysia, Singapura dan Hongkong.
Dari data statistik yang ada, Jepang membutuhkan rebung sebanyak 30.000 ton/tahun, Taiwan 80.000 ton/tahun dan Australia 12.000 ton/tahun. “Jadi untuk memenuhi permintaan rebung ekspor tersebut minimal disiapkan lahan kebun bambu untuk rebung seluas 1.125 ha. Sayangnya sampai kini masih jarang orang yang mau membudidayakan bambu. Bahkan bambu tabah banyak hanya digunakan sebagai pagar oleh masyarakat di Desa Pupuan Tabanan,” jelasnya.
Diah mengakui bahwa Bali sangatlah berpotensi untuk pengembangan budidaya bambu tabah, mengingat struktur tanah yang berbukit bukit.
Panen sepanjang tahun
Penanaman bambu tabah sangatlah sederhana. Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan yang khusus, seperti layaknya jenis bambu lainnya.
Sejak pertama kali ditanam, bambu tabah membutuhkan waktu minimal 3 tahun untuk bisa tumbuh dengan baik. Setelah tiga tahun, barulah rebung tanaman ini bisa dipanen. Bukan karena proses tumbuhnya yang lama, namun tanaman bambu harus diberi waktu untuk berkembang biak terlebih dahulu sebelum rebungnya dipanen.
Meski harus menunggu tiga tahun, jangan khawatir. Setelah tiga tahun, rebung dari tanaman bambu tabah ini bisa dipanen sepanjang tahun. Bahkan dengan metode tebang pilih yang baik, tanaman bambu ini bisa dipanen seterusnya hingga ratusan tahun.
Tak hanya rebungnya, batang bambunya juga dapat dipanen sepanjang tahun. Pilihannya, batang bambu bisa dijual gelondongan atau dalam bentuk kerajinan. Keuntungan ekonomisnya tentu jauh lebih banyak bila petani dapat mengolah sendiri batang bambunya untuk menjadi berbagai jenis kerajinan.
Pengemasan
Upaya pemasaran rebung bambu tabah telah mulai dilakukan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Rebung bambu tabah dikemas secara apik dalam bentuk kemasan vakum segar dan steam, pembotolan, pengalengan, kering, fermentasi dan acar. Upaya pengemasan yang baik diharapkan dapat membantu upaya ekspor rebung bambu tabah ke luar negeri untuk memenuhi pasar internasional. Bagaimana, tertarik untuk mencoba? (viani)
======================================================================
TENTANG BAMBU
BAMBU banyak ditemukan di hutan, di lereng pegunungan berbukit, lereng curam sampai landai. Tanaman ini dapat tumbuh di ketinggian 0 – 4.000 dpl, tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim dingin, serta dapat berkembang baik di daerah beriklim lembab dan panas, tapi tidak cocok pada tanah becek. Ada sinar matahari 60 % dengan iklim suhu 8 - 360C, RH min 80 %, curah hujan minimal 1.000 mm/tahun.
Ada 1.500 spesies bambu dan 75 genera yang sudah diketahui saat ini. Dari jumlah tersebut, 147 jenis tumbuh di Indonesia (± 10 %), 35 jenis tumbuh di Bali. Saat ini bambu banyak ditanam dan tersebar di seluruh dunia terutama di berbagai negara Asia termasuk Indonesia.
Bambu digolongkan hasil hutan non kayu dan ditanam hanya 1 (satu) kali, kemudian dilakukan tebang pilih dan pemeliharaan terus menerus. Apabila dipelihara dengan baik bambu dapat bertahan hidup sampai ± 40 th. Bambu sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat, dan dikenal sebagai tanaman ajaib karena fungsinya yang multiguna, mulai dari pemenuhan bahan perumahan, sandang dan juga pangan, serta dapat menjaga keseimbangan lingkungan hidup alam, disamping lingkungan hidup keanekaragaman hayati. Untuk pangan tidak semua jenis bambu dapat dikonsumsi rebungnya, hal ini disebabkan karena kandungan HCN nya sehingga rasanya pahit disamping itu juga ada yang keras, jadi rebung yang bisa dikonsumsi tergantung dari jenis dan tempat hidupnya.
=======================================================================
PROSES BUDIDAYA:
Persiapan lahan pembibitan
Penanaman bibit bambu tabah
Pertumbuhan bibit setelah 3 bulan
Pencabutan bibit untuk dipindahkan ke dalam polibag
Pemeliharaan bibit di dalam polibag selama 3(tiga) bulan, sebelum ditanam.
Tanam bibit pada lahan
Perawatan (3 tahun)
Panen rebung
Pencucian/sortir rebung hasil panen
Pengupasan kulit rebung
Rebung bambu tabah siap dipasarkan/diolah

