Kamis, 29 November 2012

Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)

Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai fungsinya.
   
Penyakit itu bernama AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), sebuah fase terakhir dari infeksi virus HIV dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 yang kurang dari 200. HIV bisa juga diartikan virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang menggunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.

Entah dari mana asalnya,  HIV ini memang tidak jelas. Penemuan kasus awalnya boleh jadi dari sampel darah yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki-laki yang berasal dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Namun saat itu, tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi. Yang jelas, virus ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, cairan vagina, cairan sperma, dan air susu ibu. Tentu tidak dengan yang lainnya.
Menurut Koordinator Pokja Pencegahan, Advokasi dan Humas Komisi Penanggulangan AIDS (KPA Provinsi Bali), I Nyoman  Mangku Karmaya, di Bali sendiri, penemuan virus ini diketahui sejak tahun 1987, pada seorang wisatawan dari salah satu negara di Eropa yang saat itu memiliki kriteria seperti HIV/AIDS. Indikasi itu ditemukan oleh seorang profesor yang ada di Bali yang akrab disebut profesor Tutik dari Universitas Udayana. Wisatawan tersebut, saat di Bali, di tahun itu memang sering melakukan hubungan seks yang tidak diketahui ternyata aktivitasnya dari hubungan seks dengan berganti pasangan, ternyata menjadi penyebab positif dari virus HIV itu.

Sebelumnya memang sudah beredar berita di dunia bahwa virus HIV ini sedang dalam pemantauan oleh beberapa negara di Eropa dan di belahan negara lain. Saat itu Bali sempat heboh, kata Mangku Karmaya. Penyakit ini sempat menjadi anggapan warga Bali sebagai penyakit orang bule, karena saat itu banyak masyarakat yang tidak tahu. Situasi yang bisa disebut 'horor' saat di Bali, karena mungkin masih shock karena ada virus baru yang digembar-gemborkan menjadi virus “mematikan”. 

“Ya, saat itu mungkin warga Bali masih belum tahu seluk beluknya, sehingga gampang diombang-ambingkan oleh informasi yang tidak diketahui secara pasti,” katanya.

Pada tahun itu, memang terkesan reaktif. Kata Karmaya, di Bali saat itu banyak sekali rumah sakit yang membakar kasur karena ketidaktahuan dan ketidakpastian. Dari kasus itu, akhirnya beberapa dokter di Bali dengan tenaga kesehatan yang ada, banyak sekali mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Yang tentu saja, tujuannya untuk meneliti atau mengadakan upaya yang responsif dari virus HIV ini untuk dkomunikasikan kepada pemerintah karena penyebarannya begitu cepat.

Tonggak Penting

Tahun 2002, adalah tahun penting untuk pencegahan dan penanggulangan AIDS di Bali. Sudah banyak sekali data base yang dihimpun oleh berbagai LSM dan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) sendiri. Ajakan dari berbagai LSM dan KPA kepada pemerintah di Kabupaten akhirnya membuahkan kesepakatan bersama yang disebut “Komitmen Sanur”. Pada komitmen yang diselenggarakan di Sanur ini, semua kepala daerah di tiap Kabupaten hadir untuk melakukan penandatanganan dalam hal pencegahan dan penanggulangan AIDS. Komitmen ini adalah salah satu hal penting untuk mengikat seluruh kepala daerah di Bali termasuk tingkat provinsi, untuk memberikan pendanaan ataupun sarana dan prasarana lainnya dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

“Saat ini, hasil dari komitmen itu di tiap kabupaten dan kota di Bali sudah membuat peraturan daerah yang isinya tentang pencegahan dan penanggulangan AIDS di Bali,” kata Karmaya.

Dari komitmen politik ini, memang lambat laun terjadi  perubahan yang signifikan, meski Karmaya belum bisa menjelaskan secara pergerakan angka, dikarenakan tidak memiliki angka yang pasti dari ODHA di Bali. “Tetapi secara kasat mata, berbagai program sudah banyak dijalankan oleh pemerintah berama LSM dan KPA di tiap kabupaten dan kota di Bali,” tandasnya.

Tentu hal ini menjadi sejarah penting dari segala kolaborasi dari berbagai pihak, karena AIDS ternyata tidak harus dimiliki oleh sekelompok ODHA saja, melainkan seluruh komponen masyarakat. Karena AIDS menjadikan rentan bagi semua orang. Dan tak bisa melakukan sendiri. Saling belajar dari pengalaman dan mendengar dari ODHA untuk hidup yang lebih baik, tentu menjadi penting. Pada perhelatan hari AIDS sedunia ini, boleh jadi hal yang penting adalah dengan merangkul ODHA untuk belajar hidup yang lebih baik. (beng)











Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)