Problema sampah perkotaan belum juga surut. Pemerintah sudah cukup lama menabuh genderang “perang” terhadap sampah, namun persoalan sampah di banyak kota di Indonesia tak terkecuali kota-kota di Bali belum tuntas terpecahkan.
‘’Bank sampah merupakan salah satu solusi manajemen persampahan. Solusi ini mengajak masyarakat mengambil manfaat dari sampah,’’ jelas penanggung jawab Program Denpasar Green & Clean (DGC) 2012, Ni Wayan Riawati, ditemui usai workshop bank sampah di Taman Kota Lapangan Lumintang, Denpasar belum lama ini.
Workshop yang digelar oleh Lembaga Bali Wastu Lestari bekerjasama dengan Yayasan Unilever Indonesia, bertujuan mengenalkan sistem bank sampah kepada calon fasilitator.
Lembaga Bali Wastu Lestari dalam Program Denpasar Hijau dan Bersih mengemban tugas bekerjasama dengan pihak terkait meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
‘’Dengan keterlibatan Lembaga Bali Wastu Lestari dalam memerangi sampah, mudah-mudahan dapat memberikan kontribusi mewujudkan Denpasar bersih,’’ harap Riawati.
Workshop ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab dari pihak Yayasan Unilever Indonesia (YUI) untuk memerangi sampah di Denpasar. Dari beberapa kawasan Denpasar, Denpasar Utara merupakan kawasan penghasil sampah terbesar, namun belum memiliki bank sampah untuk pengelolaan limbahnya. Karena itu pula Denpasar Utara menjadi pilot project bank sampah ini.
Menurut Riawati, pihak YUI semula merencanakan membentuk 10 bank sampah skala banjar, namun mengingat Denpasar Utara mewilayahi 11 desa/lurah, maka atas persetujuan Tim YUI, Tim Bali Wastu Lestari menetapkan akan membentuk 11 bank sampah.
‘’Ini diharapkan memberi peluang dan hak yang sama bagi masing-masing desa/lurah, namun jika ada desa/lurah yang belum siap menerima program ini, maka Tim Bali Wastu Lestari akan mengalihkan jatah tersebut kepada desa/lurah lainnya yang lebih siap untuk mengelolanya,’’ tegas Ria.
Diakui, masih banyak kendala yang dihadapi dalam mengubah mindset dan perilaku masyarakat dalam memerangi sampah serta mengelola sampah dengan baik. Pendekatan sosialisasi yang terus menerus diharapkan menjadi solusi membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dalam mewujudkan Denpasar Hijau & Bersih 2012.
Sementara Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar Ketut Wisada mengakui, beberapa kebijakan yang telah diambil dalam menangani persampahan di Denpasar, belum signifikan dalam menekan angka timbulan sampah. Di satu sisi, dikarenakan kurangnya kesadaran semua pihak untuk bekerjasama dan berperan aktif memerangi serta mengelola sampah yang dihasilkan.(nda)