Minggu, 27 Januari 2013

Hari Raya Saraswati ILMU PENGETAHUAN SUCI MENUJU JAGADHITA (Edisi I/2013)

Hari Raya Saraswati yang disebut juga sebagai Piodalan Sang Hyang Aji Saraswati, merupakan hari suci turunnya ilmu pengetahuan yang selalu disambut dengan sukacita oleh seluruh umat Hindu, khususnya para pelajar yang berada pada masa “Sukla Brahmacari”. Hari Suci Saraswati jatuh berdasarkan wuku (pawukon) yang dirayakan setiap 210 hari (6 bulan) sekali yaitu pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung.
Sarasawati berasal dari kata  saras yang berarti sesuatu yang mengalir dan wati yang artinya memiliki. Dengan demikian Saraswati bermakna sesuatu yang mengalir, percakapan atau kata-kata. Secara simbolisasi visual, Dewi Saraswati dilukiskan sebagai dewi yang sangat cantik,  bertangan empat dan masing-masing tangan memegang genitri (tasbih), keropak (pustaka/lontar), wina (sejenis alat musik petik), dan teratai (lotus). Didekatnya berada seekor burung merak dan angsa. Perayaan Hari Raya Saraswati dilaksanakan sebagai puja dan puji syukur kepada-NYA atas diturunkannya ilmu pengetahuan suci bagi umat manusia serta memohon kelanggengan ilmu pengetahuan untuk memberi nilai positif bagi manusia sepanjang masa.
Perayaan Hari Raya Saraswati identik dengan hari rayanya pelajar. Pasalnya, sebagian besar umat yang merayakannya adalah kaum pelajar dan mahasiswa. Perlu dipahami bahwa pengetahuan suci diperuntukkan bagi semua kalangan, bukan kaum pelajar saja. Rangkaian pelaksanaan perayaan Saraswati umumnya diisi dengan persembahyangan pada pagi hari bertempat di Pura, sekolah, kantor, tempat penyimpanan lontar atau buku-buku perpustakaan.

 Pada malam hari dilaksanakan malam sastra dengan pembacaan sloka-sloka kitab suci keagamaan, makekawin serta cerita-cerita tentang ajaran dharma.  Keesokan harinya melaksanakan Banyu Pinaruh atau mandi suci sebagai simbol manusia bersyukur telah mendapatkan anugerah ilmu pengetahuan suci.
‘’Saya sangat percaya Hari Raya Saraswati sebagai hari yang sakral dengan diturunkannya ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia dan Dewi Saraswati sebagai Dewi Pencerahan,’’ tutur Ni Nyoman Lestari (20), mahasiswi semester I Institut Hindu Dharma Negeri, Denpasar Jurusan Pendidikan Agama Hindu.
‘’Setiap Saraswati biasanya selesai persembahyangan pagi hari  di kampus, kami bersama-sama menuju Goa Lawah untuk sembahyang ramai-ramai bersama teman,’’ sambung AA.Gede Ngurah Pratama (18), yang ikut menemani Tari saat wawancara berlangsung.

Menurut Tari, kaum pelajar khususnya, wajib menghormati perayaan hari turunnya ilmu pengetahuan dengan tidak membaca buku-buku atau lontar yang disucikan, agar tidak mengurangi kesakralan perayaan Hari Saraswati.

‘’Banyak kaum pelajar yang ikut merayakan hari suci Saraswati, namun tidak sepenuhnya paham makna Hari Raya Saraswati sesungguhnya, dan bagaimana memanfaatkan ilmu pengetahuan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari,’’ jelas Ni Kadek Cintya Dewi (18).

‘’Secara niskala perayaan Saraswati sangatlah penting sebagai wujud nyata rasa syukur manusia akan pentingnya ilmu pengetahuan dalam peradaban umat manusia dari masa ke masa, ’’  tutur Tari.
Hari suci turunnya ilmu pengetahuan diperuntukkan bagi semua kalangan tanpa mengenal usia, ras, warna maupun bangsa. Hal ini dipertegas dalam salah satu mantram Yajur Weda :
‘’Aku sabdakan kata-kata suci ini kepada seluruh umat manusia, Waisya, Sudra, Bangsa-ku, dan bahkan kepada bangsa asing sekalipun’’.

Hari Raya Saraswati harus dimaknai sebagai upaya untuk terus menggali, mempelajari serta mengamalkan ilmu pengetahuan sepanjang hayat, demi  memudahkan umat manusia menghidupi dirinya sendiri dengan pengetahuan dalam hidupnya. (nda)

Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)