Berawal dari kepedulian terhadap potensi kaum perempuan dan eksistensinya dalam masyarakat, Tjok Istri Wahyu Trisna mendirikan Mom’s Line Indonesia (MLI). Goal-nya, membangun kesadaran para ibu untuk berwirausaha, menjadikannya wanita rasional yang berpeluang untuk mapan dan mandiri. Mom’s Line Indonesia adalah wadah organisasi ibu rumah tangga. Dimulai dari situs jejaring sosial, MLI mengakomodir keterbatasan perempuan dengan segala keterikatan waktu dan kompleksnya peran, dalam rumah tangga dan masyarakat, untuk tetap dapat berwirausaha tanpa meninggalkan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.
MLI memberi kontribusi bagi ibu rumah tangga yang berwirausaha. Dengan konsep business to business, MLI mewadahi kegiatan wirausaha melalu EXPO. Pameran perdana untuk wilayah Denpasar digelar 12 Desember 2012 di ICE Mall, Denpasar. 25 peserta pameran memperkenalkan produknya mulai dari produk investasi, fashion, kerajinan tangan dan lain-lain. Peserta cukup membayar donasi 100 ribu rupiah untuk bisa memperkenalkan aneka produknya kepada masyarakat melalui Mom’s Line Indonesia ini.
‘’Saya yakin, perempuan Bali memiliki banyak potensi terpendam. Potensi ini harus terus digali sehingga perempuan Bali memiliki wadah untuk berkreativitas, sehingga mampu bertahan dalam menghadapi krisis, baik krisis finansial maupun krisis mental karena kurang percaya diri,’’ jelas Trisna.
Dari berbagai grup pada situs jejaring sosial yang dibangun, Trisna ingin menyatukan visi dan misi dengan para ibu lainnya dalam wadah MLI. Ia berharap perkembangan MLI akan mengarah pada bentuk Yayasan Wanita Indonesia.
‘’Perempuan harus mempunyai sifat dualism, yaitu menggunakan sifat rasionalitasnya dalam berbisnis, serta memberi kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar dengan sifat keibuannya,’’ urai Trisna.
Kaum perempuan yang berwirausaha akan bisa mengekspresikan kepribadian dan kepercayaan dirinya terhadap lingkungan sekitar. ‘’Kekuatan terletak pada bagaimana perempuan dapat terus menghidupkan spirit dalam dirinya dengan berbuat, berkarya, serta mau bersabar di dalam prosesnya, saling mengisi dan mensyukuri hasil yang telah diperoleh. Terakhir, yang tidak kalah penting adalah semangat perempuan untuk mau berbagi pada lingkungannya.’’ (wind)
