Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini.
Tak hanya wisatawan biasa tentunya. Banyak juga artis nasional yang masih memilih Bali menjadi bagian yang penting dalam suasana pergantian tahun. Bahkan, memilih bekerja sambil berwisata ataupun mengajak keluarga berlibur, tak jarang menjadi cerita dari tahun ke tahun.
Sebut saja artis seorang diva pelantun lagu pop, Rosa. Pada malam tahun baru ini, seperti yang dilansir oleh detik.com, Rosa akan bekerja sembari mengajak putranya melihat keriuhan Pulau Bali ini. Rencananya, pelantun lagu “nada-nada cinta” ini berada di Bali selama 4 hari, menikmati liburan bersama buah hatinya Rizky Langit Ramadhan. Ia bersama buah hatinya berencana akan tinggal di villa miliknya di kawasan Canggu Kabupaten Badung. Unik memang, sembari tidak meninggalkan pekerjaan, sembari pula menikmati indahnya Bali. Boleh jadi, artis lain akan membuat pola seperti ini. Berlomba mencari job di Bali agar dengan “menyelam sambil minum susu” seperti istilah populernya.
Paling tidak, apa yang dilakukan Rosa sang diva, memang sudah menjadi hal umum di Bali di akhir tahun. Koordinator Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Bagus Sudibya, dalam laporannya kepada Voice Of America, menyatakan hunian hotel di Bali akhir tahun ini tidak lagi didominasi oleh wisatawan mancanegara. Wisatawan domestik menunjukkan angka yang cukup signifikan menjelang pergantian tahun di Bali.
“Wisatawan domestik memegang kontribusi sekitar hampir 60 persen. Di tingkat hunian hotel juga sama. Oleh karena, mereka sekalipun sebagian besar tamu domestik menggunakan city hotel, itu tetap hotel. Malah menurut saya, itu menguntungkan pengusaha lokal," ujar Bagus Sudibya kepada Voice of America.
Biasanya, menurut pelaku jasa pariwisata yang sempat ditemui oleh Tabloid Galang Kangin, menyebutkan pemesanan kamar hotel untuk liburan Natal dan Tahun Baru telah dilakukan oleh wisatawan sejak satu bulan sebelumnya. Sedangkan untuk wisatawan Eropa, justru telah melakukan pemesanan sejak bulan Oktober lalu, hanya untuk menikmati rangkaian liburan Natal dan Tahun Baru 2013 di Bali.
Belum Merata
Sementara, diberitakan oleh beberapa media di Bali, Kepala Dinas Pariwisata Bali Ida Bagus Subhiksu menyatakan secara umum tingkat hunian hotel hingga 100 persen belum terjadi secara merata di seluruh Bali. Tentu saja, kondisi ini terjadi karena persebaran wisatawan belum merata ke seluruh destinasi wisata di Bali. Dan boleh jadi, pilihan yang menarik dalam paket wisata liburan di Bali di akhir tahun menawarkan berbagai ragam keunikan. Ini cukup menarik dan terkadang membuat wisatawan bingung memilihnya.
Ida Bagus Subhiksu mengatakan, “Kembali lagi pada sikap wisatawan itu sendiri, karena kalau kita klasifikasikan wisatawan itu ada namanya psikosentrik dan hallosentrik. Psikosentrik itu, wisatawan selalu mencari tempat yang bagus, hotelnya paling baik, dekat bandara, fasilitas bagus. Untuk Bali mungkin masih bisa diklasifikasikan wisatawan psikosentrik.”
Subhiksu sendiri dalam laporan di beberapa media menggambarkan optimisme, bahwa target jumlah kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2,7 juta wisatawan akan tercapai pada tahun ini.
Keunikan paket wisata liburan di akhir tahun, tentu tak hanya ditawarkan oleh jasa akomodasi saja. Ini menggambarkan gairah dan geliat bisnis nonakomodasi yang juga turut aktif dalam menjual paket hiburan, ternyata menjadi daya ungkit yang lain dalam geliat pariwisata akhir tahun di Bali.
Sebut saja kawasan hiburan di daerah Pecatu milik konglomerat putra mantan Presiden RI yang berada di kawasan Dream Land, Pecatu. Menurut Tinta Shintawati, Marketing Manajer di kawasan hiburan itu, ternyata jauh-jauh hari pihaknya sudah menjual paket entertainment yang dibesutnya menjelang pergantian tahun. Dari penawaran harga tiket masuk Rp 200 ribu, hingga paket makan malam dan seluruh rangkaian hiburan yang disuguhkan di tepi laut Pecatu ditawarkan dari harga Rp 1 - 3,5 juta. Menurutnya, sangat murah karena paket itu untuk para wisatawan yang tak hanya datang sendiri, melainkan lebih dari 2 orang dengan harga jutaan tersebut.
“Harga ini sudah termasuk makan malam, menikmati view laut yang indah di Pecatu dan menikmati rangkaian hiburan disc jockey maupun live musik hingga pagi hari. Kami biasanya mendesain hiburannya hingga finish pukul 8 pagi di tanggal 1 Januari 2013. Seperti tahun lalu, kami juga melakukan itu dan itu keunggulan dari paket hiburan kami,” kata Tita.
Tentu saja dan boleh jadi akan banyak lagi cafe dan pub ataupun tempat hiburan yang akan menyuguhkan hal serupa. Menjual berbagai paket nonakomodasi bisa menjadi putaran uang tersendiri pada dunia hiburan di Bali ini. Semua pelaku bisnis hiburan dan akomodasi akan selalu sibuk menjelang pergantian tahun. Dan putaran uang dalam semalam menjelang tahun yang berganti itu akan menjadi cerita dan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. (beng)