Sosialisasi Program Yarnen Bali Madani
di Riang Gde, Tabanan
di Riang Gde, Tabanan

Banyak pengalaman yang didapat sewaktu melaksanakan panen perdana padi go organic di Subak Buangga, Desa Getasan, yang diprakarsai oleh kelompok tani binaan Balai Penyuluh Pertanian Petang, dan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung. Termasuk penanganan pasca panen, mulai dari penyediaan tenaga pemanen, mesin dores (alat pemecah gabah), pengangkutan gabah kering panen ke tempat penggilingan sampai pengolahan, hingga penjualan beras. Seperti itulah KSU Kharisma Madani mengawali kemitraan dengan pengurus subak khususnya Munduk Buangga dan para Petugas Penyuluh Lapangan di wilayah Kecamatan Petang.
Segera setelah mendapat restu dari Dinas Pertanian Badung, Denpasar, Tabanan, dan Klungkung, kata Ketua KSU Kharisma Madani, Putu Sumedana Wahyu, tim agro Kharisma Farm mengadakan road show dengan petugas penyuluh lapangan di masing-masing BPP dan pengurus subak maupun kelihan munduk.
“Saat ini kami masih berkoordinasi dengan kepala dinas pertanian Gianyar untuk bisa mensosialisasi program ini. Hampir tiga bulan sudah sosialisasi program Yarnen (bayar panen) Bali Madani dilaksanakan. Alhasil, sebagian besar menyatakan turut serta dalam program tersebut,” kata Sumadana
Kelompok tani yang telah menyatakan kesiapannya turut serta yakni di Subak Riang Gde, Penge, Senganan, Marga, Apuan, untuk wilayah Tabanan. Sedangkan untuk di wilayah Denpasar, pesertanya dari Denpasar Utara, sebagian Denpasar Timur, juga Denpasar Barat serta Selatan. Di Badung, di antaranya Subak Buangga dan sekitarnya, Subak Sandakan hampir seluruhnya. Dan di Klungkung, di wilayah Subak Dawan, Kusamba, di wilayah Subak Banjar Angkan, dan di wilayah Subak Klungkung.
Peserta Program
“Siapa saja yang bisa ikut program Yarnen ini?” begitu pertanyaan yang dikemukakan I Nyoman Parmita, Pekaseh Subak Riang Gde, saat tim Agro Kharisma Farm bertatap muka dengan pengurus dan krama subak setempat belum lama. Koordinator Wilayah, Wayan Mantap menanggapi, peserta yang ikut sebaiknya membentuk kelompok, karena hal ini berkaitan dengan distribusi pupuk, pemantauan saat pemeliharaan, hingga penanganan pasca panen. Bagi petani yang terbiasa menjual padi pada pengijon, disarankan agar menjual pada saat panen. Karena, pihak koperasi akan membantu menyediakan tenaga pemanen dan mesin dores. Khusus pengadaan tenaga pemanen, pihak koperasi memberi kesempatan kepada tenaga kerja lokal terlebih dahulu. Dan kalau di wilayah setempat ada penggilingan padi yang mau diajak bekerja sama, maka akan memudahkan pengelolaan program yarnen dilaksanakan.
“Selaku korwil kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendampingi peserta dalam mensukseskan program ini,” jelas Wayan Mantap.
Bagi kelompok tani yang turut serta dalam program yarnen akan diberikan tambahan pengetahuan tentang cara pembuatan pupuk kompos padat dan cair berbahan baku kotoran dan kencing sapi yang lebih dikenal dengan nama bio-urine. “Kami siap untuk berbagi hal-hal yang praktis, khususnya kepada petani,” demikian penjelasan I Wayan Sandi, salah satu tim ahli Kharisma Farm, saat mempraktekkan penyemprotan decomposer pada kotoran sapi.
Selesai pelatihan pembuatan kompos, dilanjutkan dengan menyemprot lahan yang telah ditraktor dengan decomposer. Tujuannya, mempercepat proses pembusukan jerami yang sebenarnya kaya kandungan nitrogen. Itu sebabnya, pihak penyuluh melarang para petani membakar jerami.
Seleksi Bibit
Pertanyaan berikutnya tentang cara menyeleksi bibit yang benar, datang dari koordinator kelompok organik, Dewa Wirasana, dalam rangka pengadaan bibit secara mandiri. Dalam diskusi sewaktu pemilahan bibit unggul yang diperoleh dari bantuan pemerintah, I Wayan Sandi menerangkan, untuk merealisasikan perencanaan tersebut, sebaiknya dilakukan secara bertahap.


Diingatkan, agar jarak penebaran benih tidak rapat. Dan setelah benih berumur 10 hari, semprot dengan takaran 2,5 sendok makan pupuk Agrodyke dilarutkan ke dalam 15 liter air (1 tangki). Setelah berumur 12 – 15 hari segera ditanam. Jangan sampai melebihi umur tersebut, karena akan memperpendek kesempatan memperbanyak anakan. Terakhir, setiap anggota kelompok agar mengisi formulir dengan lengkap dan benar, agar mudah untuk pendataannya. Demikian penjelasan I Wayan Sandi, sembari mengakhiri acara pertemuan.