Senin, 11 Juli 2011

POTENSI

Mengenali Pikiran, Membentuk Pola Pikir

Alat kendali utama yang mengawali seluruh pergerakan kehidupan manusia ada pada pikiran. Begitu pentingnya pikiran bagi kehidupan manusia, sehingga berkembang sangat banyak pengetahuan filosofis dan aplikatif tentang pikiran. Kita tidak akan membahas keilmuan informatif tentang pikiran secara mendetail, karena tujuan penulisan ini adalah menyediakan kendaraan untuk mengawali perjalanan mengenal diri untuk digunakan dalam praktek berkehidupan.

Secara garis besar pikiran terbagi atas :
Pikiran Sadar atau Rasional yakni pikiran yang bertugas untuk mengamati, menganalisa, menghubungkan dan menyimpulkan seluruh informasi yang dipersepsi oleh panca indera. Perkembangan dari kemampuan dasar tersebut membuat manusia memiliki kemampuan matematis, mengorganisasikan, membuat prosedur dan sebagainya.

Critical Area atau Dewan Pertimbangan yaitu mekanisme berpikir yang bekerja sebagai filter atau menyaring hasil kerja pikiran sadar yang berupa pengamatan, analisa, hubungan dan kesimpulan untuk dimasukkan ke dalam pikiran bawah sadar sebagai nilai.

Pikiran Bawah Sadar adalah bank data yang memuat informasi kehidupan manusia dalam jumlah tak terhingga dan berdasarkan informasi dari pikiran bawah sadarlah kehidupan bergerak dinamis. Dalam pikiran bawah sadar tersimpan informasi tentang karma kelahiran, sistem dasar kehidupan yang meliputi mekanisme tumbuh dan berkembang, kecenderungan bentuk dan arah perjalanan kehidupan dan sebagainya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kehidupan seseorang adalah refleksi dari kandungan nilai dalam pikiran bawah sadarnya yang dibentuk oleh karma kelahiran, pendidikan dan pengalaman dan kultivasi kesadarannya. Inilah yang kemudian terkenal dengan frasa “Anda adalah apa yang Anda pikirkan” ( You are what You think ).

Dalam prakteknya, seluruh mekanisme berpikir tersebut bekerja secara sirkular dan saling mempengaruhi. Secara sederhana dapat digambarkan bagaimana sebuah informasi diterima oleh alat persepsi kemudian oleh critical area diterima dan dibiarkan mengalir masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan menjadi nilai yang selanjutnya mendasari kemampuan pikiran sadar dan critical area untuk bekerja atas objek-objek terpersepsi.
Contohnya : saat seorang anak kecil melihat dan tertarik pada cahaya api, tanpa ragu dia akan memegang api tersebut. Ini terjadi karena dalam pikiran bawah sadarnya belum terdapat nilai bahwa api itu panas. Setelah pengalaman pertama ini, anak tidak akan gegabah menyentuh api, namun tetap tertarik dengan cahaya api, karena menilai bahwa cahaya api itu menarik, dan mulai mengembangkan metode menyentuh api tanpa harus merasakan panasnya. Atau anak tersebut hanya memperhatikan dari jauh atau menjaga jarak aman dengan api, karena pengalaman terkena panas api menanamkan nilai sangat tidak enak dalam pikiran bawah sadarnya.

Perkembangan penelitian atas mekanisme berpikir telah menghantarkan manusia pada kesimpulan bahwa 20% pencapaian kehidupan ditentukan oleh kompetensi pikiran sadar dan 80% merupakan refleksi dari kandungan nilai dalam pikiran bawah sadar. (bersambung)
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA