Selasa, 20 September 2011

EDITORIAL

KUR = Kredit Urusan Ruwet ???

PEMBACA budiman Tabloid Galang Kangin, di edisi ini ada sedikit perubahan pada manajemen rubrikasi. Semua itu tim redaksi lakukan untuk bisa memberi informasi yang lebih akurat, mendalam serta konprehensif, guna kepuasan para pembaca kami tercinta. Kami berusaha mencoba memberi ruang yang berimbang dari rubrik yang ada.

Tak terasa sembilan bulan sudah Galang Kangin menemani Anda. Di edisi ini kami mengupas persoalan klasik
yang dihadapi para pelaku usaha yakni sulitnya permodalan dalam upaya pengembangan usaha. Permasalahan yang sama juga dihadapi oleh gerakan koperasi. Di lain sisi, pemerintah dalam program kerjanya berusaha memajukan usaha kecil dan menengah termasuk koperasi. Berbagai bentuk permodalan dikucurkan pemerintah melalui lembaga-lembaga keuangan yang ada. Sayang, tak banyak pelaku UKM (usaha kecil menengah) maupun gerakan koperasi bisa menikmati bantuan dana yang umumnya dengan bunga ringan tersebut.

Kami mencoba untuk membedah seluk-beluk KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebagai sajian utama. Banyak pelaku UKM maupun gerakan koperasi kurang memahami prosedur untuk memperoleh dana lunak tersebut. UKM yang ada banyak yang tak mampu mengakses dana lunak tersebut karena tak bisa memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh lembaga keuangan penyalur kredit. Bisa jadi karena sistem akutansi maupun manajemen yang diterapkan, para pelaku UKM maupun koperasi belum memenuhi kriteria standar, sehingga kredit sulit dikucurkan. Kondisi ini menimbulkan paradigma negatif di masyarakat. Akibatnya, tak pelak KUR pun kerap diplesetkan menjadi Kredit Urusan Ruwet.

Sebagai Cermin di edisi ini kami sajikan Koperasi Wanita Karya Sedana. Bagaimana kiat para srikandi mengelola koperasi hingga bisa tetap bertahan bahkan mampu tampil sebagai koperasi berprestasi, cukup menarik untuk disimak. Apa yang menjadi motivasi di balik kesuksesan Koperasi Wanita Karya Sedana, dipaparkan secara panjang lebar oleh Dewa Ayu Kumbarwati, salah satu penggerak koperasi ini. Sementara kisah perjalanan I Made Rai Parwata dan Diah Setyo Pambudi dalam membangun usaha cukup inspiratif. Sebuah perjalanan yang tidak mudah, namun dengan semangat pantang menyerah telah menempatkan mereka sebagai pelaku bisnis yang berhasil.

Suksesnya sebuah usaha tidak hanya terletak pada sektor permodalan. Dalam meluaskan jaringan, etika pergaulan sangat perlu untuk dipahami. L K Budi Martini, SE, MM, selaku instruktur sekolah kepribadian berkenan berbagi pengetahuannya, bisa disimak pada rubrik Potensi. Sementara Prof. DR. Ida Bagus Raka, SE, MM, selaku akademisi turut berbagi pandangannya bagaimana menbangun koperasi masa depan agar dapat bersaing di era globalisasi.

Dan edisi kali ini terbit bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kami segenap tim redaksi Galang Kangin turut mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H. Mohon maaf lahir dan bathin.
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA