I Dewa Bagus Putu Budha, SE
Dekopinda Siap Fasilitasi Koperasi
Sebagai Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Denpasar, I Dewa Bagus Putu Budha, SE. mengingatkan beberapa kelemahan yang masih didapati dari koperasi-koperasi di Bali. Apa saja kelemahan itu dan apakah turut berimbas pada keinginan koperasi untuk memperoleh KUR ?
Pria yang sering disapa dengan Dewa Budha ini, menyoroti Sumber Daya Manusia (SDM) koperasi yang masih perlu mendapat perhatian lebih serius. SDM, sejauh ini masih menjadi titik lemah dari gerakan koperasi di Bali. Menurutnya, pada waktu-waktu mendatang, peta persaingan akan makin ketat. Masyarakat atau anggota akan mendambakan sesuatu yang lebih dalam segala hal. Untuk mewujudkan hal itu, maka diperlukan SDM yang berkualitas.

“Jadi Dekopinda di sini akan mengfungsikan diri sebagai advokasi, edukasi, memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antargerakan koperasi di Kota Denpasar. Dekopinda adalah mitra pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerah sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui koperasi yang merupakan gerakan ekonomi kerakyatan,” jelas Dewa Budha.
Dekopinda, kata Dewa Budha, pada dasarnya tidak akan berhenti memperjuangkan kepentingan koperasi, sehingga apapun masalah yang dihadapi koperasi, akan berusaha memberikan dukungan. Tak hanya itu, Dekopinda juga akan bertindak sebagai pembawa aspirasi koperasi, sehingga akan aktif menyalurkan dan memberikan pemecahan berbagai hal, misalnya berkaitan dengan cita-cita, harapan, harkat dan martabat, harga diri serta nurani para anggota yang secara bersama-sama merupakan anggota koperasi.
Dewa Budha menegaskan, jika SDM sudah tidak lagi menjadi masalah, tentu koperasi tidak akan kesulitan lagi meningkatkan kinerja. Termasuk mengatasi jika ada masalah dana. Kalau memang kondisi koperasi sehat dan ada pertumbuhan setiap tahunnya, tentu tidak ada alasan bagi bank untuk menampik jika koperasi bersangkutan berminat mengajukan program KUR.
“Menghadapi masalah apapun, hendaknya pengurus koperasi menampilkan sikap solid dan berupaya merangkul serta memotivasi anggota agar mempercayakan dana untuk ditabungkan di koperasi. Tanpa kepercayaan, susah bagi koperasi untuk berkembang,” tutur pria kelahiran Denpasar, 1 September 1950 itu.
KUR Rp 2 Miliar
PENGALAMAN menghadapi koperasi bermasalah, pernah dijalani Dewa Budha. Selain menjadi Ketua Dekopinda, ia sekaligus pimpinan manajemen KSU Pemogan, sejak tahun 1995. Ketika ia baru menjabat sebagai pimpinan di KSU tersebut, menurut Dewa Budha, kondisi koperasi masih memprihatinkan karena masih berkubang dalam kondisi kebangkrutan.

“KSU Pemogan itu berdiri tahun 1990, namun tidak berkembang hingga tahun 1994. Faktor yang membuat koperasi ini terpuruk karena pengurus tidak mau bekerja dengan baik dan tidak mau menarik anggota. Bahkan, saat itu tidak diadakan RAT, selama empat tahun berturut-turut,” ujarnya.
Akibatnya, pengurus KSU Pemogan pun mendapat teguran dari dinas koperasi. Akhirnya pada tahun 1995, dilakukan peremajaan pengurus dan mempercayai Dewa Budha sebagai pimpinan manajemen. Kepercayaan ini tidak meleset. Setahun berselang, KSU Pemogan langsung melejit dan meraih Juara I Koperasi Berprestasi di tingkat Kota Denpasar. Selanjutnya, prestasi KSU Pemogan semakin tidak berbendung dan berkali-kali mendapatkan penghargaan di tingkat nasional, meliputi: (1) sebagai Koperasi Berprestasi Tingkat Kota Denpasar Tahun 1996, Th.1997, Th.1999, (2) sebagai Koperasi Berprestasi Tingkat Provinsi Bali Tahun 1999 dan Tahun 2007, (3) sebagai Koperasi Berprestasi di Tingkat Nasional Tahun 1999 dan Tahun 2007, (4) sebagai Penyaji Laporan Keuangan Terbaik yang diberikan oleh KJA Kertha Yasa Provinsi Bali Tahun 1998, Th.1999, Th. 2002 dan Th.2004, Tahun 2009.
Beruntunnya prestasi yang didapatkan koperasi ini, membuatnya tidak diragukan lagi sebagai koperasi yang sehat dan dikelola dengan manajemen profesional. Tak heran, ketika pihak pengurus mengajukan KUR ke BNI, tanpa diribeti berbagai prosedur rumit, KSU Pemogan pun mendapatkan kucuran dana senilai Rp 2 miliar.
“Dana KUR langsung dimanfaatkan untuk memperkuat segmen usaha koperasi. Bersyukur dengan kemajuan demi kemajuan yang diraih KSU Pemogan, beberapa tahun belakangan ini koperasi kami sering menjadi tempat studi banding dari berbagai koperasi di seluruh Indonesia. Bahkan, ada juga koperasi dari Thailand dan Jepang yang datang untuk sharing dan menimba keberhasilan dari KSU di sini. Bagi kami pengurus KSU, tentu ini suatu kebanggaan. Makanya kami mengundang, kalau ada koperasi yang bermasalah atau terancam bangkrut, silakan studi banding ke KSU Pemogan. Kami selalu terbuka,” katanya panjang lebar.
Sebagai wujud konkret untuk menyejahterakan anggota dan masyarakat sekitar, maka KSU Pemogan sudah membuka jasa berbagai macam pembayaran. Misalnya, listrik, telepon atau air. Bahkan, koperasi ini juga memiliki dua warung serba ada (waserda), yang setiap hari selalu ramai didatangi konsumen yang ingin berbelanja untuk keperluan sehari-hari.