Senin, 02 April 2012

SUKSES DULU BARU FRANCHISE (Edisi IV/2012)

Franchise bisa menjadi satu alternatif bagi pemilik modal yang ingin menginvestasikan uang yang dimiliki. Akan tetapi sebelum memutuskan membeli sebuah franchise, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pemahaman yang benar tentang franchise perlu dimiliki agar si pembeli franchise tak mengalami kerugian.

Pada dasarnya franchise merupakan duplikasi usaha yang sudah sukses dari sisi financial dan sistem untuk dipasarkan, digunakan dan dijalankan orang lain. Jadi, jika sebuah usaha belum sukses baik secara financial maupun system, usaha tersebut tak bisa dijadikan franchise.

Sesuai  PP No. 42 tahun 2007 tentang waralaba, sebuah usaha baru bisa dijadikan sebagai waralaba jika telah berjalan selama lima tahun. Usaha ini telah melalui berbagi proses. Dari segi sistem sebuah usaha waralaba memiliki sistem auto pilot, artinya ada atau tidak adanya pemilik, usaha tetap berjalan.
Hanya saja selama ini masyarakat Indonesia termasuk Bali banyak yang keliru membedakan antara waralaba ataukah sekadar business opportunity (BO). Ini juga terjadi akibat ulah para pengusaha sendiri yang langsung menyatakan bisnisnya sebagai waralaba. Padahal antara kedua hal ini terdapat perbedaan yang sangat besar. Bahkan jika tidak berhati-hati, si pembeli akan menderita kerugian.

Keberadaan business opportunity yang mengklaim dirinya sebagai waralaba sangat merugikan para pebisnis waralaba. Tak hanya itu, pembeli merek juga rentan mengalami kerugian secara financial akibat membeli sebuah bisnis yang belum teruji kelayakan sistemnya.

Jika dibandingkan antara BO dan franchise, BO terasa lebih menggiurkan. BO biasanya ditawarkan dengan harga paket yang lebih murah tanpa perlu membayar franchise fee ataupun royalty.  Rata-rata harga paket yang ditawarkan di bawah Rp 10 juta dan pembeli telah bisa mendapatkan booth (rombong ) beserta produk.

Ini tentu sangat berbeda dengan waralaba dimana seorang pembeli merek harus membayar franchise fee juga harus membayar royalty. Waralaba juga memiliki sistem yang jauh lebih rumit karena jenjangnya memang lebih tinggi.

Meski BO biasaya disertai dengan SOP (standard operational proccedure), akan tetapi perlakuan yang diterima pembeli BO dan pembeli franchise akan berbeda. BO biasanya bersifat beli lepas, karenanya pembeli tak akan mendapatkan continues support dari pemilik brand. Mereka biasanya cuma jual rombong dan produk. Sementara Franchise memiliki standar tertentu dalam penjualan brand-nya. Untuk menjaga kelangsungan bisnis pembeli merk, biasanya mereka menggunakan sistem radius. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perebutan pasar.

Perlakuan semacam ini dilakukan karena franchisor (penjual franchise) lebih bersifat brand oriented dan bukan money oriented. Mereka merasa sangat berkepentingan dengan keberlangsungan usaha si pembeli merek. Sebelum dilakukan penjualan biasanya terlebih dahulu dilakukan survei. Pemilik outlet yang telah membeli merek sebelumnya juga bisa mengajukan complain jika merasa dirugikan dengan pembukaan outlet baru.


Jenjang Bisnis Tertinggi

Sebuah usaha biasanya berkembang dari sebuah usaha rumahan dan selanjutnya menjadi business ownership.  Dalam bentuk ini biasanya sebuah usaha telah memiliki tempat tersendiri dan juga perizinan. Pada tahap selanjutnya bisnis akan berkembang menjadi business opportunity. Dan setelah itu bisnis baru bisa menjadi bisnis waralaba sebagai tingkatan bisnis yang tertinggi.

  Sebuah usaha yang akan diwaralabakan di samping harus berjalan minimal lima tahun juga harus memiliki minimal 3 cabang di daerah yang berbeda. Ini untuk menguji apakah sistem yang dimiliki telah memenuhi standar franchise ability.

Jika ingin mengembangkan usaha franchise sebagai langkah awal, jalanilah usaha dengan sebaik-baiknya selama 4,5 tahun pertama. Sambil jalan jangan lupa menyiapkan segala perizinan. Jangan lupa juga untuk mendaftarkan merek. Secara perlahan siapkanlah sistem, untuk lebih meyakinkan mintalah jasa konsultan.
Semua usaha memiliki peluang untuk dijadikan franchise. Satu syarat penting yang harus dipenuhi yakni usaha tersebut menguntungkan. Semua bisnis bisa di-franchise-kan selama memiliki pasar. Hanya usaha yang tak ada pasar yang tak bisa. Semua bisnis menjanjikan untuk dijadikan sebagai waralaba. Tergantung bagaimana perlakuan yang diberikan terhadap bisnis bersangkutan.

Bagi franchisor, berbagai keuntungan bisa didapat dengan menjual mereknya. Pertama, brand menjadi jauh lebih terkenal. Kedua, penjual produk akan menjadi lebih baik. Ketiga, eksploitasi HAKI menjadi lebih dihargai. Keempat, ekspansi pasar lebih mudah dilakukan tanpa perlu mengeluarkan dana. Dan kelima, passive income yang luar biasa seiring dengan pertumbuhan outlet.

Resiko 0%

 Jika ingin membeli franchise ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, lihat dulu brand yang akan dibeli, apakah telah cukup dikenal dan memiliki pasar. Kedua, kenali sistem waralaba yang ingin dibeli. Untuk lebih meyakinkan pembeli bisa mendatangi 2 atau 3 outlet brand yang bersangkutan. Lakukan survei dan hitung BEP-nya. Semakin banyak outlet yang dimiliki maka akan semakin mahal harga sebuah franchise.
Ada berbagai keuntungan yang bisa didapat oleh seorang pembeli franchise. Pertama, akan didapat sebuah sistem yang telah teruji. Kedua, didapat brand atau merek dari franchisor yang biasanya telah dikenal sebelumnya. Dan ketiga, dari sisi perhitungan kerugian risikonya hampir 0%. Ini dikarenakan usahanya sendiri telah memiliki sistem yang teruji kelayakannya.

Memang jika dibandingkan dengan BO, franchise memerlukan investasi yang lebih besar. Akan tetapi ini akan berimbang dengan hasil yang didapat dan minimnya risiko yang harus ditanggung. Franchise memang bersifat high cost, high return. Franchise dengan kisaran harga di bawah Rp 500 juta BEP-nya berkisar antara 1-2 tahun. Sementara yang harganya di kisaran Rp 500 juta – Rp 1 miliar BEP-nya antara 2-3 tahun.
Franchise bisa menjadi sebuah pilihan usaha bagi mereka yang memiliki modal akan tetapi tak memiliki ide bisnis baru dan tak mau menanggung risiko yang terlalu besar dari investasinya. Selama ini risiko kerugian akibat franchise hanya sekitar 5%, itupun lebih akibat perlakuan yang salah terhadap usaha yang dijalankan. Membeli franchise jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun usaha dari awal

Dalam sebuah usaha, membangun merek memang menjadi investasi yang paling mahal, akan tetapi jika kita membeli franchise, kita langsung mendapatkan merek yang telah dikenal secara luas. Franchise juga memberikan setidaknya tiga pilihan bagi pengusaha, mereka bisa terlibat 100% dalam usahanya, mereka juga bisa terlibat sebagian atau bahkan tak terlibat sama sekali dan tinggal menunggu profit saja. Ini dikarenakan franchise telah memiliki sistem auto pilot. (ayu)

Raul Haidin
Franchisor & Consultant Franchise
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA