Jumat, 18 Mei 2012

PONDASI BISNIS “ONLINE” (Edisi V/2012)

Kejujuran ternyata menjadi modal dalam hampir semua segi kehidupan. Apalagi dalam dunia bisnis yang sangat membutuhkan kepercayaan antara pihak yang melakukan hubungan bisnis, antara pedagang dan pembeli, penyedia jasa dan pemakainya. Kalau ingin bisnis yang dibangun berumur panjang, seseorang harus menjaga kejujuran sebagai sebuah kredibilitas dalam berbisnis.

Tak hanya dalam bisnis konvensional dimana produsen, penyedia jasa, pedagang, bisa berhadapan dan bertemu langsung dengan pembeli dan pemakai jasa. Dalam bisnis dunia maya, wajah baru bisnis modern yang dikenal dengan bisnis online, kejujuran tetap penting. Sekali berlaku tidak jujur dan fair, konsumen akan terbang dan menghilang, tak pernah datang lagi. Alamat bisnis yang dirintis, tumbang.

Bisnis online, belakangan seperti “wabah”, tak hanya di kota-kota besar, bakhan sampai ke pinggiran. Beberapa orang mulai beralih ke sistem online untuk memilih barang yang diinginkan, namun ada pula yang masih ragu-ragu untuk mencoba fasilitas tersebut.

Bisnis online memberi banyak kemudahan pada pelakunya. Memudahkan pelaku bisnis dan memudahkan konsumen. Semua karena dampak teknologi. Konsumen tak perlu susah-susah keluar rumah untuk berlanja, cukup “ngenet” di rumah, yang penting faham sistemnya, semua bisa dilakukan, barang yang diharapkan bisa datang sendiri. Tentu transaksi dilakukan secara online pula -- pemesanan maupun pembayaran. Pelaku bisnis online pun tak perlu punya kantor megah dan mentereng. Kantor dalam genggaman, ditenteng. Orang kerap menyebutnya kantor berjalan, mobile.

Dalam perkembangannya, tak hanya beraneka barang yang berwujud fisik dipasarkan lewat online. Perasaan pun dilayani dalam bisnis dunia maya ini. Jika Anda masih malu-malu kucing menyatakan cinta pada seseorang yang Anda taksir, ada jasa online yang melayani Anda. Tentu sebuah transaksi pembayaran harus dilakukan terlebih dulu.  Ibaratnya “mbak comblang”, tetapi lagi-lagi ini teknologi.

Praktis yang ditawarkan oleh kehadiran teknologi, memang menjadi alasan bisnis ini berkembang dengan pesat. Di era pasar bebas dan persaingan yang makin ketat, praktis menjadi kata bertuah, termasuk dalam berbelanja. Efisiensi waktu, irit tenaga menjadikan orang meninggalkan cara belanja tradisional yang mulai dinilai tak efisien. Belanja online bahkan bisa dilakukan  dalam 24 jam, sangat beda dengan jam buka toko atau pasar tradisional yang terbatas. Belanja online juga menghindarkan konsumen tergiur membeli barang lain yang tidak dibutuhkan. Anda pernah merasakan belanja ke supermarket atau mall, ternyata barang yang Anda borong di luar yang direncanakan sebelumnya untuk dibeli?

Masih banyak kepraktisan yang ditawarkan belaja online, tetapi kenikmatan yang ditawarkan teknologi belanja ini bukanlah tanpa risiko. Yang namanya transaksi bisnis, risiko selalu menyertai.  Agar tak tertipu penjual online nakal, satu hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan nomor telepon, alamat fisik toko ataupun gudang bahwa toko online tersebut benar-benar ada.

  Binis dan belanja online memang menggiurkan. Hasil survey Nielsen Global Online 2007, menempatkan Indonesia di posisi 13 dari 14 negara Asia Pasifik dalam daftar persentase terbanyak populasi pengguna internet yang pernah berbelanja online, dengan 51% populasi pengguna internet di Indonesia yang pernah berbelanja online. Ini memperlihatkan makin banyak orang yang terseret untuk melakukan hal yang praktis. Hati-hati tetap perlu jadi perhatian.
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA