Masih ingat logo koperasi Indonesia yang identik dengan pohon beringin, lengkap dengan padi, kapas, timbangan, bintang dalam perisai, dan gerigi roda? Kini, logo itu sudah diganti dengan logo baru yang sama sekali berbeda. Logo baru koperasi kini berbentuk gambar bunga dengan dominasi warna hijau pastel. Bentuknya jauh lebih sederhana dan modern.
Melalui logo baru itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah seperti hendak memberi sinyal bahwa koperasi ingin tampil lebih modern. Koperasi hendak meninggalkan kesan kuno yang selama ini sudah melekat pada diri koperasi.
Stereotipe yang berkembang di masyarakat selama puluhan tahun, koperasi adalah lembaga ekonomi rakyat kecil yang berkesan kuno, tidak up to date, bermodal satu meja kecil, satu buku kecil untuk pembukuan, berskala ekonomi kecil, kurang gengsi, dan lainnya. Tidak sedikit pula “oknum” pelaku koperasi yang hanya menjadikan lembaga ini sebagai “alat” untuk mengakses berbagai bantuan pemerintah. Maka ketika bantuan itu sudah cair, koperasi yang dibangun dengan motivasi bantuan itu, secara pelan tapi pasti, akan mati.
Stereotipe yang terus melekat pada sosok koperasi, ditambah banyaknya koperasi yang tidak dimanajemen dengan baik dan profesional, membuat lembaga ini tidak pernah berhasil menjadi pilar yang sesungguhnya dari ekonomi kerakyatan nasional. Selama puluhan tahun, koperasi hanya mampu menjadi “penggembira” dalam hiruk pikuk perekonomian nasional yang lebih banyak ditopang sektor swasta.
Lewat logo yang baru, koperasi Indonesia diharapkan selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya, serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi.
Perubahan logo koperasi sepertinya hendak dijadikan tonggak awal menuju modernisasi koperasi. Mungkinkah?