Sebagai salah satu soko guru perkonomian Indonesia, koperasi terbukti telah mampu membangun perekonomian masyarakat, bahkan hingga yang berada di kawasan pedesaan. Bahkan saat terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu, koperasi terbukti mampu bertahan dan tetap eksis meski bentuk-bentuk usaha yang lain rontok satu per satu dihantam badai krisis.
Sayangnya tak semua anggota masyarakat sadar akan strategisnya peran koperasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata dan berkeadilan. Bahkan sampai saat ini banyak yang memandang sebelah mata keberadaan koperasi dibandingkan bentuk usaha lainnya.
Guna menumbuhkan kecintaan dan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi, maka dilaksanakanlah gerakan masyarakat sadar koperasi atau yang selama ini dikenal dengan sebutan Gemaskop. Di Provinsi Bali sosialisasi Gemaskop tahun 2012 telah dilaksanakan pada 19 Juni lalu.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi, I Gede Indra, SE. MM, mengungkapkan, sosialisasi Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi diberikan kepada kalangan generasi muda dan kelompok ekonomi produktif, dengan maksud agar para pemuda dapat lebih memahami informasi perkoperasian, manfaat berkoperasi, dan tujuan koperasi sehingga dapat melanjutkan usaha-usaha atau kegiatan ekonomi kerakyatan melalui wadah koperasi.
Diungkapkan, sosialisasi kegiatan Gemaskop sudah dilakukan sejak dulu melalui berbagai kegiatan seperti penyuluhan, sosialisasi kepada kelompok ekonomi produktif, seminar, diskusi, lokakarya, diklat, dialog interaktif di media seperti radio dan televisi, maupun bentuk publikasi/ informasi lainnya seperti iklan layanan, barner, brosur, pencetakan buku dan sebagainya.
Hasil pertemuan yang dilaksanakan ini akan dijadikan modal awal guna menginformasikan perkoperasian kepada masyarakat khususnya kepada generasi muda untuk memahami dan melanjutkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Tak hanya dari Dinas Koperasi, acara sosialisasi ini juga diikuti pengurus koperasi, pelaku UMKM, Gapoktan hingga kalangan mahasiswa.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Patra, SH. MH. Dalam sambutannya menyatakan penyelenggaraan kegiatan sosialisasi Gemaskop sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang perkoperasian dan manfaat berkoperasi serta informasi program-program strategis lainnya bagi tumbuh kembangnya koperasi, informasi kelembagaan koperasi seperti koperasi skala besar, koperasi berkualitas, informasi masalah permodalan dan pemasaran maupun upaya pemerintah dan stake holders meningkatkan kualitas SDM pengurus/pengelola koperasi.
Terlebih sasaran dari kegiatan ini merupakan kelompok generasi muda dan pelaku ekonomi produktif yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi ke depan. ”Kegiatan ini mempunyai nilai strategis karena sasarannya adalah kelompok generasi muda dan kelompok ekonomi produktif, dengan harapan generasi muda sebagai pelopor, penggerak dan pelaku bagi tumbuh kembangnya koperasi di lingkungannya masing-masing,” ungkapnya.
Dijelaskan, Provinsi Bali dan seluruh kabupaten/kota pada 2011 telah mendapat penghargaan sebagai Provinsi Penggerak Koperasi dan Kabupaten/Kota Penggerak Koperasi. Menurutnya prestasi ini berkat kerja keras dan dukungan dari masyarakat Bali, Dekopinwil dan Dekopinda kabupaten/kota bersama gerakan koperasi di Bali. Hanya saja predikat semacam ini diharapkan tak lantas membuat masyarakat berpuas diri.
”Kita tentu tidak boleh berpuas diri atas prestasi tersebut, ini merupakan langkah awal, sebaliknya justru pemerintah bersama gerakan koperasi untuk lebih menyatukan diri, membulatkan tekad untuk meningkatkan kinerja koperasi di Bali serta bersama-sama mencari solusi mengatasi permasalahan yang dihadapi gerakan koperasi,” ujarnya.
Secara umum dijelaskan kinerja koperasi di Bali setiap tahun makin meningkat, ini dilihat dari makin banyaknya masyarakat/kelompok ekonomi produktif menjadi anggota koperasi atau membentuk koperasi. Namun secara jujur diakui masih ada koperasi yang tidak aktif/bermasalah sehingga merugikan citra koperasi. ”Secara bertahap kami telah lakukan upaya pembenahan agar koperasi tersebut bangkit kembali, tetapi kalau tidak memungkinkan tentu upaya terakhir dilakukan yaitu langkah pembubaran,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi Bali mendorong terwujudnya gerakan koperasi yang kuat dan besar baik dari skala jumlah anggota, modal maupun usahanya dan yang tidak boleh dilupakan koperasi yang besar dan kuat tersebut tidak boleh lepas dari prinsip jati diri koperasi.
Terkait dengan sosialisasi Gemaskop, diharapkan masyarakat Bali terutama para generasi muda dan kelompok ekonomi produktif dapat memahami dan mengetahui manfaat berkoperasi sebagai wadah untuk memperjuangkan kesejahteraannya. Masyarakat diharapkan meyakini konsep bersama-sama, bersatu memperjuangkan kepentingan ekonomi melalui koperasi jauh lebih mudah dan bermanfaat dibandingkan secara sendiri-sendiri.
Dijelaskan kehadiran koperasi terbukti dapat menggerakkan sektor perekonomian daerah, menyerap tenaga kerja/menekan pengangguran dan menekan kemiskinan. Karenanya kehadiran koperasi sangat diperlukan oleh masyarakat sehingga harus terus disosialisasikan manfaatnya agar lebih dikenal.
”Melalui Gemaskop ini harapan kami kepada seluruh peserta untuk meneruskan informasi perkoperasian kepada kelompok ekonomi produktif lainnya yang ada di lingkungan sekitarnya,” pungkasnya.( Siahaan)