Hobi kadang membawa seseorang larut dalam euforia kesukaan yang digelutinya. Demi hobi, banyak orang rela menempuh berbagai hal yang bagi orang kebanyakan kadang tak masuk akal. Fotografi misalnya menjadi aktivitas yang disukai banyak orang, termasuk Gde Sugianyar yang tergila-gila pada keindahan dan seni fotografi ini.
Pria kelahiran Gianyar, salah seorang perwira menengah kepolisian dengan pangkat Kombes ini sudah mulai tertarik terhadap kamera sejak SMA. Sebagai perwira polisi aktif ia merasa tak hanya membutuhkan pistol sebagai senjata. Baginya, kamera bagaikan senjata kedua untuk mengabadikan keindahan alam. Potret manusia yang mengandung nilai humman interest selalu diabadikan setiap ada momen.
“Sebetulnya antara hobi saya memotret dengan tugas di kepolisian kadang membantu. Sering saya mengabadikan momen tugas-tugas polisi di lapangan,” katanya dalam bincang-bincang dengan Galang Kangin beberapa waktu lalu.
Saat ini sudah ada beberapa kamera yang dikoleksinya sebagai penambah semangat sebagai penghobi foto. “Kalau yang selalu stand by di mobil ada dua kamera,” jelasnya. Jenis dan merk kamera pun beragam, seperti yang full frame, kata dia untuk wide memakai lensa 24-70 MM Nikon D3 S dan tele 70-200 MM Nikon D7000.
Kecintaannya terhadap fotografi ini semakin diasah ketika tugas negara yang mengharuskan dia merantau dari satu wilayah ke wilayah lain. Untuk itu sudah tidak tercatat koleksi foto yang ia miliki selama menggeluti hobi ini. “Kalau di Indonesia sendiri hampir sebagian besar daerah pernah saya singgahi untuk memotret, seperti daerah NTT, Kalimantan, Badung, Jakarta, apalagi Bali,” terangnya. Pun demikian dengan luar negeri, beberapa negara yang pernah ia singgahi diantaranya Australia, China dan Hongkong.
Karya-karya fotonya ini juga sebagian sudah pernah menghiasi berbagai media baik di Bali maupun di luar Bali seperti Balikpapan dan Kupang. Bahkan hasil karyanya selalu jadi langganan untuk mengisi majalah kepolisian saat bertugas di Bali maupun di wilayah NTT dan Kaltim. Dalam memotret, dia juga selalu memegang prinsip seni fotografi. Foto harus dimengerti begitu melihat gambar, tanpa harus membaca keterangan dari foto tersebut. “Jadi biarkanlah foto yang bicara," terangnya. Itulah falsafah dalam dunia fotografi yang selalu dipegang Gde Sugianyar.
Kecintaannya dalam dunia foto ini bahkan membuatnya jatuh hati dan akhirnya menempatkan fotografi sebagai hobi utamanya. Kecintaannya dengan dunia seni fotografi ini kemudian ia buktikan dengan meraih juara dalam karya lomba foto yang diselenggarakan oleh Pemkot Denpasar beberapa waktu lalu.
Kegemarannya terhadap hobi jepret-menjepret ini juga sepertinya mulai ditiru oleh putra-putrinya, yakni Gde Wira Wibawa, Made Ayu Gina Purwaningtyas, Nyoman Try Yuliani dan Ketut Kanya Paramitha Devita. Terlebih hobi ini juga mendapat dukunghan penuh dari sang istri Lina Meidevita. Jadi klop sudah. Hobinya semakin menjadi-jadi setiap akhir pekan yang biasanya berlibur. Momen ini menjadi momen untuk ‘menghajar’ obyek-obyek menarik di perkotaan maupun di kawasan pelosok untuk dijadikan koleksi foto yang saat ini sudah berjumlah ribuan gambar.
“Kalau sampai sekarang memang koleksi belum ada yang menjadi buku, masih disimpan di (memori-red) eksternal, tapi filenya sudah mencapai 2 tera,” ungkapnya.
Dia berharap hobinya ini akan menjadi manfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain, terlebih momen-momen yang berkaitan dengan adat istiadat. Tugas seorang polisi di beberapa daerah juga sudah sering dia abadikan dari lensanya yang selalu dibawa kemanapun dia bertugas. (mhd)