Kamis, 30 Agustus 2012

Pura Ulun Danu Beratan ALTERNATIF LIBURAN WISATAWAN NUSANTARA (Edisi VIII/2012)

Berwisata tak selalu identik dengan biaya besar. Banyak alternatif tersedia bagi yang ingin menghabiskan liburan bersama keluarga. Salah satu contohnya berada di kawasan wisata Pura Ulun Danu Beratan. Selain bisa menikmati keindahan alam, di lokasi ini wisatawan dapat mempelajari sejarah dan budayanya.

Berlokasi di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti, Tabanan, objek wisata yang gambarnya dapat kita temukan dalam pecahan uang lima puluh ribuan ini dapat dicapai dalam waktu satu setengah jam dari Denpasar. Dan  cukup mudah dicapai karena berada di jalur utama Denpasar - Singaraja.

Udara dingin nan segar langsung menyapa, begitu kaki menginjak kawasan Pura Ulun Danu Beratan. Di pura yang terletak pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut ini, kita dapat menikmati eksotisme Danau Beratan sekaligus  keagungan Pura Ulun Danu Baratan.

Pura Ulun Danu Beratan merupakan salah satu pura yang memegang peranan cukup penting di Pulau Bali, dan difungsikan sebagai tempat pemujaan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud sebagai Dewi Danu yang merupakan simbol dari kemakmuran bagi masyarakat Bali sekaligus sebagai penyangga keseimbangan Pulau Bali.

Empat desa (satakan) menjadi penanggung jawab pura ini yakni Candikuning, Bangah, Antapan dan Baturiti. Terbagi dalam lima kompleks yang terdiri dari Pura Penataran  Agung, Pura Lingga Petak yang berada di tengah-tengah danau, Pura Dalem Purwa, Pura Prajapati dan Pura Taman Beji.

Sejarah pendirian Pura Ulun Danu Beratan dapat dilacak dari Lontar Babad Mengwi. Dikisahkan, seorang bangsawan  bernama I Gusti Agung Putu yang mengalami kekalahan perang dari I Gusti Batu Tumpeng. Untuk bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di Puncak Gunung Mangu hingga memperoleh kekuatan dan pencerahan.

Sekembalinya dari pertapaan,  Beliau mendirikan istana Belayu. Kemudian kembali berperang melawan I Gusti Batu Tumpeng dan memperoleh kemenangan. Setelah kemenangannya itu, Beliau kemudian mendirikan Pura Ulun Danu Beratan. Disebutkan pula bahwa pura ini dibangun  pada tahun 1556 Saka atau 1634 Masehi.

Kawasan yang kemudian berkembang dan dikembangkan sebagai objek wisata ini, menawarkan keindahan alam sebagai atraksi utama. Selain pemandangan alam yang masih asri dan tertata rapi, tempat ini telah dilengkapi sarana pendukung lainnya. Dari parkir yang cukup luas sampai kamar mandi yang bersih pun tersedia. Cukup dengan membayar Rp 7.500 bagi wisatawan dewasa dan Rp 5.000 bagi anak-anak,  sebuah kepuasan menikmati pesona alam bias dirasakan di tempat ini.

Fasilitas Pendukung


Made Harsa (45), salah seorang pengunjung objek wisata Pura Ulun Danu Beratan, menyatakan tempat yang unik dengan suasana sejuk menjadi alasannya memilih objek wisata di kawasan Bedugul ini sebagai tempat keluarganya untuk berlibur. Di samping bisa menikmati keindahan danau, di saat yang sama anak-anaknya juga dapat menikmati sarana permainan yang tersedia di areal sekitar Pura Ulun Danu.

“Saat pagi di sini suasananya sangat segar, hanya saja tempat mancing, yacht, shopping area masih perlu ditata. Jalannya juga perlu diperbaiki karena kalau hujan seringkali becek,” kata Harsa.
Bagi yang suka memancing, cukup dengan membayar lima ribu rupiah saja Anda dapat memancing sepuasnya di tepi Danau Beratan. Sementara bagi yang menyukai wisata air, berbagai pilihan tersedia di sini mulai boat atap, speed boat dan juga perahu sampan.

Untuk satu kali keliling danau dengan boat atap, Anda cukup membayar  Rp 127 ribu dengan maksimal 5 orang penumpang. Jika ingin mencoba speed boat dengan 4 penumpang, Anda cukup merogoh Rp 102 ribu. Sementara jika Anda mencoba sampan dayung cukup dengan Rp 55 ribu untuk 5 orang, sudah dapat menikmati keindahan danau selama 30 menit.

Jika Anda punya waktu lebih dan berkesempatan untuk menyewa salah satu perahu yang ditawarkan, Anda akan diajak berkeliling mengitari danau selama 30 menit. Udara dingin yang menerpa wajah di atas boat akan terbalas dengan pemandangan yang menggiurkan sepanjang  lintasan boat selama berkeliling. Anda pun dapat menikmati Pura Ulun Danu dari sisi yang berbeda dari tengah-tengah danau.

Jangan khawatir jika lupa membawa kamera. Di kawasan ini tidak akan kesulitan menemukan puluhan fotografer yang siap mengabadikan kenangan Anda di tempat ini. Seperti yang dilakoni Ali (32) yang berprofesi sebagai fotografer keliling, menawarkan jasanya hanya dengan Rp 15.000 sampai 20.000 per satu buah foto langsung jadi.

Jika Anda telah bosan menikmati suasana pantai atau riuhnya wisata mall, wisata pegunungan semacam ini bisa menjadi alternatif. Selain murah dan mudah dijangkau, tempat ini menawarkan suasana yang masih alami dengan hawa yang jauh lebih sejuk dari pengatur suhu ruangan di kamar Anda. Ini akan memberikan atmosfir baru bagi Anda dan keluarga. (ayu)


KONTRIBUSI UNTUK MASYARAKAT

ALI, seorang fotografer keliling di objek wisata Pura Ulun Danu Beratan, sebelumnya pernah menawarkan jasa penyewaan pancing.  Ia mengaku bisa mendapatkan 10 pelanggan setiap harinya, bahkan di hari-hari libur nasional bisa sampai 15 pelanggan. Ali dan 19 orang fotografer lainnya yang  selalu menggendong kamera dan printer mini, selalu siap membidik pose terbaik setiap tamu dan akan mencetaknya dalam waktu kurang dari lima menit.

Anda juga bisa meminta para pelukis sketsa wajah untuk menggambar wajah Anda di atas kertas. Dengan hanya merogoh kocek tak lebih dari Rp 100 ribu, wajah Anda akan muncul sebagai sebuah sketsa dengan latar belakang keindahan Pura Ulun Danu Beratan.

Tak hanya Ali yang menikmati berkah dari geliat wisata di Pura Ulun Danu Beratan. Ika (42) pedagang pakaian di area Pura Ulun Danu juga turut menikmatinya. Saat musim liburan, omset penjualannyapun meningkat hingga 30%. Dari hasil berjualan pakaian sejak tahun 1996, ia mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Hal serupa dirasakan Made Budiasa (16), remaja yang saat ini masih duduk di bangku SMP ini,  membantu ibunya yang menjadi petugas kebersihan toilet. Mereka bertugas membersihkan toilet mulai dari mengepel dan membereskan sampah. Masing-masing petugas bertanggung jawab terhadap satu area yang terdiri atas empat toilet.

“Biasanya ibu saya yang membersihkan toilet dan juga membersihkan taman yang ada di dekatnya. Tetapi karena hari ini ibu saya sedang di pura, maka saya yang menggantikannya untuk bersih-bersih,” kata Budiasa.  (ayu)




Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA