Selasa, 25 September 2012

PESTA NIKAH ALA BALI, DIBURU (Edisi IX/2012)



Pernikahan menjadi momen spesial bagi siapa saja. Itu sebabnya, pesta pernikahan menjadi momentum yang selalu ingin dikakui dengan cara berkesan. Menikah di pulau dewata Bali menjadi salah satu obsesi banyak orang.

Sudah lama terdengar sejak beberapa tahun lalu, para selebritis menggelar pernikahan di Bali. Siapa sangka, tren menikah di pulau dewata kini tidak hanya menjadi dominasi para selebritis. Masyarakat umum dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk juga dari mancanegara, kini seolah saling berlomba untuk bisa menggelar pesta sekali seumur hidupnya di Bali.
Bali kini telah menjadi salah satu tempat tujuan pesta pernikahan internasional. “Bali memang sudah menjadi tempat favorit untuk pernikahan. Tidak hanya bagi turis uris asing, tetapi juga bagi masyarakat dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan lainnya,” ujar Diamantika Donnayani, penggagas Bali Wedding Specialist, sebuah komunitas wedding organizer di Bali.
Banyaknya peminat pesta pernikahan ala Bali, kata dia, telah membuka peluang bisnis wedding organizer bagi banyak pihak di Bali. “Peluang usaha wedding organizer menjadi semakin luas dengan semakin banyaknya peminat pesta pernikahan di Bali,” kata Donna.
Berbagai bisnis yang terkait dengan wedding organizer juga semakin berkembang di pulau dewata, mulai dari event organizer, pembawa acara (MC), dekorasi, bisnis rangkaian bunga (florist), tata rias, sound system, effect, lighting, dan lainnya. Bali Wedding Specialist sendiri dibentuk sebagai wadah komunikasi dan penguatan jaringan antarmereka yang bergerak di bidang wedding organizer.
Donna mengungkapkan, dulunya hanya warga negara asing yang mengincar romantisme pesta pernikahan di Bali. “Tapi sejak sekitar lima tahun terakhir, semakin banyak orang lokal dari berbagai kota di Indonesia, memilih Bali sebagai lokasi pernikahan mereka,” jelasnya.
“Banyak alasan yang mendasari mereka memilih Bali, terutama karena mereka ingin pernikahan mereka menjadi momen yang spesial dan tidak terlupakan,” ujar Donna.
             Dengan semakin banyaknya peminat pesta pernikahan di Bali, alternatif paket pernikahan yang ditawarkan juga menjadi semakin variatif. Tidak hanya sekadar pernikahan di tepi pantai, yang sudah menjadi tren sejak puluhan tahun. Kini juga banyak pernikahan yang digelar di dalam chapel atau tempat-tempat yang tidak menyentuh langsung bibir pantai.
“Lokasi pernikahan tergantung pada keinginan mempelai masing-masing. Beberapa orang memilih di tepi pantai, ada juga yang memilih pesta di villa dengan jumlah pengunjung terbatas, ada juga yang lebih senang menikah di hotel dengan fasilitas mewah dan glamour,” jelasnya.
Konsep pernikahan pun bisa dirancang sesuai keinginan kedua mempelai, mulai dari konsep pantai, kebun, atau konsep indoor atau di ruang tertutup. “Umumnya, warga negara Eropa lebih senang menikah dengan konsep outdoor seperti di pantai atau kebun. Tetapi khusus untuk warganegara Jepang, biasanya harus menikah di ruang tertutup dengan fasilitas air conditioner,” ujar dia.
Setiap tahunnya, diperkirakan ada ribuan orang sengaja datang ke Bali hanya untuk menggelar pesta pernikahan. Dari Jepang saja, diperkirakan ada 5.000 orang datang setiap tahun untuk menikah di Bali. Jumlah itu belum termasuk warganegara Eropa, Australia, dan warganegara Indonesia dari berbagai kota.
Besarnya potensi bisnis dari pesta pernikahan ini pun juga sudah dilirik oleh sejumlah hotel berbintang di Bali. Sebagian besar diantaranya bahkan sengaja membangun chapel untuk tempat pernikahan di dalam hotel mereka.
Manager event Nikko Bali Resort and Spa, Dwi Raendra Ardian, mengakui melayani pesta pernikahan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Nikko Bali Resort and Spa sendiri mulai melirik peluang ini sejak lima tahun lalu dengan membangun sebuah chapel di dalam lingkungan hotel. “Setiap tahunnya, ada sekitar 20 pernikahan di tempat kami. Lumayan,” kata dia.
Nikko Bali Resort and Spa menawarkan berbagai jenis paket pernikahan dengan tarif berkisar 1.500 dolar AS hingga 4.000 dolar AS untuk satu jam proses pernikahan. Dengan harga tersebut, pihak Nikko menyediakan tempat, dekorasi standar, welcome drink untuk beberapa orang tamu, serta dua malam menginap untuk pasangan pengantin. Menariknya, harga paket akan lebih mahal bila mempelai pengantin tidak menginap di hotel tersebut. “Karena kami mengharapkan tambahan pembelanjaan dari mereka selama menginap di sini. Kalau tidak menginap, harganya sedikit lebih tinggi,” ujar Dwi.
Acara pernikahan juga memberi keuntungan bagi aktivitas terkait. Seperti diakui Christian Setiabudi, pemilik Balon Bunga, usaha yang menyediakan special efek dan dekorasi balon. Sejak dibuka 14 tahun lalu, kata Christian, usahanya cukup menguntungkan dan bisa mengelola 60 hingga 80 pernikahan dalam sebulan.
Lukas Bundi dari Love and Grace Event Organizer menambahkan, pernikahan  tidak hanya memberi keuntungan bagi wedding organizer, tetapi juga bagi peningkatan jumlah wisatawan ke Bali. “Karena setiap mempelai biasanya juga mendatangkan seluruh keluarga dan kerabatnya ke Bali. Ini jelas memberi dampak positif juga pada tingkat kunjungan wisatawan ke Bali,” kata dia. (viani)

Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA