Pernikahan
menjadi momen spesial bagi siapa saja. Itu sebabnya, pesta pernikahan menjadi
momentum yang selalu ingin dikakui dengan cara berkesan. Menikah di pulau
dewata Bali menjadi salah satu obsesi banyak orang.
Sudah
lama terdengar sejak beberapa tahun lalu, para selebritis menggelar pernikahan
di Bali. Siapa sangka, tren menikah di pulau dewata kini tidak hanya menjadi
dominasi para selebritis. Masyarakat umum dari berbagai daerah di Indonesia,
termasuk juga dari mancanegara, kini seolah saling berlomba untuk bisa
menggelar pesta sekali seumur hidupnya di Bali.
Bali
kini telah menjadi salah satu tempat tujuan pesta pernikahan internasional.
“Bali memang sudah menjadi tempat favorit untuk pernikahan. Tidak hanya bagi
turis uris asing, tetapi juga bagi masyarakat dari berbagai kota di Indonesia
seperti Jakarta, Surabaya, dan lainnya,” ujar Diamantika Donnayani, penggagas
Bali Wedding Specialist, sebuah komunitas wedding
organizer di Bali.
Banyaknya
peminat pesta pernikahan ala Bali, kata dia, telah membuka peluang bisnis wedding organizer bagi banyak pihak di
Bali. “Peluang usaha wedding organizer
menjadi semakin luas dengan semakin banyaknya peminat pesta pernikahan di
Bali,” kata Donna.
Berbagai
bisnis yang terkait dengan wedding
organizer juga semakin berkembang di pulau dewata, mulai dari event organizer, pembawa acara (MC),
dekorasi, bisnis rangkaian bunga (florist), tata rias, sound system, effect, lighting, dan lainnya. Bali Wedding
Specialist sendiri dibentuk sebagai wadah komunikasi dan penguatan jaringan
antarmereka yang bergerak di bidang wedding
organizer.
Donna
mengungkapkan, dulunya hanya warga negara asing yang mengincar romantisme pesta
pernikahan di Bali. “Tapi sejak sekitar lima tahun terakhir, semakin banyak
orang lokal dari berbagai kota di Indonesia, memilih Bali sebagai lokasi
pernikahan mereka,” jelasnya.
“Banyak
alasan yang mendasari mereka memilih Bali, terutama karena mereka ingin
pernikahan mereka menjadi momen yang spesial dan tidak terlupakan,” ujar Donna.
Dengan semakin
banyaknya peminat pesta pernikahan di Bali, alternatif paket pernikahan yang
ditawarkan juga menjadi semakin variatif. Tidak hanya sekadar pernikahan di
tepi pantai, yang sudah menjadi tren sejak puluhan tahun. Kini juga banyak pernikahan
yang digelar di dalam chapel atau
tempat-tempat yang tidak menyentuh langsung bibir pantai.
“Lokasi
pernikahan tergantung pada keinginan mempelai masing-masing. Beberapa orang
memilih di tepi pantai, ada juga yang memilih pesta di villa dengan jumlah
pengunjung terbatas, ada juga yang lebih senang menikah di hotel dengan
fasilitas mewah dan glamour,” jelasnya.
Konsep
pernikahan pun bisa dirancang sesuai keinginan kedua mempelai, mulai dari
konsep pantai, kebun, atau konsep indoor
atau di ruang tertutup. “Umumnya, warga negara Eropa lebih senang menikah
dengan konsep outdoor seperti di
pantai atau kebun. Tetapi khusus untuk warganegara Jepang, biasanya harus
menikah di ruang tertutup dengan fasilitas air
conditioner,” ujar dia.
Setiap
tahunnya, diperkirakan ada ribuan orang sengaja datang ke Bali hanya untuk
menggelar pesta pernikahan. Dari Jepang saja, diperkirakan ada 5.000 orang datang
setiap tahun untuk menikah di Bali. Jumlah itu belum termasuk warganegara
Eropa, Australia, dan warganegara Indonesia dari berbagai kota.
Besarnya
potensi bisnis dari pesta pernikahan ini pun juga sudah dilirik oleh sejumlah
hotel berbintang di Bali. Sebagian besar diantaranya bahkan sengaja membangun chapel untuk tempat pernikahan di dalam
hotel mereka.
Manager
event Nikko Bali Resort and Spa, Dwi Raendra Ardian, mengakui melayani pesta
pernikahan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Nikko Bali Resort
and Spa sendiri mulai melirik peluang ini sejak lima tahun lalu dengan
membangun sebuah chapel di dalam
lingkungan hotel. “Setiap tahunnya, ada sekitar 20 pernikahan di tempat kami.
Lumayan,” kata dia.
Nikko
Bali Resort and Spa menawarkan berbagai jenis paket pernikahan dengan tarif berkisar
1.500 dolar AS hingga 4.000 dolar AS untuk satu jam proses pernikahan. Dengan
harga tersebut, pihak Nikko menyediakan tempat, dekorasi standar, welcome drink untuk beberapa orang tamu,
serta dua malam menginap untuk pasangan pengantin. Menariknya, harga paket akan
lebih mahal bila mempelai pengantin tidak menginap di hotel tersebut. “Karena
kami mengharapkan tambahan pembelanjaan dari mereka selama menginap di sini.
Kalau tidak menginap, harganya sedikit lebih tinggi,” ujar Dwi.
Acara
pernikahan juga memberi keuntungan bagi aktivitas terkait. Seperti diakui Christian
Setiabudi, pemilik Balon Bunga, usaha yang menyediakan special efek dan
dekorasi balon. Sejak dibuka 14 tahun lalu, kata Christian, usahanya cukup
menguntungkan dan bisa mengelola 60 hingga 80 pernikahan dalam sebulan.
Lukas
Bundi dari Love and Grace Event Organizer menambahkan, pernikahan tidak hanya memberi keuntungan bagi wedding organizer, tetapi juga bagi
peningkatan jumlah wisatawan ke Bali. “Karena setiap mempelai biasanya juga
mendatangkan seluruh keluarga dan kerabatnya ke Bali. Ini jelas memberi dampak
positif juga pada tingkat kunjungan wisatawan ke Bali,” kata dia. (viani)