Senin, 28 November 2011

GAGAL PANEN, BERAS MAHAL (Edisi 11)

Memasuki bulan Oktober, harga eceran beras berlabel sempat mencapai Rp 220.000 per 25 kilogram. Tak lama kemudian mulai menurun, tetapi masih di atas harga dua ratus ribuan. Berfluktuasinya harga beras sebagai komoditi utama, sangat dirasakan sebagian besar masyarakat. Sedikit saja harga naik, maka akan mempengaruhi komoditi lainnya.

Saat ini, masyarakat belumlah membedakan mana beras yang sehat untuk dikonsumsi. Bagi mereka, yang terpenting ada beras untuk dimasak. Dari informasi yang berhasil dihimpun, tingginya harga beras, akibat di beberapa wilayah di Bali khususnya, banyak terjadi gagal panen. Penyebabnya, hama penyakit yang dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem.

Untuk diketahui, bahwa pasokan beras yang didatangkan dari Jawa, sebagian besar berasal dari daerah Jembrana, Tabanan, dan Klungkung. Beras yang mereka beli di Bali diproses lebih lanjut di Jawa, lalu dikemas, dan selanjutnya dipasarkan ke Bali. Jadi, kalau saat ini di Bali terjadi gagal panen, tentu akan mengurangi jumlah yang bisa dipasok. Hal ini jelas mengakibatkan melambungnya harga beras, seperti yang sekarang sedang terjadi.


“Gagal panen sesungguhnya lebih sering terjadi pada pertanian yang menerapkan pola tanam mono kultur, seperti jenis padi saja, tanpa diselingi dengan palawija. Dan masih mempertahankan pemakaian pupuk kimia secara berlebih, sebagai doping tanaman padi. Jelas hal ini akan memperparah kesuburan lahan, sehingga sangat sedikit yang bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Nah, dengan berkurangnya ketersediaan nutrisi, tentu tanaman lebih mudah terserang hama penyakit. Akibatnya, berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil produksi,” jelas Wayan Cita, SP., Kepala Bidang Pengkajian Teknologi Pertanian dan Hortikultura Kota Denpasar kepada para petani di Subak Margaya, Denpasar Barat.
Ditambahkan, “Banyak faktor yang menjadi pemicu serangan terhadap tanaman padi tersebut.”

Faktor lain yang menjadikan harga beras mahal, akibat meruginya para pengijon. Seperti yang dikatakan Wayan Darna, staf unit Agro Kharisma Farm, “Saat padi mulai masak susu, sudah ada pengijon yang memberikan uang muka (ceng) kepada petani. Lima belas hari kemudian, situasi tersebut berubah secara drastis, di mana pada bagian leher padi mulai membusuk (potong leher), dan akhirnya malai padi akan kosong. Jelas saja si pengijon panik, karena dapat dipastikan mengalami kerugian.” Dari pantauan di beberapa wilayah binaan Kharisma Farm, ditemukan bahwa sebagian besar tanaman padi yang memakai pupuk Agrodyke masih terhindar dari serangan virus tersebut.

“Serangan potong leher tersebut terjadinya sangat mendadak,” jelas Wayan Suasa, Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Mengwi, Badung. Hal ini terjadi pada demplot padi yang dilaksanakan di lahan BPP. “Karena terlambat menyemprot, seluruh demplot terserang, sehingga kami gagal panen. Kalau di Subak Bulan, Desa Gulingan, Mengwi, dari awal gejalanya sudah diketahui, sehingga tanaman padi yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. Terlambat sedikit saja, maka akan menjalar ke seluruh areal subak Bulan,” jelas Nyoman Suriana, Petugas Penyuluh Lapangan setempat.

“Masa tanam padi periode bulan Maret - Oktober, terutama pada Sasih Kapat, biasanya memperoleh hasil yang baik. Bahkan sampai dengan November terjadi panen raya. Harga gabah cukup terjangkau, sehingga para pemasok gabah akan membeli sebanyak mungkin,” jelas Mande Juniarta, staf Kharisma Farm yang mengkoordinir proses gabah menjadi beras. Namun saat ini kenyataannya berbeda. Dari pantauan di lapangan, dikatakan banyak terjadi gagal panen karena serangan virus.

Sementara Dewa Astina, pemilik Padi Agro di Subak Cemagi, Badung, mengatakan, “Sebagian besar tanaman padi yang berada di wilayah dekat pantai tidak ada gejala potong leher. Tetapi pada dataran yang lebih tinggi, apalagi yang terkena imbas sayong (embun), pasti akan diserang.” Walaupun tidak terkena, kebanyakan petani di daerah Cemagi melaksanakan pencegahan dengan menyemprotkan pupuk Agrodyke ke seluruh bagian tanaman. Hal ini sesuai dengan multi fungsi daripada pupuk tersebut.

“Menurunnya harga beras beberapa minggu terakhir ini, belum menjamin akan stabilnya harga,” jelas beberapa pengecer beras di Pasar Sanglah, seperti yang dikutip tim pemasaran dari Unit Kharisma Farm. Kebanyakan beras yang tersedia di pasaran saat ini, sangat berbeda dengan sebelumnya. Mungkin saja berasal dari beras yang sengaja distock untuk mengantisipasi keadaan yang telah diprediksi sebelumnya. Bagi mereka yang telah lama menggeluti pekerjaan ini, cara yang demikian sudah mereka alami pada setiap tahunnya. Maka tidak heran ketika tidak ada panen raya, beras masih beredar di pasaran.


KEBERPIHAKAN PETANI

IMBAUAN pemerintah melalui Dinas Pertanian terhadap pengurangan pemakaian pupuk anorganik, sampai saat ini sudah mampu menyentuh para petani penggarap. Artinya, program Go Green Pemerintah Provinsi Bali dengan semangat para penyuluh di lapangan, sudah mulai berhasil merubah kebiasaan petani. Dampak positifnya, mulai bermunculan produksi beras sehat maupun beras organik. Hanya saja, sampai saat ini belum sepenuhnya mendapat dukungan dari konsumen, mengingat masih ada pilihan beras lain dengan harga terjangkau.

Namun demikian, ada hal yang masih harus ditekankan lagi kepada petani agar tidak menjual padi sebelum panen. Karena para pengijon akan beraksi saat padi mulai masak susu. Dan merekalah yang akan menentukan standar harga tertentu tanpa membedakan hasil produksi, apakah itu diperlakukan dengan pupuk anorganik atau pupuk organik. Di sinilah petani sering bimbang untuk memutuskan. “Kalau tidak segera dijual, banyak keperluan dana untuk keluarga. Kalau ditunda, konsekuensinya dihargai serendah mungkin, karena sudah lewat waktu misalnya,” ungkap Komang Rata, Pekaseh Subak Penataran, Marga, Tabanan.

“Dari padi mulai masak susu sampai dengan siap panen, rentan sekali terhadap beberapa gangguan. Seperti yang terjadi pada musim tanam saat ini, di mana 14 hari sebelum panen tanaman padi terserang potong leher. Selain itu, risiko dimakan burung, maupun yang lainnya.

Itulah umumnya kondisi yang dihadapi petani, sehingga keberpihakan petani lebih cenderung kepada para pengijon. “Walaupun dihargai lebih murah, mengingat kebutuhan dana yang mendesak, membuat kami memilih menjual ke pengijon. Buat mereka, sepertinya tidak ada jalan lain lagi,” ungkap Nyoman Rajin, Ketua Unit Pupuk dan Sarana, Subak Margaya, Denpasar, saat berbincang dengan Wayan Darna.
Ditambahkan, “Kalau padinya sudah diberikan ceng, berarti petani hanya menunggu pelunasan saja. Karena saat panen, si penebas yang menyiapkan tenaga kerja beserta kelengkapannya. Kalau panen sendiri, tenaga lokal sulit dicari, sehingga padinya lewat waktu.”

Awal sosialisasi program Yarnen Bali Madani sudah disepakati beberapa hal, di antaranya gabah akan dibeli per kilogram pada saat panen. Namun, begitu padi mulai masak susu, kebanyakan petani sudah ada yang memutuskan untuk ditaksir saja. Dan dua minggu menjelang panen para petani sudah bertemu dengan pengurus koperasi untuk menyepakati harga beli gabah nantinya. Apa yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, secara sepihak dilanggar oleh beberapa petani. Mereka berubah, minta dijual berdiri. Tentu hal ini memperlihatkan bahwa petani belum memiliki pengalaman untuk dijual gabahnya per kilogram kering panen. Padahal, dengan dijual per kilogram, kedua belah pihak akan mendapatkan hasil secara transparan.

Menyikapi hal tersebut, tidak ada pilihan lain bagi unit Agro untuk mencoba mengikuti keinginan petani. Dan setelah sebagian dilakukan penimbangan, ternyata hasilnya lebih banyak daripada yang ditaksir. “Mudah-mudahan, pada masa panen berikutnya petani bersedia menjual gabahnya pada saat panen,” demikian harapan Wayan Ajus Sucitrawan, staf unit Agro yang bertugas mengkoordinir pembelian gabah petani.
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)