Senin, 23 April 2012

TABELA MENUJU SWASEMBADA (Edisi IV/2012)

Beberapa tahun lalu, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemampuan perekonomian yang kuat. Bahkan swasembada pangan telah dinikmati selama beberapa tahun. Hanya saja belakangan kondisi ini menjadi terbalik. Indonesia yang sebelumnya telah menjadi lumbung beras justru harus melakukan impor produk pangan yang menjadi sumber makanan pokok sebagian besar penduduknya.

Berbagai langkah memang telah diupayakan untuk mengembalikan kemandirian pangan ini. Bahkan pada 2012 ini, Kementerian Pertanian menjadikan peningkatan produksi dan produktivitas untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan sebagai program utamanya. Tak tanggung-tanggung produksi secara nasional ditarget hingga 70,6 juta ton.

Strategi dan langkah-langkah operasional ditempuh untuk peningkatan produktivitas dengan beberapa kegiatan. Salah satunya yang telah diluncurkan di Kabupaten Klungkung yakni kegiatan SL-PTT dengan didukung benih BLBU dan infrastruktur lainnya. Tak hanya dengan dukungan infrastruktur, petani juga harus melakukan berbgai kegiatan untuk meningkatkan produktivitasnya.

Guna memantapkan peningkatan produksi, pilihan petani harus menerapkan teknologi yang bersifat spesifik lokasi, salah satunya dengan perbaikan sistem tanam yaitu “Tabela”. Sejatinya tanam padi dengan sistem Tabela sudah pernah dilaksanakan di beberapa subak pada tahun 2011, produktivitas cukup signifikan. Dengan Tabela, rata - rata propitas tercapai  70,00 - 82,40 Kw/Ha GKP. Bandingkan dengan tanam Tapin (tanaman pindah) yang hanya 65,00 - 68,00 Kw/Ha GKP.

Seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Klungkung, sistem tanam padi dengan alat sider telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dengan lokasi di beberapa subak dengan produktivitas yang tinggi. Di Subak Selat dengan luas ± 1,0 Ha dengan propitas pada inpari 7 dihasilkan 72,0 kw/ha GKP dan inpari 10 dihasilkan 74,50 kw/ha. Sementara itu petani yang menggunakan sistem Tapin dengan propitas yang tercapai hanya 65,50 kw/ha.

Di Subak Dlod Bakas dengan luas ± 1,0 ha dengan varietas yang ditanam yaitu inpari 7 produktivitasnya mencapai 65,0 kw/ha dan inpari 10 mencapai 70,0 kw/ha. Sementara dengan system Tapin propitasnya 65,75 kw/ha GKP.

Sedangkan Dem Area sebagai pendampingan SL yang pelaksanaan tanam tahun 2011 dan panen tahun 2012 juga diperoleh hasil yang signifikan. Subak Kacang Dawa seluas 3,0 ha dengan varietas yang ditanam inpari 6 propitasnya 65,60 kw/ha GKP dan inpari 10 dengan propitas dicapai  82,40 kw/ha dan petani disekitarnya 52,80. Kw/ha.

Di Subak Toya Hee, dengan luas 3,0 ha dengan varietas inpari 6 dengan propitas 72,80 kw/ha GKP dan inpari 10 dengan produktivitas dicapai 82,40 kw/ha GKP. Sementara petani sekitar dengan tanam Tapin propitasnya hanya   61,16 Kw/ha.

Jika dibandingkan dengan sistem tanam Tapin, Tabela memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan Tanam Tabela di antaranya terjadi efektivitas dan efisiensi karena waktu tanam cepat, tenaga tanam sedikit dan biaya tanam bisa dikurangi.

Di samping itu dengan sistem Tabela tidak perlu dilakukan pesemaian sehingga terjadi efisiensi waktu. Pemupukan lebih efisien dan mudah karena dilakukan pada larikan saja. Pengamatan dan pengendalian lebih mudah dilaksanakan. Anakan padi lebih kuat dan tidak mengalami stagnasi (stres).

Air yang belakangan juga kerap menjadi masalah utama yang harus dihadapi petani bisa diatasi. Dengan sistem Tabela terjadi efisiensi dalam penggunaan air karena pengairan terputus-putus (macak -macak saja). Dengan sistem ini anakan banyak dan bulir-bulir padi juga bernas karena sinar matahari bisa masuk pada larikan-larikan yang dibuat.

Jika ingin menggunakan system Tabela, petani perlu menyiapkan alat tambahan yakni atabela atau sider. Sider dibuat bahan baku kayu dan paralon. Sider ini bisa dibuat oleh petani/kelompok, tidak dibuat pabrikan karena desainnya sangat sederhana. Bagian sider rodanya dua dengan bentuk bergerigi.

Pipa paralon untuk tempat benih dengan beberapa lubang sesuai dengan jarak tanam dan lubangnya bisa ditutup atau dibuka. Di bawahnya diletakkan papan    sebagai    pemerata (pelasah). Untuk memudahkan dibuatkan dua pegangan sebagai tempat untuk menarik sider. Berat sider biasanya berkisar 15 - 20 kg.
Untuk penanaman dengan sistem Tabela, pertama-tama lahan diolah dengan sistem Olah Tanah Sempurna (OTS). Selanjutnya dibuatkan saluran keliling untuk mengatur kelembaban lahan dan mencegah semut mencari gabah/benih. Pada fase perbanyakan anakan, menjelang premordia diperlukan pengairan yang lebih banyak dengan tinggi genangan 2 - 5 cm.

Untuk hasil yang optimal diperlukan benih bermutu atau yang bersertifikat. Benih selanjutnya  direndam selama 1 x 24 jam sebelum ditanam dan dikeringanginkan. Benih yang bernas diuji dengan menggunakan larutan garam. Biji yang mengambang tak layak untuk digunakan. Di samping Tabela atau sider, juga diperlukan sarana lainnya diantaranya tali rapia sebagai sepat atau pedoman. Diperlukan juga selongsong sebagai alat untuk memasukkan benih di paralon.

Teknis Penanaman

Pelaksanaan penanaman dimulai dengan menyiapkan lahan tanam, air di lahan macak-macak, saluran pemasukan air ditutup rapat dan pembuangan dibuka. Selanjutnya pasang tali rapia di pinggir, sebagai pedoman awal untuk menjalankan roda sider sehingga larikan lurus (roda sider mengikuti tali rapia) dan selanjutnya, roda mengikuti larikan tanam paling pinggir.

Tahap selajutnya turunkan sider, roda berada tepat pada tali rapia dan paralon diisi dengan benih yang sudah di keringanginkan dengan menggunakan selongsong secara merata di pipa ± 2/3 dan setiap sampai di pinggir agar benih dicek di paralon. Cara menarik/menjalankan boleh mundur/maju, dengan penggerakan pelan-pelan saja dan pastikan benih sudah ada yang jatuh.

Hanya saja sistem Tabela juga masih memiliki kelemahan. Pemeliharaan atau perhatian harus lebih intensif terutama pada umur  1-2 minggu. Gulma juga menjadi lebih banyak sehingga penyiangan harus lebih sering dilakukan dengan gasrok.

Di lapangan penerapan sistem ini juga masih menghadapi berbagai permasalahan mulai dari petani yang belum secara optimal menerapkan prinsip budidaya tanam sehat, dengan penerapan teknologi PTT. Iklim dan curah hujan sulit diprediksi, dan berdampak berkembangnya beberapa OPT utama yaitu : tikus, blast dan tungro.

Sarana prasarana masih dirasakan kurang antara lain traktor untuk mempercepat pengolahan tanah dan sider (alat Tabela). Propitas juga belum optimal disebabkan  pada saat fase pembungaan terjadi hujan dan angin sehingga banyak tanaman yang rebah.
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)