Selasa, 25 Desember 2012

PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012)

Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012).

Persoalan membebaskan perempuan dan anak dari HIV/AIDS ini, kata Kabid Pengembangan Peranan Perempuan Pengurus Daerah Bali Tunas Indonesia Raya (TIDAR Bali), Erna Andriyani cukup menarik. Sebagai aktivis perempuan dalam sayap pemuda Partai Gerindra, Erna memberikan saran bahwa sebenarnya persoalan perempuan atau ibu rumah tangga khususnya, adalah hal yang penting untuk diperhatikan oleh semua pihak. Integrasi itu menurut Erna, adalah pemikiran dan tindakan semua organisasi baik LSM, parpol dan pemerintah, untuk bisa mengusung berbagai program tentang kesehatan ibu dan anak yang melandasi penyelamatan generasi di negeri ini. Tak terkecuali pekerjaan besar tentang penanggulangan virus HIV/AIDS.

“Kasus HIV/AIDS ini bukan hal yang biasa dan remeh, karena dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Bukan tidak mungkin yang harus dievaluasi bersama adalah cara pandang kita terhadap perempuan dan anak,” kata akitivis politik muda itu.

Kegelisahan Erna, berangkat dari mencermati data di beberapa media di Bali, yang ternyata angka kematian ibu di Kabupaten Buleleng mencapai 224 orang pada tahun ini dan itu dikarenakan terinfeksi HIV/AIDS. Tentu itu bukan hal yang tidak dapat disederhanakan tentunya.

Apapun kasus kematian itu, yang terpenting menurutnya  adalah akses kesehatan bagi perempuan. Bukan tidak mungkin kasus kematian ibu karena infeksi HIV/AIDS adalah dari pola hidup berpasangan yang tidak memiliki kesadaran untuk sehat. Sehat, tentu dalam arti yang luas. Misalkan, kata Erna, apa yang dilakukan oleh pasangan atau suami di luar rumah yang banyak tidak  terinformasi kepada pasangan perempuannya, yang ternyata bisa berdampak pada kesehatan perempuan itu sendiri. 

“Bisa jadi pasangan laki-laki 'jajan' di luar yang kemudian imbasnya tentu kepada perempuan,” katanya.
Tetapi, tentu hal ini bukan berarti untuk membuat perempuan menjadi paranoid terhadap suami atau pasangannya. Paling tidak, ada upaya preventif yang pusarannya adalah melakukan pendidikan perempuan tentang akses dan hak kesehatan.

Pun juga lagi-lagi akses kesehatan menjadi sorotan dari TIDAR Bali ini. Dari banyaknya Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) perempuan, selalu yang didapati adalah perempuan dengan tingkat ekonomi yang menengah ke bawah. Hal ini, dari pengamatan Erna saat sempat aktif melakukan pendampingan kelompok rentan perempuan di Surabaya dan di beberapa Kabupaten di Jawa Timur. Ia tak menampik di Bali pun juga masih sama. Belum ada akses kesehatan terhadap perempuan yang cukup signifikan dijadikan contoh dalam pemberdayaan perempuan. Tentunya, informasi dan segala sesuatu untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam kesehatan reproduksi, sangat penting.

“Paling-paling yang banyak melakukan dan aktif mendampingi kelompok perempuan untuk berdaya secara kesehatan adalah dari kelompok LSM. Saya melihat, pemerintah masih belum seberapa aktif,” katanya.
Sebagai anggota dari sayap politik partai, persoalan HIV/AIDS yang membuat kematian ibu meninggi tentu menjadi konsern organisasinya. Seperti dikatakan di awal, bahwa tidak bisa sendiri untuk memerangi HIV/AIDS. Maka, konsep yang terintegrasi menurut Erna, adalah bagaimana semua peran harus dikolaborasikan. Misalkan, untuk penyelamatan ibu dan anak adalah persoalan kaum muda sebagai agen perubahan. Yang mana, menurut Erna, bahwa kelompok kaum muda, sebenarnya adalah kelompok pengkampanye dan edukasi bagi ibu-ibu di teritorial manapun. Karena, seperti yang dibahas di awal, akses kesehatan tidak terlalu terjangkau bagi kaum ibu. Maka, imbuh Erna, tugas dan peran kelompok muda sebagai relawan yang sadar untuk merubah negeri ini harus diaktifkan.

 “Sekarang ini tidak perlu meyalahkan siapa untuk persoalan penyelamatan generasi. Walaupun negara bertanggung jawab penuh atas hak kesehatan perempuan. Tetapi paling tidak, menggunakan modal sosial untuk melakukan perubahan adalah hal yang lebih penting,” katanya.

Organisasi TIDAR, paling tidak sudah berkeyakinan untuk membangun kesadaran tentang akses dan hak kesehatan sebagai upaya preventif dalam penanggulang HIV/AIDS. Terutama kepada ibu dan anak, yang bukan tidak mungkin akan dilakukan dalam skup internal dan eksternal pada organisasi sayap Partai Gerindra itu. “Untuk isu perempuan dan anak, kami memang akan membangun komunikasi politik kepada internal partai kami. Sedangkan untuk perjuangan di wilayah eksternal, kami tentu juga memiliki program pendidikan sebaya. Dimana kekuatan kelompok muda dan perempuan akan membangun pembelajaran baru secara bersama-sama untuk upaya preventif dari hak kesehatan itu sendiri. Misalkan hak reproduksi, ini yang menjadi bagian terpenting. Termasuk penanggulangan HIV/AIDS merupakan bagian dari konsern kami, karena Bali memiliki angka ODHA yang tinggi. Maka, kami memiliki cara tersendiri untuk selalu memperjuangkan perempuan yang saat ini masih menjadi kelompok rentan di wilayah ini,” ujar Erna (beng)


Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)