Sampai saat ini, koperasi masih menjadi lembaga keuangan alternatif bagi anggota masyarakat yang ingin meningkatkan kesejahteraannya. Bukan hanya bagi masyarakat yang ada di desa, bahkan mereka yang ada di daerah perkotaan dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, koperasi menjadi tumpuan dalam meningkatkan kesejahteraan. Karyawan Garuda Indonesia, salah satunya. Mereka membentuk sebuah koperasi karyawan Garuda Indonesia Denpasar yang lebih dikenal dengan Kosigarden.
Ketua pengurus Kosigareden, IGN Alit Indradhyana, SE menceritakan, sebagai koperasi karyawan, Kosigarden saat didirikan tak langsung seperti saat ini. Semua berproses. Saat dibentuk pada 27 Juli 1993, Kosigarden hanya dirintis oleh beberapa orang karyawan teknik Garuda.
"Koperasi ini memulai dengan usaha jasa fotocopy. Anggotanya juga hanya orang-orang teknik Garuda. Setelah beberapa tahun barulah berkembang, anggotanya meluas hingga ke karyawan Garuda yang ada di Kota Denpasar," ungkapnya.
Sampai akhir 2011, Kosigarden telah memiliki 846 anggota yang terdiri atas karyawan Garuda, Gapura Angkasa dan juga GMFAA. Bidang usaha yang digeluti Kosigarden pun bervariasi, mulai yang bersifat internal berupa simpan pinjam dan pertokoan, hingga bidang usaha ekternal yakni mensuplai kebutuhan perusahaan induk.
Dua bidang usaha yakni simpan pinjam dan suplai kepada perusahaan induk ini menjadi bidang usaha yang memberikan kontribusi terbesar pada Kosigarden. Simpan pinjam menjadi primadona dari anggota. Sementara suplai barang ke perusahaan induk merupakan simbisosis mutualisme antara koperasi dan perusahaan.
“Perusahaan tentunya lebih memilih kami menyediakan kebutuhan mereka, karena akan berdampak pada kesejahteraan para karyawan," terang Alit Indradhyana.
Tak Perlu Tunai
Sementara itu untuk bidang usaha internal yakni pertokoan memang selama ini belum berkontribusi besar. Hanya saja keberadaannya cukup berarti bagi para anggota. Anggota yang memerlukan barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako lebih dimudahkan dengan keberadaan toko ini. Anggota koperasi tak perlu membawa uang tunai jika ingin berbelanja karena bisa dipotong langsung dari gaji setiap bulannya. Inilah sebabnya mengapa karyawan, para anggota memilih berbelanja di toko milik koperasi.
Demikian halnya dengan bidang usaha simpan pinjam diperuntukkan guna memberikan kemudahan bagi para anggota. Anggota yang melakukan pinjaman akan mendapatkan kemudahan karena setiap bulan angsuran akan dipotong dari gaji. "Anggota yang meminjam angsurannya akan dipotong tiap bulan dari gaji. Jadi mereka tidak perlu repot-repot datang dan mengantre untuk membayar angsuran," ujarnya.
Tak hanya itu. Jika dibandingkan meminjam uang di bank, para anggota koperasi Garuda Indonesia Denpasar ini lebih memilih meminjam uang di koperasi sendiri, karena Kosigarden menawarkan bunga yang lebih rendah. Bahkan pinjamannya bisa mencapai Rp 150 juta. Untuk anggota yang meminjam juga tak perlu repot-repot memikirkan agunan. SK saja telah cukup dijadikan sebagai jaminan. Di samping itu hasil yang didapat koperasi melalui usaha simpan pinjam juga akan dikembalikan kepada anggota.
"Koperasi ini tidak pure bisnis. Jadi orientasi kami dalam bekerja juga berbeda. Kami tak semata-mata hanya mencari keuntungan, tetapi bagaimana meningkatkan kesejahteraan anggota. Jadi berbeda dengan bank, dalam melayani anggota kami jauh lebih fleksibel," terangnya. (ayu)
KOLABORASI KEMBANGKAN SAYAP
MESKI telah berkembang dan berhasil mensejahterakan anggotanya, tak lantas membuat pengurus Kosigarden berpuas diri. Walau berawal dari sebuah koperasi karyawan, pengurus Kosigarden berkeinginan agar koperasi ini terus berkembang, dari sisi kualitas layanan maupun bidang usaha yang digeluti. Bahkan dalam beberapa tahun ke depan mereka berencana untuk berkolaborasi dan membentuk koperasi sekunder. Harapannya agar usaha yang dilakukan bisa memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat.
"Ke depan kami berencana untuk melakukan kolaborasi dengan pihak lain untuk kemudian membentuk koperasi sekunder. Jika memungkinkan, kami juga berencana untuk memperluas keanggotaan dengan harapan mampu mensejahterakan masyarakat lebih luas sesuai dengan prinsip dasar koperasi," ujar ketua pengurus Kosigareden, IGN Alit Indradhyana.
Tak hanya berfokus dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sebagai bagian dari masyarakat sosial, Kosigarden juga memiliki kepedulian terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat sekitar. Dalam beberapa kesempatan mereka melakukan berbagai kegiatan sosial seperti kunjungan dan pemberian sumbangan ke panti asuhan dan panti jompo. (ayu)