Sabtu, 31 Maret 2012

MANAJER KOPERASI PERLU SERTIFIKASI? (Edisi III/2012)

Banyak usaha di Indonesia yang tidak tangguh menghadapi terpaan krisis ekonomi. Isu politik, kerusuhan, dan bencana kerap mengancam perekonomian bangsa. Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia, selama ini terbukti lebih tangguh dan mampu bertahan menghadapi berbagai situasi ekonomi dibandingkan badan usaha lain. Potensi koperasi ini membuat pemerintah terus berupaya meningkatkan kemampuan koperasi terutama dari sisi kualitas sumber daya manusia (SDM), sehingga mampu bersaing dalam perekonomian global.

Dalam meningkatkan daya saing koperasi, sertifikasi manajer koperasi, merupakan langkah yang diupayakan pemerintah. Sertifikasi, meningkatkan kompetensi para pengelola koperasi. Selanjutnya, diharapkan berdampak positif pada kualitas koperasi yang dikelola. Penerapan sertifikasi kompetensi SDM ini diberlakukan kepada pengelola koperasi jasa keuangan atau koperasi simpan pinjam.

R. Saefurrokhman, Fasilitator Lembaga Diklat Profesi (LDP) Unisla, menyebut  sertifikasi sangat penting dilakukan. Sertifikasi meningkatkan kompetensi para direktur ataupun manajer koperasi, sehingga mampu bersaing dalam pasar global tahun 2015. Kompetensi dari pengelola koperasi, dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat kompetensi.

Untuk mendapatkan sertifikat kompetensi, seseorang harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi sesuai dengan jabatannya, berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Koperasi Jasa Keuangan (SKKNI-KJK/KSP). Sertifikasi diselenggarakan oleh lembaga diklat profesi jasa keuangan.
Seorang pengelola koperasi yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan, selanjutnya bisa mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi profesi jasa keuangan yang telah berlisensi. Lembaga ini juga yang berhak menerbitkan sertifikat kompetensi bagi para pengelola koperasi.

"Ada berbagai tingkatan diklat.  Tergantung pada jabatan yang dimiliki oleh seorang pengelola koperasi. Idealnya diklat dilaksanakan selama 11 hari. Bagi direktur dan manajer, diklat dipadatkan jadi 4 hari. Ini dengan pertimbangan para direktur dan manajer telah memahami dengan baik seluk-beluk perkoperasian," ujar pria yang akrab disapa Asep ini.

Bukti Kompetensi


Pelaksanaan diklat ini juga untuk memenuhi aturan yang dituangkan dalam peraturan Menteri Negara Koperasi dan UMKM nomor : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, pasal 11 ayat 10.

Dalam aturan ini pengelola wajib memenuhi beberapa persyaratan :
Pertama, memiliki kemampuan yang dibuktikan dengan pelatihan simpan pinjam atau pernah magang dalam usaha simpan pinjam yang berwawasan perkoperasian.

Kedua, memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik, yaitu memiliki keahlian dalam pengelolaan usaha simpan pinjam, yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat standar kompetensi pengelola usaha simpan pinjam.

Diungkapkan sebisa mungkin setiap manajer dan direktur yang mengelola koperasi memiliki sertifikat sertifikasi. Bahkan para pengelola yang sudah berpendidikan S-2 maupun S-3 juga harus turut serta diklat dan uji kompetensi. Asep mengungkapkan ini perlu dilakukan karena ilmu tentang koperasi merupakan ilmu khusus yang tak cukup dipelajari di bangku kuliah saja. Karenanya diperlukan diklat khusus guna meningkatkan kompetensi para pengelola.

"Direktur ataupun manajer baik yang sudah S-2 maupun S-3, tetap harus ikut diklat. Ilmu tentang koperasi itu sifatnya khusus. Yang ikut diklat juga tidak sembarangan. Penilaian siapa yang akan diikutsertakan diklat dilakukan internal koperasi, tetapi pasti yang dipilih mereka yang telah berpengalaman sehingga nantinya mampu meningkatkan kinerja koperasi sehingga koperasi semakin maju," ujarnya. (ayu)


EVALUASI EFEKTIVITAS PROGRAM

MESKI dinilai menjadi  sarana dalam meningkatkan kompetansi, sertifikasi SDM koperasi diakui masih perlu penyempurnaan. R. Saefurrokhman, Fasilitator Lembaga Diklat Profesi (LDP) Unisla menilai, idealnya setiap tiga bulan ada laporan dari LDP tentang kinerja koperasi yang para pengurusnya telah bersertifikasi.

Ini dilakukan untuk memantau kinerja para pengelola dan sebagai evaluasi keefektivan program, di samping untuk menemukan kelemahan program. Ini penting untuk dicarikan solusinya. “Program ini diharapkan bisa meningkatkan kompetensi pengelola koperasi. Para pengelola koperasi harus diubah perilakunya sehingga tidak terus-menerus bergantung pada batuan pemerintah. Koperasi harus tumbuh mandiri sesuai dengan prinsip-prinsip dasar koperasi,” ujarnya.

Faktor internal seperti perilaku pengurus serta kurangnya kompetensi yang dimiliki dinilai sebagai salah satu penyebab munculnya koperasi-koperasi yang tidak sehat. Karena itu untuk menciptakan koperasi yang sehat maka perlu dilakukan perbaikan dari dalam. Perbaikan perlu dilakukan jika koperasi ingin mampu bersaing dalam persaingan global termasuk dengan bentuk usaha jasa keuangan lainnya.

“Pada prinsipnya koperasi bisa dikategorikan menjadi tiga yakni koperasi sejati, pedati dan merpati. Koperasi sejati yakni koperasi yang akan selalu berjuang dan bekerja dengan ataupun tanpa bantuan pemerintah. Mereka akan sekuat tenaga bekerja keras demi kemajuan koperasi dan kesejahteraan masyarakat dan anggota,” terangnya.

Sementara itu koperasi pedati yakni yang selalu perlu didorong dengan berbagai bantuan pemerintah. Jika tidak ada bantuan, mereka cenderung tidak bergerak. Dan yang terakhir koperasi merpati, yakni koperasi yang hanya muncul karena tertarik dengan program bantuan pemerintah. Saat bantuan telah habis, mereka menghilang. (ayu)
Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)