Koperasi sejatinya memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan pilar dalam mengembangkan potensi perekonomian masyarakat. Hanya saja selama ini potensi itu belum dikembangkan secara optimal, bahkan belum dilihat sebagai sebuah potensi.
Melihat hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan agroekoturisme melalui koperasi di Provinsi Bali mulai 30 Mei hingga Juni 2012. Pesertanya terdiri atas para pembina koperasi baik kabupaten maupun provinsi serta pengurus beberapa koperasi yang berasal dari Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Asisten Deputi Urusan Penelitian Koperasi, Drs. Syamsuddin, MM menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengembangkan koperasi sehingga mampu menggarap potensi yang ada di wilayahnya. Agroekotorisme dipilih sesuai dengan kesepakatan empat kepala negara yakni Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina untuk mengembangkan sektor pertanian dan pariwisata secara bersama-sama.
Tak hanya itu. Menurutnya dalam UU No.10 tahun 2008 tentang kepariwisataan terdapat banyak pasal yang memberikan kesempatan kepada koperasi maupun UMKM untuk turut serta bergerak dalam bidang pariwisata. Inilah yang dilihat sebagai suatu potensi besar yang seharusnya bisa dimanfaatkan koperasi.
“Dalam UU No.10 Tahun 2008 tentang Kepariwisataan, banyak pasal yang memberikan peluang bagi koperasi dan UMKM untuk turut serta baik sebagai pengelola objek maupun dalam usaha penunjang seperti dalam bidang transportasi, akomodasi maupun souvenir. Sayangnya, di Indonesia ini baru sedikit koperasi yang menggarapnya dan di Bali termasuk yang paling banyak,” ungkapnya.
Apa yang diberikan dalam kegiatan ini merupakan program rintisan yang selanjutnya akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Akan tetapi pengembangan yang dilakukan tiap daerah berbeda tergantung potensi yang dimiliki oleh tiap daerah.
Hanya saja diakui pengembangan ini bukanlah sesuatu yang mudah, mengingat sampai saat ini modal masih menjadi kendala utama. Untuk bergerak dalam industri pariwisata, diperlukan dukungan SDM yang memadai karenanya diakuai kualitas SDM masih menjadi kendala sampai saat ini.
Pengembangan pariwisata termasuk agroekoturisme, tak mungkin dilakukan dan berjalan sendiri. Diperlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektor yang saling menunjang satu sama lain. “Pengembangan agroekoturisme tentu memerlukan dukungan semua pihak, perlu promosi yang baik, akses jalan yang bagus termasuk kondisi keamanan yang kondusif,” jelasnya. (ayu)