Kamis, 29 November 2012

MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)

Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi apakah juga terinfeksi HIV/AIDS.

Awalnya, Maret 2012, ibu yang tinggal di sebuah desa di Kabupaten Badung ini memeriksakan kehamilannya kepada bidan di desa. Bidan tak bisa melakukan pemeriksaan langsung pada saat itu.  Awal yang dilakukan bidan adalah melakukan anamnesa, salah satu metode menggali riwayat ibu hamil dengan bercerita yang kemudian dijadikan analisis untuk simpulan sementara dari identifikasi awalnya.
Sang bidan mengenal secara langsung kondisi rumah tangga si ibu karena memang sama-sama tinggal dalam satu desa.  Begitu juga pola pekerjaan suami yang ternyata membuat bidan di desa ini untuk memutuskan agar si ibu memeriksakan kehamilannya di RSUD Badung.

Ternyata, analisis ini begitu penting hingga mengantar sang ibu yang hamil itu untuk memeriksakan secara komprehensif tentang dirinya. Bulan April 2012, si ibu ini beranjak  di RSUD Badung dengan membawa hasil laporan anamnesa dari bidan. Si ibu kemudian menginjakkan kakinya ke klinik Voluntary Counselling and Testing (VCT) yang juga menjadi bagian dari RSUD Badung. Pemeriksaan darah pun dilakukan, dan memang positif bahwa si ibu hamil tersebut terinfeksi HIV/AIDS.

Mengetahui Ibu hamil dengan status ODHA, pihak VCT memindahkan si ibu ke klinik unit Program Preventif Mother to Child Transmision (PMTCT) yang juga berada di RSUD Badung. Tak hanya dengan bidan di desa, ibu hamil dengan ODHA ini juga tak segan menceritakan apapun tentang dirinya. Menurut Kepala Seksi Rekam Medik dan Humas RSUD Badung, dr. Eka Prasta, tak mudah biasanya ibu hamil ODHA bisa menceritakan dengan enak tentang dirinya dan keluarganya atau rumah tangganya. “Lain dengan ibu yang satu ini,” katanya.

Seperti dituturkan dr. Eka, ibu ini tak didapati perasaan kaget dan shock saat mengetahui dirinya ODHA. Sepertinya ibu ini sudah siap dengan keadaan yang akan terjadi. “Tidak terlalu terlihat sikap depresinya. Seperti sudah siap dengan apapun yang terjadi,” ujar dr. Eka. Bisa jadi, ibu rumah tangga ini sudah mengetahui banyak hal tentang AIDS dari proses awal di bidan hingga di klinik VCT dan PMTCT.
Ketegarannya itu yang membuat ibu hamil ODHA ini lebih konstruktif dalam usaha sebelum persalinan. Dari rekam pasien di klinik unit PMTCT, ibu tersebut tak pernah terlambat untuk melakukan kunjungan kontrol di rumah sakit. Dan selalu aktif untuk meminta obat antiretroviral (ARV). Obat ini yang menggabungkan tiga macam obat untuk penyembuhan AIDS. Manfaat dari obat ini tak lain diantaranya menurunkan angka kematian berkaitan dengan infeksi HIV. Selebihnya tentu saja untuk menurunkan angka perawatan di rumah sakit terkait ODHA, menekan jumlah virus HIV di darah, dan memulihkan kembali kekebalan tubuh yang menurun.

Manfaat yang juga penting bagi mereka yang minum obat ARV secara teratur adalah risiko menularkan kepada orang lain menjadi amat kecil. Pengetahuan inilah yang didapatkan ibu hamil ODHA dari RSUD Badung itu, sehingga menyemangati agar tak tertular pada bayi yang dikandungnya.

Ibu tersebut, kata dr. Eka,  rajin berkunjung ke klinik PMTCT sebelum obat ARV-nya habis. Karena pihak rumah sakit memberikannya hanya 30 butir dalam sebulan. “Biasanya, sebelum 30 butir itu habis, beliau si ibu hamil itu sudah datang berkunjung dan meminta obat ARV,” katanya.

Obat ini, kata dr. Eka memang diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Karena obat ini adalah bagian dari bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan yang didistribusikan kepada rumah sakit. “Jadi, kami tidak bisa memungut biaya sepeserpun untuk obat ini, karena ini hak dari pasien ODHA,” katanya.

Komunikasi Efektif

Pada penanganan ibu hamil ODHA, kata dr. Eka, tidak spesifik berbeda dengan ibu hamil lainnya. Ternyata melayani ibu hamil ODHA sama dengan ibu hamil pada umumnya. Hanya saja, penekanannya pada konseling psikologis dan cara komunikasi yang efektif. Layak saja, kemudian, petugas PMTCT-RSUD Badung aktif melakukan pelatihan khusus bagi tim operasionalnya.

PMTCT-RSUD Badung didirikan pada 2010 lalu. Ada sekitar 9 orang di dalam tim PMTCT-RSUD Badung yang unsurnya adalah bidan dan dokter. Ditambah lagi satu orang dokter obgyn seperti dr. Ida Bagus Widi Ariana yang menolong persalinan ibu dengan ODHA tersebut.

Saat ini, ada sekitar 6 orang ibu hamil ODHA yang sedang melakukan terapi di klinik PMTCT-RSUD Badung ini. Klinik PMTCT yang berukuran sekitar 5X5 meter dengan cat warna kuning itu ternyata juga aktif dikunjungi oleh 6 orang ibu hamil ODHA tersebut. Sungguh para ibu yang sadar tentunya. 
Sedangkan bayi yang sudah dilahirkan oleh ibu yang sempat diceritakan di awal, kondisinya menurut dr. Eka sehat.

“Bayi itu sehat sejak dalam kandungan dan saat melahirkan. Jantungnya bagus dan normal. Tiga hari setelah persalinan kami perbolehkan ibu tersebut pulang dengan bayinya. Hanya saja kami berpesan jangan disusui dengan ASI dan memandikan bayinya jangan sampai kulitnya lecet,” katanya.
Kondisi bayi yang normal, tentu saja juga harus terpantau oleh PMTCT-RSUD Badung. Dokter Ida Bagus Widi Ariana, melalui dr. Eka akan menunggu bayi selama 18 bulan untuk kemudian menyimpulkan lagi apakah bayi tersebut juga terinfeksi atau tidak. Upaya layanan itulah yang menjadi fokus perhatian PMTCT-RSUD Badung saat ini.

Alasan kenapa harus 18 bulan, dr. Eka menjelaskan bahwa secara teoritis peredaran darah si bayi sudah tidak bercampur lagi dengan darah si ibu. Dari usia ini, barulah bisa disimpulkan lebih dalam apakah bayi terinfeksi atau tidak. “Kalau masa persalinan awal, bisa dikatakan bayi akan terinfeksi karena pertautan tali pusar yang masih sedarah dengan ibu. Tetapi evaluasi menyeluruh kepada bayi akan disimpulkan pada usia 18 bulan itu,” katanya.

Semangat para ibu, itu tentu memberikan arti lain dari cerita horor oleh banyak media. Tentu, harapannya akan bisa menerobos menjadi pilihan harapan. Bahwa ibu hamil ternyata memiliki risiko yang awalnya selalu mempergunjingkan waria, pekerja seks ataupun kelompok gay sebagai kelompok yang rentan. Tentu menjadi pemikiran lain dari kasus di Badung ini. Siapapun bisa terinfeksi dan positif ODHA. Maka, pilihannya mencegah dan berhati-hati dengan pola hidup. Dan bagi ODHA akan selalu mendapatkan tempat sebagai manusia yang sama untuk dilayani dengan fasilitas kesehatan. (beng)






Bagikan

SAJIAN TERBARU LAINNYA

  • SEBUAH PERAYAAN SEKADAR “ NGE-POP” (Edisi II/2013)Valentine Day menyimpan banyak pertanyaan  tentang nilai. Kali ini seorang budayawan  membedah arti perayaan Valentine Day, untuk menjadi renungan banyak orang. Tentu segalanya agar tak terkesan latah dalam berbudaya. Redaksi memilih seorang budayawan yang cukup tajam dalam pengamatan dan...(more)
  • MENEMUKAN VALENTINE YANG LEBIH UNIVERSAL (Edisi II/2013) Martir itu bernama Santo Valentinus. Ia menggoreskan pesan tentang keyakinannya pada kasih sayang, saat detik-detik sebelum hukuman mati dilaksanakan. "Dari Valentinusmu," tulisnya. Valentinus secara sadar melanggar larangan menikah yang digariskan oleh Raja Roma Claudius II (zaman itu raja...(more)
  • KASIH SAYANG SEPANJANG ZAMAN (Edisi II/2012) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE ...(more)
  • BISNIS KASIH SAYANG ALA PANTAI KUTA (Edisi II/2013)Valentine Day yang menembus hampir semua usia, semua lapisan dan pelosok sebagai Hari Kasih Sayang, juga dirasakan merambah dunia pariwisata. Dunia pelancongan ini memang dikenal toleran terhadap sesuatu yang  baru termasuk budaya popular. Begitu juga bisnis akomodasi wisata di Bali. Bali,...(more)
  • DESA ADAT SEBAIKNYA PASIF (Edisi I/2013)Semarak Tahun Baru 2013 di Bali, tentu tak bisa dihindari. Berbagai niat dan ekspresi kegembiraan selalu mewarnai. Ada perbedaan tentunya dengan Tahun Baru Caka yang menjadi tradisi masyarakat Hindu Bali pada momen ini. Hampir seluruh kegembiraan yang rutin dalam pergantian tahun selalu ditandai...(more)
  • PERGANTIAN TAHUN MENJELANG, UANG BERPUTAR KENCANG (Edisi I/2013)Bali masih menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan. Apalagi di momen menjelang pergantian tahun, selalu menjadi wisata menarik dengan berbagai suguhannya. Terbukti dari tahun ke tahun, selalu saja wisatawan nusantara maupun dunia mendambakan pemandangan tersendiri di Pulau Dewata ini. Tak...(more)
  • MEMBERI MAKNA PADA PERGANTIAN TAHUN (Edisi I/2013)Pergantian tahun atau yang lazim disebut tahun baru, bagi tiap daerah dirayakan dan dimaknai dengan tradisi sendiri. Pun masyarakat Bali demikian adanya, ketika Tahun Baru Caka, datang. Tiap daerah memiliki tradisi berbeda secara ritual maupun spiritualnya. Ida Pedanda Gede Telaga, salah seorang...(more)
  • POSKO TAHUN BARU MARAK Bermanfaat atau Berlebih? (Edisi I/2013)Perayaan penghujung tahun tentu sah-sah saja. Pesta dan perayaan kecil memang selalu terlihat berulang mewarnai tutup tahun dan menyambut datangnya tahun baru. Ada rona kemeriahan dan kegembiraan di setiap sudut kota dan di banjar-banjar.  Kewajaran berpesta diamini oleh seorang aktivis muda...(more)
  • URUSAN PEREMPUAN, URUSAN SEMUA LINI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS 2012) tengah melansir isu besar yang menjadi fokus utama dewasa ini -- perempuan dan anak. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti, tema HAS tersebut sangat beralasan. “Data dari nasional hingga daerah, semua mendapati  bahwa kasus...(more)
  • UJICOBA TERAPI AIDS DENGAN REKAYASA GENETIKA (Edisi XII/2012)Penyakit HIV-AIDS hingga kini tetap belum dapat disembuhkan. Terapi kombinasi obat-obatan memang secara medis dapat mengendalikan serangan penyakit AIDS, namun efeknya hanya untuk memperpanjang umur penderita. Kini sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat melakukan uji coba pengobatan HIV-AIDS...(more)
  • PERAN KAUM MUDA CUKUP SIGNIFIKAN (Edisi XII/2012) Persoalan perempuan dan anak tak bisa dipecahkan sendiri. Semua pihak berkepentingan untuk menyelamatkan generasi. Dan isu HIV/AIDS adalah bagian penting yang terintegrasi dari kehidupan sosial perempuan dan anak. Begitu juga yang didengungkan dalam tema Hari AIDS Sedunia (HAS 2012). Persoalan...(more)
  • SINERGI BERBAGI PERAN ADALAH KUNCI (Edisi XII/2012)Hari AIDS Sedunia (HAS), diperingati setiap tahun oleh seluruh negara. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tengah menyiapkan rangkaian HAS dengan berbagai hal. Buku pedoman pun tengah dilansir melalui Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak Republik...(more)
  • MENCEGAH DAN MENGENDALIKAN BERSAMA (Edisi XI/2012)Data statistik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) tentang kasus HIV/AIDS di Indonesia  menunjukkan secara komulatif kasus ini per 1 April 1987 hingga 30 Juni 2012 memiliki total jumlah yang terinfeksi di Indonesia sebanyak 86.762 orang. Sedangkan yang sudah dalam tahapan AIDS di Indonesia,...(more)
  • MENGELOLA RISIKO DENGAN POSITIF DAN KONSTRUKTIF (Edisi XI/2012)Awal Oktober lalu, RSUD Badung menolong persalinan ibu yang teridentifikasi ODHA. Ibu rumah tangga berusia 30-an tahun itu, melahirkan bayinya dengan operasi caesar yang disarankan oleh dokter. Tak ada kelainan fisik apapun pada bayi. Hanya saja menunggu 18 bulan lagi untuk mengetahui sang bayi...(more)
  • SUARA ODHA MENOLAK DISKRIMINASI (Edisi XI/2012)Lika-liku, penuh kenangan. Kesedihan berubah menjadi kebanggaan adalah kemungkinan yang ditasbihkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Itulah perjuangan yang sedang diyakini oleh kelompok ODHA saat ini. Penuh harapan dan selalu ingin mengubah keadaan yang membanggakan. Seperti yang dialami AR...(more)
  • Mengenang Komitmen Sanur MENITI HIDUP LEBIH BAIK (Edisi XI/2012)Perhelatan besar di dunia internasional setiap tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS sedunia. Hari itu mengajak warga dunia untuk menorehkan kembali tentang kumpulan dari segala penyakit yang mempengaruhi tubuh manusia, dimana sistem kekebalan tubuh melemah dan tidak dapat merespon sesuai...(more)
  • “TIDAK PAS UNTUK BALI” (Edisi X/2012)Semakin menjamurnya tempat hiburan malam di wilayah Bali, di satu sisi memang memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Perputaran uang dari bisnis ini lumayan tinggi. Namun bagi pengamat ekonomi Gede Made Sadguna, keberadaan tempat-tempat hiburan tersebut tidak seharusnya...(more)
  • SEDAPNYA ATMOSFER DUNIA MALAM (Edisi X/2012) Sinar laser beragam warna beradu, menusuk setiap sudut ruang. Tubuh-tubuh yang bergerak ritmis, seolah berbalut busana warna-warni. Musik berdentum kuat hingga menggetarkan dada. Atmosfer ruangan menebar aroma alkohol . Perempuan bertubuh seksi sensual bergerak ritmis menggoyang badan. Wow...(more)
  • “DI BALIK PIRINGAN HITAM” (Edisi X/2012)Diskotek dan tempat clubbing, tidak lepas dari “pawang” piringan hitam yang dikenal  disc jockey (DJ). Disc jockey atau joki cakram yang kerap juga disebut hanya deejay adalah seseorang yang terampil memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang telah direkam sebelumnya. Media hasil...(more)
  • KETIKA HARGA SEMBAKO MELANGIT (Edisi IX/2012)Ketika harga bahan-bahan kebutuhan pokok melangit jelang Hari Raya Idul Fitri dan Galungan, Agustus lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) se-Bali tidak tinggal diam. Pasar murah digelar serentak di 35 desa di seluruh Bali.  Ni Made Wenten tampak agak kelelahan membawa satu karung kecil beras...(more)